Warga Keluhkan Jalan Rusak Parah sejak Ada Proyek Bendungan Bagong, Ini Potretnya

Kamis, 9 Februari 2023 10:43 Reporter : Rizka Nur Laily M
Warga Keluhkan Jalan Rusak Parah sejak Ada Proyek Bendungan Bagong, Ini Potretnya Jalan rusak akibat pembangunan Bendungan Bagong Trenggalek. ©2023 Merdeka.com/Instagram @ilovetrenggalek

Merdeka.com - Puluhan warga Dusun Temon, Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek, Jawa Timur menggeruduk kantor balai desa setempat pada Selasa (7/2/2023) untuk memprotes kondisi jalan desa yang rusak parah.

Mereka kesal jalan yang selama ini menjadi akses utama di Desa Ngares berlumpur dan dipenuhi kerikil mirip jalur off-road. Padahal jalan itu sebelumnya beraspal dan kondisinya bagus.

Saat hujan turun, kondisi jalan desa itu semakin parah. Dikutip dari akun Instagram @ilovetrenggalek, jalan desa itu disebut mirip rawa-rawa.

2 dari 3 halaman

Protes Warga

Warga mengeluhkan kondisi jalan Desa Ngares yang rusak parah sejak dimulainya proyek Bendungan Bagong di Desa Sumurup dan Sengon, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Meskipun tidak terdampak lokasi fisik pembangunan bendungan, jalan Desa Ngares menjadi salah satu akses yang dilalui kendaraan-kendaraan proyek.

Terkait jalan desa tersebut, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas sudah datang ke lokasi untuk menormalisasi sungai. Namun, material yang dibawa dari kerusakan sungai semakin memperparah kondisi jalan karena digunakan untuk menguruk. Kondisi jalan yang berlumpur dan berkerikil kerap kali menyebabkan warga terjatuh karena ban kendaraan tergelincir.

"Kami datang ke kantor balai desa sebagai bentuk protes karena kondisi jalan desa yang biasa dilewati sudah tidak layak lagi disebut jalan,” ungkap Samingan, salah satu warga Desa Ngares.

3 dari 3 halaman

Bendungan Bagong

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh I L❤VE TRENGGALEK (@ilovetrenggalek)

 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memiliki program membangun delapan bendungan di Jawa Tmur sepanjang 2015 hingga 2024 mendatang. Saat berita ini ditulis, Bendungan Bagong menjadi satu-satunya bendungan yang belum selesai pembangunannya.

Bendungan yang masih dalam konstruksi itu memiliki kapasitas tampung 17,40 juta m3 dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,95 km2.

“Pembangunan bendungan diikuti pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR.

Sebelum muncul protes jalan rusak akibat sering dilewati kendaraan proyek pembangunan Bendungan Bagong, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini juga terkendala persoalan pembebasan lahan.

[rka]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini