Merdeka.com - Bergaya elegan dengan jas hitam, Surya Paloh berpidato di hadapan kader. Tidak seperti biasanya kerap meledak-ledak. Surya lebih santai dan banyak senyum menyampaikan gagasan politik di hari ulang tahun ke-8 Partai NasDem. Celetukan politik banyak dilontarkan. Membuat banyak kuping kawan politik kepanasan.
Banyak curahan hati Ketua Umum Partai NasDem terpilih itu disampaikan lewat pidato. Salah satunya terkait momen rangkulan dengan Presiden PKS Sohibul Iman beberapa waktu lalu. Menurut Surya, simbol pertemanan itu memunculkan beragam kecurigaan dalam perpolitikan tanah air.
Kecurigaan tentang rangkulan Surya dan Sohibul dimaknai sebagai sikap picik dalam pemahaman politik Indonesia. Sindiran itu terutama ditujukan kepada partai mengaku paling Pancasila. Ketum Partai NasDem ini memang tidak menyebut spesifik partai tersebut.
"Semua penuh dengan kecurigaan maka kita makin jauh dari nilai Pancasila. Pancasila sebagai pegangan, way of life, tapi ngakunya partai nasionalis pancasilais, buktikan saja," ujar Surya dalam pidatonya, Jumat pekan lalu.
PDI Perjuangan angkat bicara terkait sindiran Ketua Umum Nasdem Surya Paloh tentang partai mengaku pancasilais tetapi sinis dan curiga. Sebagai partai dengan memegang teguh konsep Pancasila, tuduhan Paloh terkait partai pancasilais terlalu emosional dan tak bermakna ideologis.
"Sehingga menurut saya, tuduhan SP soal partai Pancasilais pun menjadi terlalu emosional dan sama sekali tidak bermakna ideologis," ujar Politikus PDI Perjuangan Andreas Pareira.
Menurut Andreas, seharusnya Surya melihat bahwa Jokowi selaku pimpinan koalisi berharap partai pendukung tetap solid kendati pembagian kabinet tidak memenuhi harapan. Sehingga itu menjadi pesan penting sebagai salah satu partai koalisi pemerintah.
Bagi Surya, selama ini Partai NasDem memang masih muda. Untuk itu masih belajar dalam berkomitmen dalam tiap ucapannya. Untuk itu, dia mengatakan, jangan cuma lip service menyatakan paling setia mendampingi Presiden Joko Widodo.
"Jika ada ujian berat yang dihadapi Presiden jangan-jangan hanya Nasdem yang cuma bersama Presiden," tegas Surya.
Gegap gempita Kongres II Partai NasDem di bilangan Kemayoran, Jakarta, turut mengundang sejumlah tokoh nasional. Baik lawan politik maupun kawan koalisi. Gebrakan dimulai dengan kedatangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebagai lawan politik di Pilgub DKI 2017 lalu, justru kini digadang-gadang Partai NasDem sebagai bakal calon presiden 2024.
Sebagai pemimpin wilayah, Anies mendapat kesempatan berbicara di atas podium. Saat pidato, Anies menyapa Surya Paloh dengan sapaan 'Abang'. Itu ketika menyinggung adanya perbedaan yang ditonjolkan Partai NasDem dalam arus demokrasi koalisi parpol.
Kesempatan itu pula, Anies mencoba mengingat kembali deklarasi Ormas Nasional Demokrat yang disampaikan Surya Paloh pada 2010 lalu. Ketika itu, Anies merupakan salah seorang pendiri ormas tersebut. Posisi itu diakui Surya sebagai pendiri ormas dan partai NasDem tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpidato dalam Kongres II Partai NasDem Liputan6.com/Johan Tallo
"Gerakan Nasional Demokrat mencita-citakan demokrasi yang matang, menjadi tempat persandingan keberagaman dengan kesatuan, dinamika dengan ketertiban, kompetisi dengan persamaan, kebebasan dengan kesejahteraan. Keseimbangan seperti itu lah yang harus dituntaskan di Indonesia. Kalimat ini dibacakan waktu itu dan diperjuangkan karena itu harapan kita di Jakarta," ucap Anies.
Sebagai tuan rumah, Surya Paloh merasa kagum dengan sosok Anie. Rumor bakal mengusung gubernur DKI itu untuk Pilpres 2024 pun terbuka. "Terserah Bung Anies, kalau dia yakin barangkali mau maju (Pilpres) 2024," kata Surya.
Kongres II NasDem menghasilkan sejumlah rekomendasi. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu NasDem, Sugeng Prawoto menyebut partainya akan melakukan konvensi untuk calon presiden 2024.
Melalui sistem itu, Partai NasDem mencoba mencari putra putri terbaik bangsa untuk calon presiden dan wakil presiden dalam kontestasi pemilihan presiden 2024. Sehingga ke depan, NasDem terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat.
Rencananya konvensi NasDem digelar tahun 2022 alias dua tahun sebelum pemilihan umum. Setidaknya ada empat kepala daerah sudah diincar. Mereka adalah Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo dan Khofifah Indar Parawansa. Sejauh ini Surya menolak menjadi calon presiden dari partainya.
Advertisement
Presiden Jokowi baru saja selesai menyampaikan pidato dalam Kongres II Partai NasDem. Di hari terakhir kongres, Senin lalu, Jokowi sempat berkelakar dalam pidatonya, mengaku cemburu melihat rangkulan hangat antara Surya Paloh dengan Sohibul Iman.
"Tetapi sehabis saya menyampaikan sambutan saya akan peluk erat Bang Surya, lebih erat dari beliau memeluk Pak Sohibul Iman," tambahnya disambut tawa dan tepuk tangan.
Pidato Jokowi pun selesai. Ketika turun podium menuju tempat duduk, Jokowi disambut Surya. Kedua tokoh itu berpelukan erat sambil tertawa. Mereka lalu duduk bersebelahan. Gemuruh tepuk tangan meramaikan seluruh ruangan.
Dok. Partai NasDem
Hari terakhir kongres, sejumlah tokoh politik turut datang. Mereka di antaranya Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dia datang mengenakan baju warna merah cerah dengan dikalungkan selendang warna hitam bersama putri sekaligus ketua DPR Puan Maharani.
Selain itu Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin juga hadir. Kemudian menyusul Wakil Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY juga nampak terlihat menghadiri acara tersebut. AHY terlihat hadir tak lama setelah Megawati.
Kehadiran Megawati seolah meredam isu konflik dengan Surya Paloh. Ini terlihat ketika video Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri melewati momen jabat tangan dengan Surya Paloh viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi saat upacara pengambilan sumpah jabatan anggota DPR 2019-2024, 1 Oktober lalu.
Saat berbicara di Puncak Kongres dan perayaan HUT ke-8 Partai NasDem, Surya kembali menyinggung hal tersebut. Dia pun menegaskan hubungannya dengan Mega baik-baik saja. "Kita sayang dengan tokoh-tokoh bangsa, sayang Pak Jokowi, sayang Pak Ma'ruf, Pak JK. Betapa saya masih sayang dengan Mbak Mega, jangan pernah ragukan itu," ujar Surya.
Selesai menghadiri acara Partai NasDem, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menegaskan koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin masih solid. Peristiwa pelukan hangat Jokowi dan Surya menjadi penutup manis dalam Kongres II Partai NasDem.
Puan menegaskan tidak ada hubungan yang merenggang antara Surya Paloh dan Jokowi. Termasuk juga hubungan antara Paloh dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Pak Jokowi berangkulan, Ibu Mega senyum-senyum, salaman. Kita tetap rukun ya bahwa kemudian ada dinamika itu mah biasa saja di politik," ungkap Puan.
Terkait sikap NasDem selama ini, Puan tidak melihatnya sebagai pembangkang di koalisi Jokowi. Dia pun tidak masalah jika NasDem bertemu dengan partai lain. Menganggap sebagai dinamika dalam politik tanah air agar semakin seru dinikmati. [ang]
Baca juga:
Ada Pelukan Erat dan Kasih Sayang dalam Pertemuan Surya Paloh, Megawati dan Jokowi
NasDem Nilai Pelukan Surya Paloh-Jokowi Bantahkan Isu Koalisi Retak
PDIP Tegaskan Koalisi Indonesia Maju Masih Solid usai Paloh-Jokowi Berpelukan
Makna di Balik Dua Pelukan Surya Paloh dengan Jokowi dan Sohibul Iman
Gelar Konvensi Capres 2024, Partai NasDem Cari Putra Putri Terbaik Bangsa
Mimpi Indonesia Menjadi Contoh Atasi Perubahan Iklim
Sekitar 3 Hari yang laluMencengkeram Bogor dari Sukamiskin
Sekitar 1 Minggu yang laluKetar Ketir Setelah Penangkapan Ade Yasin
Sekitar 1 Minggu yang laluPilpres 2024, Menanti Sikap Pragmatis Parpol
Sekitar 2 Minggu yang laluPilpres 2024: Calon Kuat Tak Punya Tiket
Sekitar 2 Minggu yang laluAgar Tak Terjebak Macet Panjang saat Puncak Mudik
Sekitar 4 Minggu yang laluTiga Hari Krusial Mudik di Tol Trans Jawa
Sekitar 4 Minggu yang laluBeda Pendapat Ahli Pidana soal Cara Penyelesaian Kasus Korban Bunuh Begal
Sekitar 1 Bulan yang laluMembedah Kasus Amaq Sinta, Korban Begal Jadi Tersangka Hingga Dibebaskan
Sekitar 1 Bulan yang laluSutjiati Narendra: Saya Setia dan Tidak Kecewa Balik ke Indonesia
Sekitar 1 Bulan yang laluKepala Badan Pangan: Kita Bisa Beli Lahan di Luar Negeri untuk Produksi Pangan
Sekitar 1 Bulan yang laluKetika Pangan Indonesia Bergantung Impor
Sekitar 1 Bulan yang laluGalaknya Luhut Audit Perusahaan Kelapa Sawit Usai Ditunjuk Jokowi Urus Minyak Goreng
Sekitar 6 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 15 Jam yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 16 Jam yang laluMenko Luhut Bakal Audit Perusahaan Kelapa Sawit dan Harus Punya Kantor di Indonesia
Sekitar 18 Jam yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 4 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 4 Hari yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 1 Hari yang laluYouTube Hapus 70 Ribu Video Konflik Rusia dan Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Tentara Rusia Mensterilkan Pabrik Baja Azovstal dari Sisa Ranjau Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluStarbucks Resmi Keluar dari Rusia Setelah Hampir 15 Tahun Beroperasi
Sekitar 2 Hari yang laluData Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran 26 Mei 2022
Sekitar 1 Menit yang laluPenampakan Pyongyang Bak Kota Mati Akibat Covid-19
Sekitar 2 Jam yang laluMenag Harap Kebijakan Saudi Larang Warganya Masuk Indonesia Segera Dicabut
Sekitar 4 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 20 Jam yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami