Profil
Norodom Sihamoni
Samdech Preah Bâromneath Norodom Sihamoni atau Norodom Sihamoni lahir pada 14 Mei 1953. Dia adalah anak Raja Kamboja Norodom Sihanouk dengan ratu Norodom Monineath. Sebagai seorang pangeran, pada tahun 1992 Sihamoni dikirim oleh ayahnya ke Praha, Ceko untuk belajar di sekolah dasar hingga meraih gelar masternya. Sihamoni menyelesaikan studinya tentang tarian klasik pada tahun 1975. Tahun 1975, Sihamoni meninggalkan Praha dan mulai mempelajari pembuatan film di Korea Utara, dan pada tahun 1977 kembali ke tanah kelahirannya Kamboja.
Saat pemerintah yang berkuasa Khmer Merah mengadakan kudeta berbalik melawan kerajaan, Sihamoni beserta keluarganya dijadikan tahanan rumah sampai terjadi invasi oleh Vietnam tahun 1979. Pada tahun 1981, Sihamoni pindah ke Perancis untuk mengajar balet dan kemudian presiden Khmer Dance Association. Dia tinggal di Perancis selama hampir 20 tahun, tetapi dia masih menyempatkan untuk sesekali mengunjungi Praha, tempat dimana dia menghabiskan masa kecil dan remaja.
Pada tahun 1993, sang pangeran ditunjuk menjadi delegasi Kamboja untuk UNESCO, badan kebudayaan PBB yang berbasis di Paris. Di dunia internasional, Sihamoni terkenal sebagai sosok yang bekerja keras dan mengabdikan hidupnya untuk kemajuan kebudayaan Kamboja. Pada tanggal 14 Oktober 2004, Sihamoni dipilih oleh sembilan anggota dewan khusus yang merupakan bagian dari proses seleksi untuk memilih raja setelah Raja Norodom Sihanouk seminggu sebelumnya turun tahta.
Seleksi Sihamoni yang disahkan oleh Perdana Menteri Hun Sen dan Juru Bicara Majelis Nasional Pangeran Norodom Ranariddh. Secara resmi, Sihamoni diumumkan menjadi Raja pada 29 Oktober 2004. Sihamoni dengan kedua orangtuanya, Raja Norodom Sihanouk Ratu Norodom Monineath khusus meminta agar upacara penobatan berlangsung dengan sederhana karena mereka tidak ingin negara menghabiskan uang terlalu banyak pada acara tersebut.
hingga saat ini, Sihamoni belum menikah. Namun, itu bukan tidak masalah karena bagaimanapun Sihamoni adalah raja yang sangat dicintai rakyatnya.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh