CEO Astra: Kami tidak pernah tinggalkan bisnis otomotif
Merdeka.com - Di perayaan hari ulang tahun ke-60 pada tahun ini, PT Astra International Tbk menegaskan kembali komitmen tidak akan meninggalkan bisnis otomotif. Hal tersebut disampaikan Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International, saat media gathering di Jakarta, Jumat pekan lalu.
Prijono mengakui sebagai bisnis tradisional Astra sejak 1970-an, kontribusi bisnis otomotif kini berkurang terhadap laba bersih perseroan, dari 89 persen di 2001 menjadi 52 persen per kuartal III 2016. Namun, potensi bisnis otomotif ini masih tinggi di Indonesia.
Karena, ada ada dari masih rendahnya rasio kepemilikan kendaran roda empat di Indonesia. Rasio Indonesia baru 80 kendaraan per 1.000 orang, sedangkan Thailand saja sudah 800 per 1.000. Maka itu pula, kapasitas pabrik Daihatsu ditingkatkan, kapasitas Isuzu dan Toyota juga demikian.
"Saya tegaskan kami tidak pernah tinggalkan lini usaha otomotif, karena penetrasi kendaraan roda empat di Indonesia masih rendah. Maka itu pula, kami menambah kapasitas pabrik," kata Prijono.
Berdasarkan kinerja Desember 2016, kata Prijono, lini usaha otomotif berkontribusi sekitar 50 persen terhadap bisnis Astra. Lini jasa keuangan berkontribusi 15 persen, alat berat-pertambangan 15 persen, agribisnis 10 persen, lain-lain 10 persen.
Sejatinya, sebagai kelompok usaha besar yang menaungi 208 perusahaan dan memiliki sekitar 10 juta konsumen, Astra memiliki 7 lini bisnis. Yakni, otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambanan, agribisnis, teknologi informasi- infrastrktur, logistik, dan properti.
Laporan keuangan Astra per kuartal III 2016 menyebutkan, laba bersih bisnis otomotif Astra naik 12 persen menjadi Rp 6 triliun. Berkontribusi sekitar 53 persen terhadap total laba bersih Astra yang tercatat Rp 11,3 triliun. Kenaikan laba bersih itu ditopang kenaikan penjualan sebesar 10 persen menjadi 422 ribu unit. Total ada 10 model baru dan 7 model revamped sepanjang 2016 yang mendorong pertumbuhan penjualan tersebut.
Dari sisi volume, total penjualan mobil Astra Grup mencapai 477.691 unit per Oktober 2016. Ini meraih pangsa pasar 55 persen di pasar mobil nasional. Toyota dan Daihatsu berkontribusi terbesar, masing-masing mencatat penjualan 310.153 unit dan 153.114.
Selain Toyota dan Daihatsu, lini bisnis otomotif Astra juga ditopang merek-merek lain. Sebut saja Isuzu, UD Trucks, Peugeot, Honda (sepeda motor), dan PT Astra Otoparts Tbk (komponen otomotif).
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerja keras sangat dibutuhkan seseorang untuk menjadi sukses.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mobil hybrid makin populer di Indonesia sejak era elektrifikasi. Volume penjualannya tumbuh hingga mencapai hampir 70 ribu unit di tahun ini.
Baca SelengkapnyaSetelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan, pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca Selengkapnya