Nasib Nissan di Indonesia: Ibarat Pepatah 'Tak Putus Dirundung Malang'

Merdeka.com - Nissan Motor Company mencatat rugi bersih sebesar 671 miliar yen (US$ 6,2 miliar) atau setara Rp 84 triliun berdasarkan kinerja tahun fiskal 2019 yang berakhir 31 Maret 2020.

Ini rugi bersih terburuk anggota Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi dalam 20 tahun terakhir, seperti dilaporkan Asia.Nikkei.com, kemarin (28/5).

Dalam Aliansi tersebut, Nissan Motor dimiliki 43,4 persen sahamnya oleh Renault, sementara Nissan sendiri memiliki saham 15 persen di mitranya asal Perancis itu dan memiliki sekitar 34 persen saham di Mitsubishi Motors.

Pada tahun fiskal terakhir ini,pendapatan Nissan mencapai 9,87 triliun yen, turun 14,6 persen dari tahun fiskal sebelumnya. Nissan menjual 4,79 juta unit kendaraan secara global, turun 13 persen dari tahun sebelumnya.

Bila Nissan begitu terpuruk di pasar otomotif dunia, bagaimana kinerjanya di Indonesia?

Ternyata kinerja Nissan di Indonesia juga tak kalah terpuruknya, bila melihat data penjualan ritel Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) per April tahun ini.

Data tersebut menunjukkan penjualan ritel Nissan periode Januari-April tahun ini turun 34 persen menjadi 2.413 unit dibandingkan periode sama tahun lalu. Pangsa pasar dan peringkat Nissan di pasar mobil nasional ikutan menurun.

Kini, pangsa pasarnya tinggal 1 persen per April dan berada di peringkat ke-10 merek otomotif di Indonesia. Bila tidak ada perbaikan signifikan, Nissan akan menyusul 'sang adik', Datsun, yang telah keluar dari kelompok 10 besar otomotif Indonesia sejak tahun lalu.

Pandemi Covid-19 di Tanah Air makin bikin nestapa Nissan Indonesia. Pasalnya penjualann ritelnya di April anjlok hampir 83 persen, tinggal 165 unit secara tahunan. Sementara dibandingkan bulan sebelumnya (Maret), turun 72,6 persen.

Pabrik Nissan di Indonesia Ditutup Permanen

©2019 Merdeka.com

Dari Tokyo, kemarin, Makoto Uchida, CEO Nissan Motor Company, mengonfirmasi rencana perusahaan menutup pabrik di Indonesia dan Spanyol.

Rencana ini ingin mendorong utilisasi pabrik di atas 80 persen dan membuat operasional perusahaan lebih profit.

Namun, Uchida menolak berkomentar lebih jauh tentang pemangkasan sebanyak 12.500 pekerja yang telah diumumkan pada Juli tahun lalu.

Dia mengatakan perusahaan akan bernegosiasi dengan serikat pekerja terkait dan pemerintah setempat.