Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Uang tidak bisa pengaruhi keputusan Mahkamah Konstitusi

Uang tidak bisa pengaruhi keputusan Mahkamah Konstitusi Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva di ruang kerjanya, gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Juli 2014. (merdeka.com/imam buhori)

Merdeka.com - Ketika Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ditangkap lantaran menerima suap, citra lembaga tinggi negara ini runtuh. Muncul ketidakpercayaan terhadap Mahkamah Konstitusi bisa bebas dari intervensi dalam memutuskan perkara.

Keraguan bukan tanpa alasan. Sebab, penggantinya, Hamdan Zoelva , sama-sama dari partai. Namun Hamdan menjamin keputusan lembaganya mewakili rasa keadilan rakyat. "Yang sudah putus mengenai Partai Bulan Bintang , Pak Yusril, mengenai siapapun. Coba lihat saja rekamannya,” kata Hamdan Zoelva saat berbincang di ruang kerjanya Rabu lalu.

Berikut penjelasan Hamdan Zoelva kepada Arbi Sumandoyo, Pramirvan Datu Aprillatu, dan juru foto Imam Buhori dari merdeka.com.

Banyak yang mempertanyakan independensi Anda lantaran Anda juga dari partai, sama seperti Akil Mochtar?

Pak Mahfud juga dari PKB nggak ada masalah biasa-biasa saja, normal-normal saja, santai-santai saja. Prinsipnya adalah menjadi hakim berhenti dari partai, itu paling utama. Jadi ketika masuk di sini jadi orang independen. Rata-rata di sini, termasuk saya, tidak melihat siapa berperkara. Apakah dari partai tempat dia dulu ada, teman, atau keluarga, tidak ada urusannya. Yang kita lihat apa yang dipersoalkan, itu kita putuskan.

Coba lihat putusan-putusan saya, ada nggak memihak. Banyak sekali yang sudah putus, mengenai Partai Bulan Bintang , Pak Yusril, mengenai siapapun. Coba lihat saja rekamannya.

Apa upaya Anda mengembalikan citra Mahkamah Konstitusi runtuh akibat kasus menimpa ketua sebelumnya, Akil Mochtar?

 

Ketika saya menjadi ketua hampir satu bulan setelah peristiwanya Pak Akil, saya katakan dalam lima, enam bulan insya Allah pulih. Ternyata memang di bulan keenam, tujuh dan seterusnya kepercayaan masyarakat kembali pulih.

Apa yang kami lakukan ada banyak. Antara lain membuat sistem pengawasan internal baik terhadap hakim atau pegawai-pegawai di Mahkamah Konstitusi , termasuk panitera. Pengawasan terhadap hakim itu, Mahkamah Konstitusi membentuk Dewan Etik.

Pengawasan di tingkat kepegawaian dan kepaniteraan juga sudah berjalan. Kemudian saya kembali membuat fakta integritas. Mereka bersumpah di bawah kitab suci di hadapan saya dan pejabat Mahkamah Konstitusi unrtuk bekerja jujur dan profesional.

Kemudian yang lain adalah Mahkamah Konstitusi terus melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan memberikan putusan-putusan memenuhi rasa keadilan rakyat. Karena citra Mahkamah Konstitusi berbanding sama dengan putusan-putusannya yang bagus-bagus.

Jadi semakin banyak produk putusannya baik, memenuhi rasa keadilan rakyat maka akan semakin tinggi rasa kepercayaan masyarakat kepada Mahkamah Konstitusi .

Apakah sejauh ini berjalan baik?

Semua berjalan baik.

Apa tolak ukur dari mekanisme dan sistem di Mahkamah Konstitusi itu sudah berjalan bagus?

 

Putusan putusan Mahkamah Konstitusi mendapat respek, itu saja. Mendapat penghormatan dari masyarakat dengan protes sangat minim. Saya bisa memberikan contoh, pada Pemilu 2009, setelah menyelesaikan pemilihan legislatif, banyak sekali surat protes dan banyak sekali pegawai Mahkamah Konstitusi diperiksa polisi.

Tapi sekarang tidak lebih dari lima suara protes masuk ke Mahkamah Konstitusi dari 900 gugatan. Sistemnya jalan dan mekanisme kita buat jalan. Kecermatan dan bekerja secara profesional jalan.

Walau saya harus akui ada kekurangannya dengan jumlah perkara besar ada kesalahan-kesalahan sifatnya manusiawi. Meski kita sudah teliti sedemikian rupa ada saja yang terlewati. Itu harus saya akui tapi tidak banyak dibanding pada Pemilu 2009. Jadi penerimaannya jauh lebih bagus, itu indikatornya.

Sebagai mantan orang partai, apakah itu bisa mempengaruhi independensi Anda?

Sudah saya jelaskan, saya tidak melihat yang berperkara, mau pejabat, petani kecil, nelayan, mau dari tempat partai saya dulu, dari partai mana, saya tidak lihat dari mana dia berasal. Saya lihat perkara dan apa yang dipersoalkan.

Kalau dilihat sekarang apa keputusan Mahkamah Konstitusi nantinya menentukan stabilitas di masyarakat?

Kita berpikir tentang negara, negara dan hukum harus berjalan paralel. Hukum ditegakkan dan negara berjalan aman. Jadi itulah pertimbangan harus diputuskan Mahkamah Konstitusi .

Artinya harus mengikuti fakta-fakta persidangan?

Itu sudah pasti, Mahkamah Konstitusi tidak boleh mengarang.

Meski ada risiko keputusan Mahakamah Konstitusi bisa saja membuat gejolak di masyarakat?

Kita tak melihat di luar. Kita memutuskan sidang tak berdasarkan media, berita koran, atau isu sedang berkembang di luar, tapi apa yang ditemukan dalam fakta persidangan, itulah fungsi hakim. Jadi kalau hakim memutuskan berdasarkan berita koran atau media, ya sudah nanti banyakin saja berita itu.

Jadi hakim tidak terpengaruh opini publik?

Orang demo besar-besaran tidak boleh mempengaruhi Mahkamah Konstitusi . Nanti orang dibiasakan biar putusannya belok demo saja setiap hari. Mau demoi ratusan ribu tak ada masalah, nanti ada satu datang semua orang demo. Satu lagi, tidak boleh dibiarkan negara ini dijalankan seperti itu. Tidak boleh mempengaruhi hakim, ayo kita adu bukti di persidangan.

Apakah uang masih bisa mempengaruhi keputusan Mahkamah Konstitusi?

 

Bagi saya sama saja. Sejak dulu keputusan Mahkamah Konstitusi tak bisa dipengaruhi uang. Kalau ada yang main uang dalam putusan itu mungkin, tapi tak ada keputusan Mahkamah Konstitusi dipengaruhi uang. Tapi ada yang mendapatkan keuntungan dari situ, beda cerita.

Apa kesulitan terbesar untuk memulihkan citra Mahkamah Konstitusi?

Membangun kepercayaan publik sedemikian rendah ketika kejadian itu (penangkapan Akil Mochtar) bukan hal nudah. Kalau memulai dari nol jauh lebih mudah daripada memperbaiki yang rusak. Itu jauh lebih berat.

Seperti gaya Anda memimpin Mahkamah Konstitusi?

Terserah penilaian orang saja. Terpenting saya mau bekerja profesional, tak perlu mengumbar pernyataan karena hakim itu berbicara melalui putusan. Karena apa yang diomongkan melalui putusan. Maka dari itu saya tidak terlalu banyak bicara.

Seperti itulah yang Anda lakukan sekarang?

 

Iya, itu saya lakukan, kenapa saya tak mau diwawancarai. Gatel juga ini (sambil menunjuk tenggorokan) lidah bicara, saya dulu banyak bicara. Ketika menjadi hakim harus mengubah semuanya karena bicaranya hakim melalui putusan.

Menurut Anda, apa syarat menjadi hakim agar bisa bekerja profesional dan berintegritas?

 

Ada dua syarat. Memiliki integritas baik dan memiliki rekam jejak baik. Tidak pernah mencuri atau melakukan perbuatan tercela. Itu syarat pertama, ini orang jujur apa tidak? Kedua, pertimbangan pengetahuannya, pemahamannya terhadap masalah-masalah hukum. Hakim memang dua syarat itu dibutuhkan.

Itu bisa menjadi jaminan hakim bakal membuat keputusan bagus?

Dalam Islam itu jelas. Ada satu hadis nabi, orang memutuskan perkara itu, satu masuk surga dua masuk neraka. yang masuk neraka adalah orang bodoh memutuskan perkara dan orang pintar memutuskan perkara dengan tidak jujur. Yang masuk surga adalah orang jujur dan pintar dalam memutuskan perkara dengan benar.

(mdk/fas)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar, Berikut Bacaan dan Keutamaannya
Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar, Berikut Bacaan dan Keutamaannya

Ayat seribu dinar memiliki banyak keistimewaan. Amalkan bacannya setiap hari.

Baca Selengkapnya
Apakah Uang Salah Transfer dari Orang Lain Boleh Digunakan? Ini Jawabannya
Apakah Uang Salah Transfer dari Orang Lain Boleh Digunakan? Ini Jawabannya

Ternyata uang yang salah transfer dari orang lain harus dikembalikan ke pemiliknya karena jika tidak bisa dipidana dan denda Rp5 miliar.

Baca Selengkapnya
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos

Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Akademisi: Hak Angket untuk Mengawasi, Bukan Menggagalkan Hasil Pemilu
Akademisi: Hak Angket untuk Mengawasi, Bukan Menggagalkan Hasil Pemilu

Persoalan Pemilu harus dilaporkan ke Bawaslu dan diselesaikan melalui Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya
Uang Makan Siswa Penghafal Alquran Dikorupsi, Satu Orang Wanita Ditetapkan Tersangka dan Ditahan
Uang Makan Siswa Penghafal Alquran Dikorupsi, Satu Orang Wanita Ditetapkan Tersangka dan Ditahan

Tersangka telah merugikan keuangan Negara sebesar Rp172.760.000.

Baca Selengkapnya
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan

Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah

Baca Selengkapnya
Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'
Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'

Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.

Baca Selengkapnya
Benarkah Uang Tidak Bisa Membeli Kebahagiaan? Ini Hasil Penelitian Terbarunya
Benarkah Uang Tidak Bisa Membeli Kebahagiaan? Ini Hasil Penelitian Terbarunya

Sebuah penelitian berhasil mengukur korelasi uang atau harta benda dengan tingkat kebahagiaan seseorang, berikut ulasannya.

Baca Selengkapnya
Soal Permintaan Pemakzulan Jokowi, Puan Maharani: Kita Jalankan Konstitusi Sesuai Aturan
Soal Permintaan Pemakzulan Jokowi, Puan Maharani: Kita Jalankan Konstitusi Sesuai Aturan

"Kita jalankan konstitusi itu dengan aturan yang ada. Silahkan saja aspirasi disampaikan," kata Puan

Baca Selengkapnya