Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

2017, Hubungan TNI-Polri kembali panas gara-gara isu 5000 senpi ilegal

2017, Hubungan TNI-Polri kembali panas gara-gara isu 5000 senpi ilegal Wiranto konpers terkait polemik senjata. ©2017 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Hubungan TNI-Polri sempat memanas di penghujung tahun 2017. Bagaimana tidak, Jenderal Gatot Nurmantyo yang saat itu masih menjabat sebagai Panglima TNI mengungkap akan adanya 5000 senpi masuk ke dalam negeri. Namun, secara ilegal.

Hal itu diungkap Gatot dalam acara silaturahmi purnawirawan TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9) lalu.

Informasi tersebut diakui Gatot didapat dari intelijen.

Pernyataan Gatot itu berbuntut panjang. Sebab, jika membicarakan soal impor senjata, maka ada sejumlah pihak yang terseret. Seperti, Kementerian Pertahanan yang notabenenya bertugas menjaga pertahanan RI dari ancaman yang datang baik dalam maupun luar.

Kemudian, jika membahas senjata api, praktis ada Badan Intelijen Nasional (BIN) serta aparatur negara Korps Bhayangkara dan TNI. Serta tidak lupa, Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) yang mengkoordinirnya.

Awal isu ini dilempar, Menkopolhukam Wiranto langsung angkat bicara. Ia membantah ucapan Gatot. Tapi meralatnya. Ia membenarkan ada impor senjata, tapi hanya 500 pucuk dan diperuntukkan bagi BIN.

Prosedur pembelian senjata api pun dikatakan Wiranto tidak perlu seizin Presiden Joko Widodo.

"Prosedur pembelian senjata pada jenis seperti ini secara spesifik tidak perlu kebijakan Presiden secara khusus. Tidak perlu libatkan Presiden," jelasnya di Kantor Kemenkopolhukam, Minggu (24/9).

Wiranto menegaskan, karena senjata api yang dipakai personel BIN bukan berstandar militer, maka pembeliannya pun tak perlu sepengetahuan atau seizin TNI.

Tak hanya Wiranto, telinga Menhan Ryamizard Ryacudu ikut dibuat panas oleh ucapan Jenderal Gatot.

Senada dengan Wiranto, Menhan menegaskan jika 500 tepatnya 521 pucuk senjata api yang dibeli diperuntukkan bagi BIN, lengkap dengan 72.750 butir pelurunya.

Pembelian senpi itu resmi dari PT Pindad yang kemudian dikirim ke Kemenhan pada Mei 2017 silam. Saking kesalnya, Menhan menegaskan siap digantung jika akibat bergulirnya isu ini berdampak negatif terhadap pertahanan NKRI.

"Menhan itu mengurusi pertahanan negara. Kalau pertahanan negara jelek, itu yang tanggung jawab saya, yang digantung saya kok. Bukan siapa-siapa," tegasnya.

Ucapan Jenderal Gatot ini sempat menjadi polemik sepanjang bulan September-Oktober 2017. Mulai dari Menhan, Menkopolhukam, DPR, Eks Wapres Try Sutrisno hingga Presiden mengomentarinya.

Mendapat banyak cibiran, Jenderal Gatot sempat meralat ucapannya. Ia mengatakan soal 5000 senpi ilegal belum terjadi. Baru akan...

Informasi itu juga tidak ia dapatkan dari intelijen.

Informasi intelijen, kata Gatot, harus terpenuhi formulasi menyangkut identitas pelaku, apa yang dilakukan, kapan melakukan, dimana, bagaimana dan mengapa.

"Yang kemarin saya sampaikan hanya akan, belum terjadi kan. Maka belum terjadi," ujar Gatot di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/9).

Gatot mengklaim telah mengantongi data intelijen yang akurat soal pembelian senjata api tersebut. Akan tetapi, informasi itu hanya boleh disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

Belum tuntas polemik itu, khalayak kembali dikejutkan dengan tertahannya 280 pucuk senpi dan sekitar 6000 butir peluru di Gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno-Hatta.

Usut punya usut, ratusan senpi dan ribuan peluru itu milik Korps Brimob Polri. Senjata yang diimpor dari Bulgaria itu disebut-sebut akan digunakan personel yang bertugas di Papua dan Poso.

Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail menegaskan Polri sudah 3 kali melakukan pemesanan serupa, yakni 2015, 2016 dan 2017.

Senjata berjenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40x46 mm itu diklaim Murad tidak berstandar militer namun tetap dapat melumpuhkan. Ratusan pucuk senjata itu dikemas dalam 28 boks dengan berat total 2.212 kg.

Kisruh kembali terjadi. Polri disebut-sebut mengimpor senjata secara ilegal. Namun, kabar itu terpatahkan. Hasilnya, SAGL bukan tertahan, melainkan hanya dilakukan pengecekan antara dokumen dan fisik oleh pihak terkait.

Setelah itu, tidak ada masalah lagi.

Akhirnya, untuk mencegah terjadi hal serupa. Menkopolhukam memutuskan membuat aturan tunggal terkait pengadaan senjata.

"Maka segara akan dilakukan pengkajian dan penataan ulang tentang regulasi tersebut tentang pengaturan senjata api sampai dengan kebijakan tunggal, sehingga tidak membingungkan institusi yang memang menggunakan senjata api," tegas Wiranto, Jumat (6/10).

Keputusan tersebut diambil setelah dilakukan koordinasi dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala BIN Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Direktur Bea Cukai Heru Pambudi dan Direktur Pindad Abraham Mouse.

Dengan ini, Wiranto meminta kepada seluruh institusi dan juga masyarakat untuk tidak memperkeruh suasana kembali.

"Selanjutnya yang terpenting adalah kami mohon kepada institusi negara maupun masyarakat untuk memahami hal ini. Dan tidak lagi dikembangkan di ruang publik. Hal yang kurang jelas tentu bisa ditanyakan kepada institusi terkait," tutupnya.

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Uang Lauk Pauk Prajurit TNI Sudah Naik per 1 Januari 2024, Segini Besarannya

Uang Lauk Pauk Prajurit TNI Sudah Naik per 1 Januari 2024, Segini Besarannya

Kepastian kenaikan tunjangan uang lauk pauk prajurit itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Curhat Prajurit TNI Adiknya 6 Kali Gagal jadi Polisi, Kapolri 'Persiapkan Biar Enggak Bikin Malu'

Curhat Prajurit TNI Adiknya 6 Kali Gagal jadi Polisi, Kapolri 'Persiapkan Biar Enggak Bikin Malu'

Curhat berujung manis, adik prajurit TNI dijanjikan lulus oleh Kapolri usai gagal berkali-kali. Begini informasinya.

Baca Selengkapnya
Prajurit TNI ini Bangga Anaknya jadi Polisi, Saking Bahagianya Seragam Sang Putra Dijaga di Bawah Pohon

Prajurit TNI ini Bangga Anaknya jadi Polisi, Saking Bahagianya Seragam Sang Putra Dijaga di Bawah Pohon

Seorang prajurit TNI AD bangga saat menghadiri pelantikan putranya menjadi anggota Polri, ia sampai menjaga seragam sang anak sambil duduk di bawah pohon.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Prajurit TNI Meninggal usai Tabrak Lari, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri usai Buron

Kasus Prajurit TNI Meninggal usai Tabrak Lari, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri usai Buron

Diduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.

Baca Selengkapnya
Tak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse

Tak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse

Rambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.

Baca Selengkapnya
Pesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024

Pesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024

Kasad meminta jika ada prajurit yang tidak netral untuk segera melaporkan ke institusi TNI.

Baca Selengkapnya
Perencanaan Prabowo Gegabah, Ganjar Pranowo: Saya Tidak Rela Mereka Mati Sia-Sia

Perencanaan Prabowo Gegabah, Ganjar Pranowo: Saya Tidak Rela Mereka Mati Sia-Sia

Ganjar mengungkapkan kebijakan impor alutsista bekas mempunyai risiko besar bagi sistem pertahanan dan keamanan nasional.

Baca Selengkapnya
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Polisi & TNI Susuri Hutan dengan Jalan Terjal 11 Jam Demi Kawal Kotak Suara

Perjuangan Polisi & TNI Susuri Hutan dengan Jalan Terjal 11 Jam Demi Kawal Kotak Suara

Begini potret perjuangan personel TNI-Polri susuri hutan demi mengawal kotak suara Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya