Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Johannes Kepler

Profil Johannes Kepler | Merdeka.com

Johannes Kepler, memang menjadi figur penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan sejak abad ke-17. Juga bertindak selaku ahli matematika untuk Kerajaan Praha, Kepler menggantikan posisi Tycho Brahe, mentor sekaligus atasan Kepler yang meninggal mendadak pada 1601.

Kepler dikenal dengan hukum gerak planet yang dikembangkan berdasar analisis kalkulatif yang dituangkan dalam beberapa karya kanon seperti Astronomia Nova, Harmonice Mundi, dan Epitome Astronomiae Copernicanae. Deretan karya ini, juga beberapa risalah gubahan Kepler lainnya, menjadi pondasi awal bagi Sir Isaac Newton menyimpulkan gravitasi semesta (dalam masa modern, mungkin lebih tepat disebut Galaksi Milky Way) yang disusun dan dituangkan dalam salah satu 'kitab suci' dunia ilmiah, Principia Mathematicae.

Cucu dari Sebald Kepler ini telah mengenal dunia astronomi semenjak masih kecil. Kepler belia lebih tertarik mengamati kejadian astronomis seperti kedatangan Komet Besar pada 1577, yang disaksikan dengan mata kepala sendiri, dan gerhana bulan pada 1580. Sayangnya, Kepler menderita kelainan fisik yang membuat penglihatan dan tangannya melemah hingga mengurangi kemampuannya mengamati benda langit.

Pada 1589, Kepler mengenyam pendidikan, khususnya matematika, di University of Tubingen. Ia belajar filsafat di bawah pengawasan langsung Vitus Muller dan teologi di bawah bimbingan Jacob Heerbrand. Di akhir tahun pertamanya di universitas tersebut, Kepler memperoleh nilai A untuk semua matapelajaran, kecuali matematika. Fenomenon unik terkait sang jenius ini memang tidak disebabkan Kepler gagal menyelesaikan semua soal matematika yang diajarkan dalam kelas. Melainkan sang profesor, Michael Mastlin, dalam bahasa awam bisa disebut 'bingung' memberi nilai yang lebih tinggi kepada jenius kelahiran Weil der Stadt, Jerman ini. Tersebab tingginya kepercayaan gurunya tersebut, Kepler justru memperoleh pelajaran astronomi khusus yang jauh lebih maju dari yang diajarkan Meistlin dalam kelas, sistem kosmologi heliosentris dari sang Bapak Tata Surya sendiri, Copernicus.

Sejak saat itulah, Kepler mulai mengamati benda langit berdasarkan perhitungan rumit di atas kertas. Dimulai dengan Mysterium Cosmographicum, Kepler melanjutkan perhitungan Copernicus dengan mencoba mengedepankan teori heliosentris berdasarkan hitungan dan model ragaan ciptaannya sendiri. Tentu saja, hal yang membuat teori Kepler sangat revolusioner disebabkan wacana masyarakat Eropa saat itu yang masih berpegang pada ajaran agama bahwa bumi adalah pusat tata surya.

Pasca pembelaan heliosentris dalam 'Semesta Suci' tersebut, karya besar Kepler lainnya mulai bermunculan seperti penjelasan tentang pembentukan bintang baru dalam De Stella Nova, hukum optik dalam Astronomiae Pars Optica, dan tentu saja, hukum gerak planet yang membuatnya dikenang sejarah sepanjang masa dalam Astronomia Nova.

Dalam buku tersebut, Kepler bekerja keras menciptakan formula hitungan untuk menemukan tatanan astronomis benda langit. Membandingkan jarak terdekat dan terjauh (aphelion dan perihelion) antara bumi, Mars dan matahari sebagai pusat, Kepler berhasil menyimpulkan bahwa rerata gerakan planet berbanding terbalik dengan jaraknya terhadap matahari. Menjelang akhir 1602, Kepler merevisi formulanya sendiri berdasar istilah geometris: karena geraknya sedemikian rupa, jika ditarik garis khayal dari matahari ke sebuah planet, bidang sapuan akan sama dengan waktu tempuh yang sama, karenanya dalam konsekuensi yang mudah dipahami awam, Kepler membuktikan  makin dekat sebuah planet dengan matahari, makin cepat planet tersebut bergerak - Hukum Kedua gerak planet Kepler.

Kepler melanjutkan pembuktiannya dengan mengalkulasi seluruh orbit planet Mars. Sayangnya, Kepler masih berpaku pada anggapan kuno bahwa planet mengorbit seperti bentuk telur. Pada awal 1605, dan setelah menuai lebih dari 40 kali kegagalan kalkulasi, sang Astronom ini sampai pada pemikiran gerak elips benda langit; sebuah ide yang awalnya justru dikira Kepler sebagai solusi yang terlalu sederhana jika tidak ditemukan para astronom sebelumnya! Memastikan bahwa gerak elips cocok dengan semua data kalkulasi orbit planet Mars, Kepler sampai pada simpulan berikutnya bahwa semua planet, karenanya, bergerak secara elips dengan matahari sebagai pusat - Hukum Pertama gerak planet Kepler.

Setelah memastikan gerak benda langit melalui kalkulasinya sendiri, alih-alih berhenti, Kepler justru semakin memantapkan diri sebagai pakar astronomi dan ilmuwan abad ke-17 yang tidak berhenti menyumbang pemikiran demi perkembangan ilmu pengetahuan. Berjarak sekitar satu dekade setelah New Astronomy, Kepler menerbitkan karya kanon lain bagi dunia ilmiah, Epitome of Copernican Astronomy (atau jika diterjemahkan bebas bisa disebut dengan Kapita Selekta Astronomi Copernicus - pen.). Kali ini hanya berselang beberapa tahun, karya kanon lain, Harmony of the Worlds, terbit dan menjadi sumber inspirasi baik bagi dunia ilmiah sendiri maupun dunia seni.

Masa akhir hidup Kepler bisa disebut sebagai masa paling berat sepanjang hidup. Sang ibu, Katharina, sempat dituduh sebagai penyihir dan menjadi salah satu korban fenomena 'perburuan tukang sihir' yang marak di Eropa pada awal abad ke-17. Sempat mendekam di penjara selama setahun lebih sejak Agustus 1621, ibunda Kepler akhirnya dibebaskan dari tuduhan berdasar upaya hukum dari Kepler.

Menghabiskan dekade akhir hidupnya dengan bepergian, Kepler yang menderita sakit sejak lama akhirnya mangkat ketika tiba di Resenburg dan dimakamkan di sebuah gereja lokal di kota tersebut. Sayangnya, makamnya ikut hancur ketika tentara Swedia menyerang kota tersebut. Satu-satunya bukti yang tersisa dari makam astronom besar ini hanyalah sebait epitat yang ditulis sendiri:
   

Mensus eram coelos, nunc terrae metior umbras (Dulu aku mengukur langit, kini bayangku mengukur bumi)
Mens coelestis erat, corporis umbra iacet. (Benakku adalah angkasa, meski tubuhku tinggal bayangan)

Riset dan analisis: Mochamad Nasrul Chotib - Sony Anshar

 

Last Update: 3 Juli 2014

Profil

  • Nama Lengkap

    Johannes Kepler

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Weil der Stadt, Baden-Wuttemberg

  • Tanggal Lahir

    1571-12-27

  • Zodiak

    Capricorn

  • Warga Negara

    Jerman

  • Biografi

    Johannes Kepler, memang menjadi figur penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan sejak abad ke-17. Juga bertindak selaku ahli matematika untuk Kerajaan Praha, Kepler menggantikan posisi Tycho Brahe, mentor sekaligus atasan Kepler yang meninggal mendadak pada 1601.

    Kepler dikenal dengan hukum gerak planet yang dikembangkan berdasar analisis kalkulatif yang dituangkan dalam beberapa karya kanon seperti Astronomia Nova, Harmonice Mundi, dan Epitome Astronomiae Copernicanae. Deretan karya ini, juga beberapa risalah gubahan Kepler lainnya, menjadi pondasi awal bagi Sir Isaac Newton menyimpulkan gravitasi semesta (dalam masa modern, mungkin lebih tepat disebut Galaksi Milky Way) yang disusun dan dituangkan dalam salah satu 'kitab suci' dunia ilmiah, Principia Mathematicae.

    Cucu dari Sebald Kepler ini telah mengenal dunia astronomi semenjak masih kecil. Kepler belia lebih tertarik mengamati kejadian astronomis seperti kedatangan Komet Besar pada 1577, yang disaksikan dengan mata kepala sendiri, dan gerhana bulan pada 1580. Sayangnya, Kepler menderita kelainan fisik yang membuat penglihatan dan tangannya melemah hingga mengurangi kemampuannya mengamati benda langit.

    Pada 1589, Kepler mengenyam pendidikan, khususnya matematika, di University of Tubingen. Ia belajar filsafat di bawah pengawasan langsung Vitus Muller dan teologi di bawah bimbingan Jacob Heerbrand. Di akhir tahun pertamanya di universitas tersebut, Kepler memperoleh nilai A untuk semua matapelajaran, kecuali matematika. Fenomenon unik terkait sang jenius ini memang tidak disebabkan Kepler gagal menyelesaikan semua soal matematika yang diajarkan dalam kelas. Melainkan sang profesor, Michael Mastlin, dalam bahasa awam bisa disebut 'bingung' memberi nilai yang lebih tinggi kepada jenius kelahiran Weil der Stadt, Jerman ini. Tersebab tingginya kepercayaan gurunya tersebut, Kepler justru memperoleh pelajaran astronomi khusus yang jauh lebih maju dari yang diajarkan Meistlin dalam kelas, sistem kosmologi heliosentris dari sang Bapak Tata Surya sendiri, Copernicus.

