Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hilangnya aristokrasi di Kampung Jawa Tondano

Hilangnya aristokrasi di Kampung Jawa Tondano Kampung Jawa Tondano. ©2013 Merdeka.com/islahudin

Merdeka.com - Setelah sukses menjadi pembuangan bagi laskar Pangeran Diponegoro pada 1830, Kampung Jawa Tondano juga dijadikan lokasi pengasingan untuk tokoh-tokoh lainnya.

Jafar Buchari, 61 tahun, menuturkan sepuluh tahun setelah ditempati Kiai Modjo, Belanda menaruh para pemberontak di sana. Di antaranya Teuku Umar dari Aceh, Abdul Hakim dan Sigorak Panjang (Padang), dan Pangeran Syarif Perbatasari (Banjarmasin).

Menurut Jafar, pada 1950-an, Kampung Jawa Tondano seperti kampung-kampung lainnya juga menerima dengan terbuka penduduk dari berbagi tempat di Indonesia. Para pendatang baru ini makin menunjukkan kuatnya tradisi dan kebudayaan Islam di Kampung Tondano.

“Di sini masih ada tradisi selawat Jawa tiap bulan Maulud. Selain itu juga hadrah, tradisi dari Padang," kata Jafar saat ditemui merdeka.com akhir bulan lalu di kediamannya, belakang Masjid Al-Fatah, Kampung Jawa, Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.

Dia menegaskan tradisi bangsawan tidak berlaku di Kampung Jawa demi kesetaraan. Dia mencontohkan saat bertemu Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadikusumo, adik kandung dari Sultan Hamengkubuwono X dari Yogyakarta, lima tahun lalu. Dia bersikap seperti kawan lama dan tidak harus berjalan membungkuk.

Kiai Modjo memang mengajarkan buat menanggalkan semua tradisi feodal dan aristokrasi Jawa. “Dalam kultur di Jawa Tondano, yang ada itu kesetaraan manusia sebagai makhluk Tuhan," ujar Jafar. Sebab, kebudayaan Minahasa banyak dipengaruhi budaya Eropa pada abad ke-18.

Dia menambahkan para pemilik gelar bangsawan dari atau daerah lain kerap menyemb unyikan identitas itu, termasuk Ibrahim Lalu, 56 tahun. Lalu merupakan gelar bangsawan Lombok seperti raden di Jawa. Kata Lalu ini seharusnya diletakkan di depan.

Ibrahim mengungkapkan ayahnya, Usman, dari kawasan Ampenan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Usman datang ke Kampung Jawa Tondano pada 1954 sebagai pedagang tembakau. “Bapak kasih tahu Lalu itu nama bangsawan dari Lombok, tapi di sini saya gunakan sebagai nama keluarga,” katanya.

Dia juga menggunakan Lalu di akhir nama dua anaknya. Ini sekadar buat menunjukkan mereka keturunan Lombok.

(mdk/fas)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan

Kini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan

Samin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.

Baca Selengkapnya
Masih Dikejar Polisi, Ini Identitas 14 Napi Kabur dari Polsek Tanah Abang

Masih Dikejar Polisi, Ini Identitas 14 Napi Kabur dari Polsek Tanah Abang

Para tahanan yang kabur tersebut terdiri dari tindak pidana kriminal umum, narkoba, dan titipan jaksa.

Baca Selengkapnya
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat

Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat

Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ini Identitas 14 Tahanan Kabur dari Polsek Tanah Abang

Ini Identitas 14 Tahanan Kabur dari Polsek Tanah Abang

Polisi juga menemukan sebuah sejadah yang diikat bersambung.

Baca Selengkapnya
Lapas Gorontalo Banjir, Begini Penampakannya

Lapas Gorontalo Banjir, Begini Penampakannya

Banjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang masih mengguyur wilayah Kota Gorontalo sejak pukul 14.00 WITA.

Baca Selengkapnya
Bekuk 3 Tersangka, Begini Kronologi Penembakan di Colomadu Karanganyar

Bekuk 3 Tersangka, Begini Kronologi Penembakan di Colomadu Karanganyar

Seorang warga Boyolali, Jawa Tengah, bernama Yudha Bagus Setiawan (32), dilaporkan meninggal dunia diduga akibat ditembak orang tak dikenal.

Baca Selengkapnya
Menengok Lebih Dekat Lokasi Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Lantai 22 Apartemen di Penjaringan

Menengok Lebih Dekat Lokasi Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Lantai 22 Apartemen di Penjaringan

Polisi masih mendalami motif sekeluarga itu bunuh diri. Pengakuan tetangga mereka dalam kesulitan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Bentrok Antarkampung di Jeneponto Tewaskan 1 Warga, 3 Orang Ditangkap

Bentrok Antarkampung di Jeneponto Tewaskan 1 Warga, 3 Orang Ditangkap

Bentrokan antarkampung di Sulurang, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto menyebabkan seorang warga atas nama Rustam Ubas meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Sejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda

Sejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda

Sejak tingginya aktivitas imigrasi orang-orang Jawa ke Sumatera, mereka menetap dan membentuk sebuah komunitas.

Baca Selengkapnya