22 Hari Disandera KKB, Ini Kendala Membebaskan Pilot Susi Air Philips Max
Merdeka.com - Upaya negosiasi yang menjadi langkah TNI-Polri dalam pembebasan Pilot Susi Air, kapten Philips Max Martheins, tak kunjung berhasil. Lantaran posisi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), berpindah-pindah lokasi.
"Dua puluh dua hari penyanderaan kapten Philips Max Martheins, tim gabungan terus berupaya mencari keberadaan pilot asal Selandia Baru tersebut. Hingga kini langkah negosiasi yang dijadikan opsi utama dalam pembebasan kapten Philips belum juga berhasil," ujar Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, Rabu (1/3).
TNI menyebut hingga kini tim gabungan masih terus berusaha membebaskan kapten Philips. Tim gabungan mengalami kesulitan karena kelompok KKB Egianus Kogoya selalu berpindah-pindah.
“Mereka (KKB) terus berpindah-pindah tempat tapi yang jelas mereka sudah tidak di Distrik Paro lagi,” ucap Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Saat ini pihak Selandia baru belum ada kebijakan khusus terkait upaya membantu pembebasan warga negara Selandia Baru tersebut.
“Hingga saat ini pemerintah New Zealand belum ada kebijakan khusus untuk membantu pembebasan Kapten Philips, misalnya kita dulu waktu ada WNI di sandera di Filipina atau di Somalia negara kita ada upaya membantu pembebasan, sampai saat ini mereka belum ada kebijakan itu," ungkap Pangdam XVII Cenderawasih.
Tim Negosiasi Masih Berdialog
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengaku tim negosiasi yang diutus pemerintah daerah Kabupaten Nduga telah bertemu dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya. Hasil negosiasi Egianus meminta tebusan sejumlah uang, amunisi dan senjata api.
"Kami sudah dapat informasi dari tim negosiasi, mereka (KKB) meminta tebusan berupa amunisi, senjata dan sejumlah uang," tutur dia.
Menurut Fakhiri, polisi hingga kini masih terus melakukan negosiasi terkait permintaan KKB tersebut. "Yang utama kan keselamatan pilot, namun kita juga masih berupaya melakukan pendekatan persuasif, nanti bila batas waktunya dan mereka belum mau menyerah, maka kita tentunya akan melakukan penindakan hukum sesuai dengan aturan yang ada," kata dia.
Dua juga menegaskan bila tim gabungan TNI-Polri saat ini sudah menguasai sebagian besar daerah di Kabupaten Nduga.
"Sebagian besar daerah di Nduga sudah kita kuasai dan KKB Egianus ini kami duga sudah keluar dari wilayah Nduga namun sudah kita ketahui, teman-teman harap bersabar, nanti akan kita sampaikan bila sudah waktunya," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI masih terus berupaya membebaskan Philips dengan mengendepankan upaya negosiasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah bersama TNI dan Polri memilih mengedepankan negosiasi dalam membebarkan Pilot Susi Air agar tidak ada warga sipil yang menjadi korban.
Baca SelengkapnyaKapten Philips dikelilingi pasukan OPM bersenjata lengkap berbicara di video berdurasi satu menit 43 detik
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Semua pihak saat ini masih berupaya mencoba membebaskan Kapten Philip
Baca SelengkapnyaPimpinan KKB Egianus Kogoya menyebut, pemerintah Indonesia sedang mengerahkan pasukan militer dalam melakukan misi pembebasan kapten Philips Mark Marthens
Baca SelengkapnyaPengakuan Egianus pengerahan pasukan militer Indonesia dalam misi pembebasan Kapten Philips Mark Marthens melalui jalur udara
Baca SelengkapnyaSatgas menyebut, saat ini Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge terus melakukan negosiasi dengan Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaPenerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.
Baca SelengkapnyaCaptain Philips nampak terlihat menggunakan jaket panjang berwarna hitam.
Baca Selengkapnya