    Sejak saat itulah, Kepler mulai mengamati benda langit berdasarkan perhitungan rumit di atas kertas. Dimulai dengan Mysterium Cosmographicum, Kepler melanjutkan perhitungan Copernicus dengan mencoba mengedepankan teori heliosentris berdasarkan hitungan dan model ragaan ciptaannya sendiri. Tentu saja, hal yang membuat teori Kepler sangat revolusioner disebabkan wacana masyarakat Eropa saat itu yang masih berpegang pada ajaran agama bahwa bumi adalah pusat tata surya.

    Pasca pembelaan heliosentris dalam 'Semesta Suci' tersebut, karya besar Kepler lainnya mulai bermunculan seperti penjelasan tentang pembentukan bintang baru dalam De Stella Nova, hukum optik dalam Astronomiae Pars Optica, dan tentu saja, hukum gerak planet yang membuatnya dikenang sejarah sepanjang masa dalam Astronomia Nova.

    Dalam buku tersebut, Kepler bekerja keras menciptakan formula hitungan untuk menemukan tatanan astronomis benda langit. Membandingkan jarak terdekat dan terjauh (aphelion dan perihelion) antara bumi, Mars dan matahari sebagai pusat, Kepler berhasil menyimpulkan bahwa rerata gerakan planet berbanding terbalik dengan jaraknya terhadap matahari. Menjelang akhir 1602, Kepler merevisi formulanya sendiri berdasar istilah geometris: karena geraknya sedemikian rupa, jika ditarik garis khayal dari matahari ke sebuah planet, bidang sapuan akan sama dengan waktu tempuh yang sama, karenanya dalam konsekuensi yang mudah dipahami awam, Kepler membuktikan  makin dekat sebuah planet dengan matahari, makin cepat planet tersebut bergerak - Hukum Kedua gerak planet Kepler.

    Kepler melanjutkan pembuktiannya dengan mengalkulasi seluruh orbit planet Mars. Sayangnya, Kepler masih berpaku pada anggapan kuno bahwa planet mengorbit seperti bentuk telur. Pada awal 1605, dan setelah menuai lebih dari 40 kali kegagalan kalkulasi, sang Astronom ini sampai pada pemikiran gerak elips benda langit; sebuah ide yang awalnya justru dikira Kepler sebagai solusi yang terlalu sederhana jika tidak ditemukan para astronom sebelumnya! Memastikan bahwa gerak elips cocok dengan semua data kalkulasi orbit planet Mars, Kepler sampai pada simpulan berikutnya bahwa semua planet, karenanya, bergerak secara elips dengan matahari sebagai pusat - Hukum Pertama gerak planet Kepler.

    Setelah memastikan gerak benda langit melalui kalkulasinya sendiri, alih-alih berhenti, Kepler justru semakin memantapkan diri sebagai pakar astronomi dan ilmuwan abad ke-17 yang tidak berhenti menyumbang pemikiran demi perkembangan ilmu pengetahuan. Berjarak sekitar satu dekade setelah New Astronomy, Kepler menerbitkan karya kanon lain bagi dunia ilmiah, Epitome of Copernican Astronomy (atau jika diterjemahkan bebas bisa disebut dengan Kapita Selekta Astronomi Copernicus - pen.). Kali ini hanya berselang beberapa tahun, karya kanon lain, Harmony of the Worlds, terbit dan menjadi sumber inspirasi baik bagi dunia ilmiah sendiri maupun dunia seni.

    Masa akhir hidup Kepler bisa disebut sebagai masa paling berat sepanjang hidup. Sang ibu, Katharina, sempat dituduh sebagai penyihir dan menjadi salah satu korban fenomena 'perburuan tukang sihir' yang marak di Eropa pada awal abad ke-17. Sempat mendekam di penjara selama setahun lebih sejak Agustus 1621, ibunda Kepler akhirnya dibebaskan dari tuduhan berdasar upaya hukum dari Kepler.

    Menghabiskan dekade akhir hidupnya dengan bepergian, Kepler yang menderita sakit sejak lama akhirnya mangkat ketika tiba di Resenburg dan dimakamkan di sebuah gereja lokal di kota tersebut. Sayangnya, makamnya ikut hancur ketika tentara Swedia menyerang kota tersebut. Satu-satunya bukti yang tersisa dari makam astronom besar ini hanyalah sebait epitat yang ditulis sendiri:
       

    Mensus eram coelos, nunc terrae metior umbras (Dulu aku mengukur langit, kini bayangku mengukur bumi)
    Mens coelestis erat, corporis umbra iacet. (Benakku adalah angkasa, meski tubuhku tinggal bayangan)

    Riset dan analisis: Mochamad Nasrul Chotib - Sony Anshar

     

    Last Update: 3 Juli 2014

  • Pendidikan

    • University of Tubingen, Jerman

  • Karir

    • Ahli Matematika, Astronomi, dan Astrologi
    • Penasehat dan Ahli Matematika Kerajaan di bawah Kaisar Rudolph II

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya