Manfaat air elektron untuk menangkal radikal bebas, benar nggak sih?

Merdeka.com - Kamu pasti pernah mendengar istilah air elektron kan? Mungkin saja air jenis ini pernah kamu konsumsi atau justru menjadi asupan air sehari-hari. Air elektron adalah produk air minum yang diklaim telah 'diisi' elektron yang berfungsi 'mengecilkan ukuran molekul air' sehingga lebih mudah diserap tubuh.

Selain itu, katanya produk ini juga berguna untuk menangkal radikal bebas yang kekurangan elektron dengan cara memberikan elektron ke radikal bebas sehingga berfungsi sebagai antioksidan. Hasilnya, produk ini dapat menunda penuaan dengan membantu proses regenerasi sel. Selain itu, banyak yang klaim bahwa nutrisi dalam tubuh tidak bisa bekerja tanpa elektron, dan bahwa elektron itu mampu membunuh virus atau bakteri. Tak hanya itu saja, katanya produk ini juga bisa menyembuhkan banyak sekali penyakit seperti jantung, kanker, maag, asma dan lain-lain. Benar nggak sih?

Elektron itu adalah partikel subatomik yang bermuatan negatif dan membentuk atom bersama dengan proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan nol atau netral. Elektron berbeda letak dengan yang lain, elektron ada di sekitar inti atom yang terdiri dari proton dan neutron. Selain itu, ukuran elektron sangat kecil dibandingkan dengan proton dan neutron. Proton dan neutron memiliki massa kurang lebih 1.67 x 10-24 gram, sementara massa elektron itu sekitar 9.1 x 10-28 gram atau 1800 kali lebih ringan.

Reaksi kimia terjadi karena perpindahan elektron, sementara kalau ada perubahan jumlah proton atau neutron pada inti atom, itu sudah masuk ke dalam reaksi inti atau reaksi nuklir (reaksi inti). Atom-atom ini bisa membentuk ikatan kimia dengan cara berbagi elektron (ikatan kovalen) atau memberi elektron ke atom lain (ikatan ionik) untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil mengikuti aturan oktet. Jadi, bisa saja suatu atom atau molekul itu mendapat elektron lebih dan membentuk ion. Kalau kelebihan atau menerima elektron, atom atau molekul membentuk ion negatif atau anion. Contohnya adalah ion klorida (Cl-), florida (F-), karbonat (CO32-) dan hidroksil (HO-). Kalau kekurangan atau memberikan elektron, jadinya ion positif atau kation, contohnya sodium (Na+), magnesium (Mg2+) dan hidronium (H3O+).

Kembali ke air dan menyangkut asam-basa, air murni sendiri selalu mengandung ion hidronium dan hidroksil dalam jumlah kecil. Suatu ion negatif terbentuk partikel, ion, atau molekul yang memberikan elektron membentuk ion positif, dan secara makro ion positif tidak bisa dipisahkan dari ion negatif.

Kalau kita larutin garam dapur (NaCl) ke air, membuat larutan yang berisi ion Na+ dan Cl-, kita nggak bisa memisahkannya kemudian membuat larutan Na+ dan Cl- yang terpisah dan dalam satu larutan atau benda makroskopik lain, total muatan adalah nol. Kita bisa melakukan tukar ion, misalnya kalau kita larutkan natrium sulfat (Na2SO4) ke air lalu masukkan barium (Ba), ion Na+ akan mengambil elektron dari Ba.

Setelah reaksi, pasangan kation dan anion berubah tapi total muatan sistem akan tetap nol. Prinsip yang mengatakan bahwa semua senyawa murni pasti total muatannya adalah nol disebut prinsip electroneutrality. Sebenarnya ada pengecualian untuk sistem yang mikro atau sangat kecil, misalnya, kalau kita mencelupkan logam ke air, sebenarnya beberapa atom dari logam akan larut sebagai ion positif dan meninggalkan elektron berlebih di padatan logam itu.

Tapi, reaksi ini tidak akan bisa terjadi secara masal karena kelebihan elektron di batang logam tersebut akan membuat atom logam yang bisa jadi ion positif nggak mau lepas dari batang (karena tertarik sama muatan negatif). Maka dari itu, sangat tidak mungkin kalau suatu larutan bisa punya elektron lebih alias muatannya negatif, klaim ini sama sekali tidak benar.

Lalu bagaimana dengan klaim yang mengatakan jika antioksidan untuk menangkal radikal bebas? Radikal bebas adalah atom, molekul, atau ion yang punya elektron yang ganjil jumlahnya, karena elektron lebih stabil berpasangan, radikal ini bisa mengambil elektron dari banyak hal. Radikal sebenarnya dipakai juga oleh tubuh kita untuk proses yang penting, tapi kalau kebanyakan radikal apalagi dari sumber eksternal itu dapat merusak sel tubuh dan radikal ini memang terlibat dalam pembentukan banyak sekali penyakit. Teori radikal bebas bahkan menyatakan kalau radikal bebas itu sumber utama penuaan.

Untuk menangkal terjadinya kebanyakan radikal bebas di tubuh, kita punya proses internal sendiri, terlebih kita bisa menggunakan antioksidan (molekul dengan elektron berlebih) yang lebih dulu bisa memberikan elektron lebihnya itu ke radikal supaya radikal ini tidak asal mengambil elektron dari sel kita. Tapi, antioksidan biasanya adalah molekul besar yang mempunyai banyak ikatan ganda karena dengan ukuran yang besar dan banyak ikatan ganda, dia bisa stabil sebelum dan setelah memberikan elektron. Kalau nggak stabil setelah memberi elektron percuma saja karena nantinya sel tubuh malah diserang oleh antioksidannya sendiri, contoh antioksidan adalah vitamin A, vitamin C, dan golongan polifenol.

Jadi klaim bahwa suplai elektron untuk menghentikan radikal bebas itu betul, tapi cara untuk memberikan elektron ke radikal bebas (agar stabil) tidak hanya mengandalkan pemberian elektron bebas semata. Elektron terlarut itu mungkin ada sejumlah sangat kecil di air dan hidupnya itu sangat sebentar dikarenakan elektron yang berdiri sendiri itu sangat reaktif, bahkan malah lebih berbahaya dari radikal bebas itu sendiri.

Radikal bebas berbahaya karena 'keganjilan' jumlah elektron, tapi masih lebih baik karena keganjilan ini ditanggung oleh partikel sebesar atom atau molekul. Sementara kalau elektron berdiri sendiri, keganjilan ini ditanggung sendiri hanya oleh elektron yang ukurannya itu sangat kecil. Kesimpulannya air elektron itu bukan cuma tidak mungkin diproduksi, tapi kalau bisa pun sangat berbahaya untuk dikonsumsi.