11 Anak jadi Korban Pelecehan Seksual Wanita di Jambi

Sabtu, 4 Februari 2023 21:30 Reporter : Nur Habibie
11 Anak jadi Korban Pelecehan Seksual Wanita di Jambi garis polisi. ©2022 Merdeka.com/saud rosadi

Merdeka.com - Sebanyak 11 anak di bawah umur jadi korban pelecehan seksual oleh seorang wanita yang berinisial NT (25) di Kawasan Rawasari, Kota Jambi. Dari 11 anak tersebut, sembilan merupakan laki laki dan dua perempuan.

Usia korban bervariatif, mulai 8 sampai 15 tahun. Kekerasan seksual yang dialami korban berulang kali. Ayah korban berinisial EF melaporkan pelaku ke Polda Jambi, Jumat (3/2) kemarin.

Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jambi, AKBP Kristian Adi Wibawa mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut.

"Laporannya sudah masuk. Sekarang masih kami periksa," kata Kristian saat dikonfirmasi, Sabtu (4/2).

Kata Kristian, pihaknya sudah mengamankan pelaku NT. Saat diamankan, pelaku sedang berada di rumah orang tuanya.

"Kita sudah tangkap pelaku, sudah dibawa ke Mapolda Jambi untuk diminta keterangan lebih lanjut, kita juga sudah tetapkan menjadi tersangka," tegasnya.

2 dari 3 halaman

Dir Reskrimum Polda Jambi Kombes Andri Anantha Yudisthira menambahkan, pelaku memiliki rental Playstation. Pelaku saling kenal dengan korban.

Dia menjelaskan, pelecehan terhadap korban diduga terjadi pada 26 Januari 2023 di kediaman N. Saat itu, korban sedang menyewa rental Playstation milik pelaku. Para korban secara bergiliran diminta melakukan hal yang tak pantas.

"Seperti memegang alat vital, mohon maaf, payudara terlapor. Kemudian hal-hal yang tidak pantas lah yang dilakukan anak-anak," jelas Andri.

"Ada juga informasi yang kami terima pada saat si terlapor ini bersama suaminya, tapi tanpa diketahui suaminya. Menurut anak-anak ini ya, anak-anak ini, terlapor ini saat mereka melakukan hubungan badan, mereka diminta untuk ditonton. Seperti itu ceritanya," tambah dia.

Usai pelecehan seksual, para korban diberi upah bermain Playstation secara gratis. Menurut Andri, pelaku sudah memiliki anak.

“Diiming-imingi dia rental PS, jadi kalau dia bayar 1 jamnya 5 ribu dia ditambah gratis nanti," ujar dia.

Andri menyebut, sebelum pelecehan seksual, pelaku meminta korban menonton konten pornografi.

"Betul, salah satu caranya dia juga mempertontonkan film porno ke si anak-anak ini, di rumahnya, di rental PS bersama-sama. Kalau yang perempuan ini dia diminta untuk menonton. Menonton hubungan badan terlapor dengan suaminya," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Sementara itu, Unit Pelaksana Teknis Dinas Perlindungan Perempuan dan anak (UPTD PPA) Provinsi Jambi memberikan pendampingan pada para korban di Mapolda Jambi.

"Kami melakukan pendampingan berbagai aspek, psikologi, sosial, yang kemudian dianalisis untuk mengetahui apa yang dibutuhkan korban. Kami akan memberikan layanan yang ada di UPTD PPA Provinsi Jambi," kata Asi Noprini Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi.

Dia menjelaskan telah melakukan pendekatan sekaligus observasi pada korban. Hasil observasi, sebagian korban menunjukkan ketakutan, kecemasan dan merasa berdosa akibat serangkaian kekerasan seksual tersebut.

"Ada juga yang mungkin belum. Perlu diketahui penyakit psikologis ini tidak selalu langsung tampak, bisa memakan waktu,"tegasnya.

Asi juga mengatakan kekerasan seksual ini jarang terjadi. Bisa dikatakan kasus tersebut langkah karena pelaku merupakan perempuan.

"Ini kasus unik, yang mana anak-anak dicabuli perempuan. Kenapa pelaku seperti itu, kenapa anak-anak jadi korban, panjang prosesnya," tutupnya.

Reporter: Hidayat (Jambi)

[tin]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini