Saya ingin bangun rumah prajurit di tiap provinsi
Merdeka.com - Penunjukan pemilik Grup Mayapada Dato Seri Tahir sebagai penasihat panglima Tentara bidang kesejahteraan prajurit memicu kontroversi. Dia dituding mendapat banyak keistimewaan sebagai balasan.
Namun Tahir membantah semua itu. Karena dilahirkan dan berusaha di Indonesia, dia merasa wajib menyumbangkan sesuatu untuk negara ini. "Tidak hanya kepada TNI, tapi banyak hal telah dan akan saya lakukan," kata Tahir saat ditemui Selasa lalu di kantornya, lantai 1 Menara Mayapada 1, Jakarta Pusat.
Berikut penuturan Tahir kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com dalam wawancara sekitar setengah jam.
Sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia, menurut Anda, beramal itu kewajiban atau kebutuhan?
Menurut saya, amal itu adalah konsekuensi dari sebuah logika. Ada orang menanyakan kepada saya, Anda ingin membantu seribu rumah bagi prajurit. Apa timbal baliknya? Kan tidak ada makan siang gratis?
Saya bilang betul sekali. Saya tidak percaya ada makan siang gratis. Namun urutannya salah. Bukan saya sumbang seribu rumah lalu saya dapat apa. Saya telah mendapatkan sesuatu.
Karena saya lahir di sini, saya minum air di sini, saya makan di sini, dan negeri ini memberikan kesempatan saya berusaha. Saya bisa menyekolahkan anak dengan baik, saya masih ada sedikit tabungan. Ini makan siangnya tapi tidak gratis. Sehingga sebagai
warga negara, Anda berkewajiban bersama komponen lain ikut berpartisipasi dalam pembangunan.
Jadi bantuan kami kepada TNI adalah akibat. Saya merasa sekarang saya sudah merasa serba cukup maka sudah waktunya saya ingin mengembalikan. Tidak hanya kepada TNI, tapi banyak hal telah dan akan saya lakukan. Itu sebetulnya tidak perlu disombongkan, tidak ada yang istimewa.
Apakah Anda mengajukan diri atau Anda diminta menjadi penasihat panglima TNI?
Saya tidak mengajukan, saya tidak minta. Niat saya adalah sedikit membantu, meringankan, atau melengkapi. Saya arahkan ada dua, memberikan beasiswa bagi anak tentara dan membangun rumah. Saya diangkat sebagai penasihat hanya di ruang lingkup itu (bidang kesejahteraan prajurit).
Jadi kalau bicara mengenai mengubah strategi, itu terlalu jauh, udah ngawur. Saya nggak mengerti soal strategi militer, saya orang luar. Saya merasa Pak Moeldoko (panglima TNI) juga perhatian pada kesejahteraan prajurit, klop.
Sebelumnya zaman Pak George Toisutta sebagai KASAD, saya ikut membantu beasiswa anak tentara. Kedua, saya memperbaiki Rumah Sakit Galunggung milik tentara di Sukabumi. Zaman Pak Moeldoko, saya ikut lagi bantu beasiswa anak tentara.
Sekarang saya usul ke beliau (untuk bangun seribu rumah untuk prajurit) dan ditanggapi positif. Itu saja dan menurut saya tidak ada yang istimewa.Selama saya dagang di Indonesia, saya belum pernah berurusan dengan pemerintah, dengan departemen manapun. Saya kebetulan pedagang, pengusaha biasa.
Seribu itu ukuran berapa dan di mana lokasinya?
Tadinya pemikiran kita adalah pihak TNI siapkan tanah dan kita bangunkan rumah. Untuk seribu rumah itu Anda perlu sekitar 15 hektare dan kelihatannya Cilangkap tidak begitu mudah mempersiapkan. Lalu saya ambil keputusan kita siapkan tanahnya sekalian.
Kita pilih dua lokasi, Maja (kota satelit menuju Serang) baru dapat lima hektare dan satu lagi di Balaraja, Tangerang. Kita sudah dapat 15 hektare. Kita akan putuskan dalam waktu dekat.
Berapa alokasi rumah akan dibangun di Maja dan Balaraja?
Itu akan kita konsultasikan.
Atau bisa lebih dari seribu rumah?
Kita janjinya seribu. Pemikiran saya dan akan saya konsultasikan dengan panglima TNI, saya punya angan-angan bangun 100-500 rumah buat prajurit TNI di tiap provinsi. Soal pembagiannya kepada prajurit , kita tidak ikut campur. Saya hanya siapkan rumahnya.
Untuk proyek seribu rumah buat prajurit ini, ukuran berapa?
Ukuran 36 meter persegi.
Berapa dana Anda gelontorkan?
Bangunan sendiri kira-kira. Saya pakai rumah sistem bongkar pasang buatan Cina. Kira-kira dengan sistem ini satu rumah selesai dalam 3-4 bulan. Harga satu rumahnya Rp 50-60 juta di luar harga tanah. Berarti anggaran untuk bangunannya saja Rp 60 miliar.
Berarti selesai sampai situ saja?
Iya, setelah itu kita serahkan. Kita nggak ikut campur lagi.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses pembuatan tempe tidak sesulit yang dibayangkan. Anda bahkan bisa mencobanya sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang sederhana.
Baca SelengkapnyaTertarik membuat tahu sendiri di rumah? Ternyata mudah saja, lho!
Baca SelengkapnyaPayudara wanita mengalami perubahan dari masing-masing rentang usia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Abdul menghabiskan waktu kurang lebih 7 tahun untuk mengubah hidupnya di kampung.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaPenampakan rumah bagian depan terlihat sederhana. Namun bagian dalam bikin melongo warganet.
Baca SelengkapnyaSedikit berbeda dari yang lain, ia menuangkan kesan ‘militer’ dalam cara membangunkannya.
Baca SelengkapnyaTerlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca Selengkapnya