Profil
Paul Rabinow
Mungkin benar kata orang yang menyatakan bahwa ilmu yang didapat di bangku akademik tidaklah selalu harus linier dengan pekerjaan yang dilakukan sekarang karena semua bergantung pada kesukaan. Agaknya, ungkapan tersebut tepat diberikan pada seorang antropolog kenamaan, Paul Rabinow. Siapa sangka jika mantan direktur Human Practices for Synthetic Biology Engineering Research Center (SynBERC) ini nyatanya berhasil mengkombinasikan ilmu yang ia dapat di pendidikan formal, Biologi, dengan bidang kesukaannya, Antropologi.
Lahir pada tahun 1944, Rabinow dikenal sebagai Antropolog juga Biolog yang berhasil mengkombinasikan keduanya. Ia telah melakukan berbagai penelitian antropologi terkait bidang biosains, khususnya mengenai genom. Karyanya banyak dipusatkan pada masalah modernitas, diantaranya adalah mengenai bagaimana alasan yang mendasar tentang kehidupan yang beragam serta mengenai kebanyakan orang yang mencoba mencari kemajuan bahkan melawan proyek modern atas kekuasaan dan pengetahuan. Saat ini, penelitiannya terpusat pada perkembangan post-genomic dan diagnosa secara molekuler. Ia mengungkapkan bahwa hal ini dapat menciptakan kerangka kerja analistis untuk memahami isu-isu bio politik dan bio security.
Rabinow mengaku bahwa pekerjaannya bertujuan untuk menciptakan dan mempraktekkan bentuk-bentuk baru penyelidikan untuk ilmu yang mempelajari tentang manusia. Selain menjadi Antropolog-Biolog, Rabinow juga aktif menulis di samping mengajar di almamaternya, University of California, Brekley. Karya-karyanya telah banyak dipublikasikan secara luas. Buku terbarunya, The Accompaniment: Assembling the Contemporary, University of Chicago Press, diterbitkan pada tahun 2011.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.