Dua Pilihan Sandiaga
Merdeka.com - Kesiapan Sandiaga Uno siap menjadi capres di Pemilu 2024 memantik ketegangan di internal Partai Gerindra. Saat nama Prabowo Subianto sudah dikukuhkan melalui Rapimnas, sikap Sandiaga dinilai tidak beretika. Sekadar wacana atau serius, bagaimana peluang Sandiaga diusung?
Hingga Agustus 2022, mayoritas hasil survei menempatkan tiga nama: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi. Sementara nama Sandiaga konsisten dengan tingkat elektabilitas di kisaran 2 persen.
Survei LSI yang digelar 13-21 Agustus 2022 misalnya, dalam metode simulasi tertutup 10 nama, elektabilitas Sandiaga sejajar dengan dan Erick Thohir di angka 2 persen.
Kemudian hasil survei Poltrakcing pada 1-7 Agustus 2022, Sandiaga bersaing dengan Puan Maharani, Khofifah Indar Parawansa, dan Airlangga Hartarto dengan elektabilitas di bawah 2,5 persen.
Bahkan berdasarkan hasil survei lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) 5 hingga 13 Agustus 2022, Sandiaga kalah bersaing dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas di bawah 3 persen.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengungkapkan, figur Kang Emil sebagai capres menguat, sebaliknya Sandiaga mengalami penurunan.
"Dari hasil pengamatan dan sigi SMRC, ada sejumlah calon yang mengalami kenaikan dan penurunan dukungan responden. Dalam 1,5 tahun terakhir, dari Maret 2021 hingga Agustus 2022, dukungan kepada Ridwan Kamil meningkat, Sandi melemah," katanya dalam rilis survei Agustus lalu.
Dengan hasil-hasil survei tersebut, pernyataan Sandiaga siap maju di Pilpres 2024 saat bersilaturahmi dengan para tokoh dan pengurus PPP DIY di Banguntapan, Bantul, Selasa (30/8) malam memunculkan pertanyaan. Benarkah Sandiaga serius ingin menjadi capres?
Guru Besar FISIP Universitas Padjadjaran, Muradi melihat, sejauh ini, Sandiaga belum tampak serius mempersiapkan diri. Padahal, sebagai mantan cawapres di Pemilu 2019, Sandiaga masih punya pendukung yang bisa dimanfaatkan.
"Kalau dia serius maju, harusnya dari awal sudah bentuk banyak jejaring. Tapi itu kan enggak kita lihat. Apa indikatornya, ya simple, lihat di survei terakhir, jauh ketinggalan dari Ridwan Kamil dan Andika Perkasa. Dia malah jauh dari calon di bawah 2 koma persen. Sebelumnya kompetitif di atas," papar Muradi.
Bagi Muradi, keseriusan Sandiaga menjadi capres harus ditampakkan dengan melakukan positioning melalui langkah-langkah sistematis. Ada dua pilihan yang bisa dilakukan. Pertama, sebagai kader Gerindra, ketika partai sudah memutuskan mencapreskan Prabowo, dia harus ikut aturan partai.
"Dia harus dukung Pak Prabowo, jadi capres," tegas Muradi.
Dengan usia Sandiaga yang masih 50-an, sementara Prabowo pada 2024 sudah mencapai 72 tahun, Sandiaga, lanjut Muradi, melakukan investasi politik dengan mendukung pencalonan Prabowo. Pada saatnya nanti, di Pemilu 2029, Sandiaga akan menjadi salah satu calon terkuat dan mendapatkan dukungan maksimal dari Gerindra.
"Artinya Pak Sandi punya investasi politik di Gerindra," ujarnya.
Langkah kedua, jika Sandiaga tak sabar menanti 2029, dia harus keluar dari Gerindra. Yang kemudian menjadi persoalan, partai mana yang akan mau mencalonkan. "Karena partai ini kan sudah habis nih. PKB dengan Gerindra. KIB punya calon sendiri. Nasdem kemungkinan dengan Demokrat dan PKS. PDIP sendiri, itu sudah habis," tutur Muradi.
Peluang terbesar Sandiaga saat ini, kata Muradi, justru menjadi cawapres. "Kalau saya menilai, langkah Sandiaga (menjadi capres) itu begitu menjadi menteri kan redup. Nah ini saya kira perlu dijadikan catatan sendiri dia tidak lagi seagresif sebelum menjadi menteri," ujarnya.
Muradi menilai, setelah pilpres 2019, Gerindra melihat Sandi bukan lagi sebagai kader potensial yang bakal digadang-gadang menjadi capres. "Karena dia berjalan dalam ruang dan waktu yang berbeda dengan teman-teman di Gerindra yang lain."
"Kalau saya sih bilang, dalam kondisi hari ini, saya akan menyarankan Sandiaga untuk lebih bersabar dan lebih ikut aturan partai," pungkas Muradi.
Mengukur Peluang Sandiaga
Sementara Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKopi Kunto Adi Wibowo menyatakan, peluang Sandiaga menjadi capres di Pemilu 2024 belum tertutup. Sebagai Menparekraf yang rajin melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah, popularitas Sandiaga cukup tinggi.
Apalagi, lanjut Kunto, jika Sandiaga hingga akhir masa jabatannya sebagai menteri mampu melakukan terobosan luar biasa untuk industri pariwisata di Indonesia.
"Tinggal kemudian bagaimana Pak Sandi menunjukan bahwa beliau memiliki kapabilitas, beliau punya karakter yang pas untuk menghadapi krisis besar Indonesia ke depannya. Sampai sekarang ini yang ditunggu-tunggu publik," kata Kunto saat dihubungi merdeka.com.
Di sisi lain, Kunto mengingatkan, yang perlu dipertimbangkan Sandiaga adalah peluangnya yang lebih besar sebagai cawapres. Elektabilitasnya cukup bersaing dengan kandidat lain.
"Jadi mungkin petinggi partai melihat oh kalau Sandiaga dipasang menjadi wakil mungkin akan juga menambah elektabilitas capres," ujar Kunto.
Salah satu kandidat yang menjadi pesaing Sandiaga sebagai cawapres menurut Kunto adalah Erick Thohir. Keduanya bisa membuat perubahan banyak di Indonesia dan bisa membuat peta politik Indonesia lebih dinamis.
"Saya sih masih melihat peluang yang besar untuk pak Sandiaga Uno," tukasnya.
Sementara Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani mengaku partainya baru akan memutuskan siapa bakal calon yang diusung saat forum musyawarah kerja nasional (mukernas) digelar. Ada sejumlah nama yang akan diusulkan.
PPP yang cuma punya modal 19 kursi di DPR, kata Arsul, tidak akan ngotot mematok jatah capres atau cawapres dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Kira-kira kita akan sebut sekitar antara 4-6 nama lah. Kenapa banyak banget? Lah kan ini dirundingkan dengan Golkar dan PAN," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, pekan lalu.
Arsul mengungkapkan, selain Sandiaga, tokoh lain yang sudah bersilaturahmi dengan PPP adalah Anies Baswedan. Di Bandung, pengurus DPW PPP Jawa Barat intens berkomunikasi dengan Ridwan Kamil. Erick Thohir juga termasuk sosok yang dipertimbangkan PPP. Partai berlambang Kabah itu sedang menyiapkan alternatif-alternatif pilihan.
"Dan di antara alternatif-alternatif itu saya yakin tentu ada yg beririsan dengan capresnya hasil Rakernas Nasdem, ada yang dengan Rakernas PAN, mungkin dengan capresnya Partai Golkar juga," tutup Arsul.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca SelengkapnyaPertemuan Sandiaga Uno dengan Prabowo tak bisa dilepas dari gestur politik.
Baca SelengkapnyaGanjar pede hengkangnya ratusan anggota organisasi sayap PDIP pasca Ara mundur tidak berpengaruh terhadap suaranya di Jabar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Baswedan beri nilai 11 atas kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dalam sesi debat capres
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca SelengkapnyaGagasan yang digaungkan oleh Ganjar Pranowo berbeda dengan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaAra menegaskan, pilihan yang sudah ditentukan olehnya dalam mendukung salah satu paslon capres-cawapres bukan atas instruksi dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaSandiaga menerangkan PPP tahu diri, melihat perolehan suara di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya