16 Tahun tak kunjung selesai, benarkah patung GWK salah arah tempat?
Merdeka.com - Tokoh spiritual Bali, Brahmana Guna Avatara Dasa mengatakan kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana perlu pematangan konsep sesuai kepercayaan dan budaya setempat, sehingga perlu kajian mendalam. Hal ini karena sejak 16 tahun belum mampu terwujud patung GWK secara sempurna.
"Saya melihat dari sisi spiritual, bahwa dari letak saja patung itu sesuai dengan konsep ajaran Hindu sudah salah. Mengapa salah GWK itu? karena semestinya Dewa Wisnu ditempatkan arah mata angin utara, bukan di selatan seperti konsep yang dibuat sekarang," katanya di Denpasar seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/7).
Dia mengatakan pemasangan atau penempatan patung para dewa di Bali harus sesuai dengan konsep Hindu, namun melihat pemasangan patung GWK tersebut telah menyalahi penempatan, makanya akan sulit mampu terwujud, bahkan akan terus terjadi konflik.
"Bayangkan sejak 16 tahun sudah dirancang berdirinya patung dewa tertinggi di dunia sebagai ikon pariwisata Bali, namun kenyataannya sampai sekarang terus ada permasalahan di kawasan GWK. Bahkan kepala negara atau Presiden RI sempat mengatakan akan selesai tahun 2015, tapi kenyataannya malah konsep awal itu semakin tidak jelas dengan datangnya investor baru PT Alam Sutera Realty Tbk," katanya.
Brahmana Guna mengatakan kejadian pembangunan di Bali kalau tidak sesuai dengan konsep budaya dan kepercayaan setempat sering sekali mengalami ketidakharmonisan, terlebih membangun patung para dewa. Hal itu harus sesuai dengan penempatan arah mata angin.
"Di kawasan GWK sekarang semestinya yang cocok di pasang adalah patung Dewa Brahma, karena arah mata angin di selatan. Tapi keinginan investor justru Dewa Wisnu, makanya patung tersebut itu tidak kunjung selesai. Itu bisa dipercaya ada tidak," ucapnya.
Hal senada juga dikatakan tokoh spiritual yang juga pinisepuh Perguruan Beladiri Sandi Murthi Indonesia, Gusti Ngurah Harta, bahwa sosok patung yang ada di area Garuda Wisnu Kencana bukanlah sosok Dewa Wisnu.
"Menurut saya, patung yang ada di GWK ini bukan sosok Dewa Wisnu, tapi lebih tepat merupakan sosok dari Airlangga. Ini harus diluruskan," ujarnya.
Menurut dia, jika tidak diluruskan maka nanti ada suatu persepsi keliru dalam memberi nama sebuah patung tersebut jika kelak berdiri.
"Sebuah patung harus memiliki nama yang jelas. Jika itu mengambil tema pewayangan atau para dewa, maka penempatan patung harus tepat mengacu pada budaya dan kepercayaan setempat (Hindu Bali). Biar ngak nanti jadi objek wisata keliru. Saran ini untuk kita semua, karena tanah Bali memiliki vibrasi dan kharisma (taksu) sangat berbeda dengan daerah lain," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI Jakarta bakal menggelar perayaan malam tahun baru menuju 2024 di kawasan Bundaran HI
Baca SelengkapnyaMasih banyak lokasi di Gunung Ungaran yang belum terjamah manusia.
Baca SelengkapnyaGunung Pesagi di Lampung ini terkenal dengan rute pendakian yang sulit namun memiliki pemandangan alam yang begitu indah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Merdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
Baca SelengkapnyaTempat ini cocok bagi mereka yang mencari ketenangan dan lari dari hiruk pikuk perkotaan.
Baca SelengkapnyaJabal Ka’bah adalah gunung yang dimanfaatkan oleh Nabi Ibrahim untuk membangun Ka’bah. Sekarang kondisinya hampir punah karena pembangunan hotel.
Baca SelengkapnyaCurug Leuwi Batok di Bogor ini punya keindahan airnya yang sebening kristal.
Baca SelengkapnyaAgus menyayangkan aktivitas warga malah merusak taman. Padahal harusnya, perayaan tahun baru tak merusak taman di sekitar.
Baca SelengkapnyaLokasi ini cocok untuk menyendiri dan menikmati Kota Serang dari ketinggian.
Baca Selengkapnya