Teori Herd Immunity Atasi COVID-19, Kurang Etis dan Berbahaya
Merdeka.com - Saat ini, sebagian besar negara di dunia sedang berupaya menekan penyebaran COVID-19. Di tengah semua itu, beberapa negara mencoba untuk melakukan langkah pencegahannya sendiri melalui apa yang disebut teori herd immunity.
Herd immunity adalah strategi untuk membiarkan sejumlah besar orang terpapar dan tertular suatu penyakit. Dengan begitu, tubuh akan mengembangkan kekebalan atau imunitas terhadap penyakit tersebut untuk menghentikan penyebaran virus.
Gagasan menghadapi pandemi COVID-19 melalui strategi herd immunity, alih-alih isolasi dan karantina, akan mengekspos populasi masyarakat pada COVID-19. Eksposur ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak yang kebal dan dapat bertahan, dan berapa banyak yang tidak.
Teori herd immunity nampaknya memiliki logika brutal tertentu. Maka, teori ini lebih baik disimpan dalam pikiran. Karena mempraktikkannya tidak semudah itu.
Berikut adalah penjelasan mengenai mengapa herd immunity tidak etis dan berbahaya untuk dipraktikkan, dihimpun dari berbagai sumber.
Pahami Apa Itu Imunitas
2020 Merdeka.com
Tubuh secara otomatis melawan penyakit menular seperti COVID-19 melalui sistem kekebalan tubuh. Tubuh memproduksi antibodi sebagai respons terhadap organisme pengganggu untuk melawan dan menghilangkannya.
Setelah tubuh melawan penyakit, tubuh akan mempertahankan "memori" tentang virus atau benda asing tersebut. Tubuh juga akan membangun mekanisme perlawanan dengan lebih baik dan lebih cepat apabila virus atau benda asing itu datang lagi.
Setelah seseorang mengembangkan kekebalan tubuhnya terhadap virus, mereka mungkin tidak akan diserang lagi. Teori herd immunity adalah bahwa ketika banyak orang mengembangkan kekebalannya terhadap suatu virus, pada akhirnya virus itu akan berhenti menyebar ke orang lain yang belum terpapar.
Dikutip dari The Independent UK (3/04), Profesor Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di University of Edinburgh, mengatakan kepada bahwa teori herd immunity adalah "dasar dari semua program vaksinasi."
Namun, kekebalan juga dapat terjadi secara alami. Prof. Woolhouse menjelaskan.
"Jika Anda terpapar infeksi suatu penyakit, dan cukup banyak orang lain yang juga telah terpapar, tubuh akan mengembangkan antibodi dan kekebalannya. Anda dapat memiliki herd immunity alami dan virus tersebut tidak akan menyebabkan epidemi pada populasi," katanya.
Permainan Angka Herd Immunity
Teori herd immunity pada dasarnya adalah permainan angka. Semuanya terletak pada tingkat reproduksi dasar -dengan kata lain, berapa banyak infeksi yang dihasilkan oleh setiap kasus.
Tingkat dengan nilai 1 berarti 1 orang dapat menularkan penyakit tersebut pada 1 orang lain. Semakin tinggi angka ini, semakin banyak infeksi dari satu kasus. Jadi, untuk mengakhiri penyebaran, jumlah ini harus turun di bawah 1. Tingkat reproduksi COVID-19 adalah antara 2 dan 3.
2020 Merdeka.com
Ketika infeksi menyebar, kumpulan orang yang rentan akan menyusut karena tubuh mereka semakin mengembangkan kekebalan. Herd immunity bertujuan untuk menurunkan jumlah orang yang rentan ke titik di mana tingkat reproduksi turun di bawah 1 dan menghentikan penyebaran infeksi.
Dalam kasus campak, 95% populasi harus kebal agar infeksi berhenti. Untuk COVID-19, saya menghitung sekitar 40%, berdasarkan tingkat reproduksi 2,6.
Jadi, jika sekitar 60% orang kebal terhadap infeksi, ini adalah herd immunity yang cukup untuk menghentikan penyebaran COVID-19., demikian dikutip dari Arindam Basu, Associate Professor Epidemiology and Environmental Health, University of Canterbury (17/03).
Efektivitas Herd Immunity
stemgenex.com
Dari permukaan, teori herd immunity nampaknya bijaksana. Namun, belum tersedianya vaksin COVID-19 membuat strategi ini memiliki resiko yang sangat tinggi. Strategi herd immunity juga dikritik oleh World Health Organization (WHO).
Cara terbaik untuk mengembangkan herd immunity adalah melalui vaksinasi. Cara kerja vaksin adalah sebagai berikut; vaksin akan mengirim sejumlah kecil virus ke dalam tubuh, lalu sistem kekebalan tubuh akan mempelajari cara melawannya tanpa harus jatuh sakit. Namun kembali lagi, vaksin COVID-19 belum ditemukan.
Mengutip dari The Sidney Morning Herald, Belanda dilaporkan tertarik menggunakan herd immunity untuk memerangi epidemi COVID-19. Sementara itu, Inggris mundur dari rencana tersebut setelah muncul berbagai kecaman dan peringatan bahwa herd community dapat menyebabkan 250.000 kematian.
Konsekuensi Teori Herd Immunity dalam Kasus COVID-19
2012 diena.lv
Ketiadaan vaksin sementara infeksi terus menyebar menyebabkan beberapa orang mengembangkan mild version atau versi ringan dari penyakit tersebut secara alami pada tubuh mereka.
Apabila memiliki imunitas yang bagus, mereka akan sembuh dengan sendirinya hanya dengan pengobatan ringan. Tetapi teoriherd immunity tetap tidak etis dari sisi kemanusiaan untuk memerangi COVID-19.
Pertama, konsekuensi jangka menengah dan jangka panjang dari COVID-19 belum diketahui. Kedua, meski beberapa orang tidak terpengaruh secara signifikan oleh penyakit ini, dengan strategi herd immunity mereka masih bisa menularkan virus ke orang lanjut usia yang berisiko tinggi meninggal karena COVID-19.
Berdasarkan analisis pakar, untuk mengaplikasikan teori herd immunity di Inggris, perlu menginfeksi lebih dari 47 juta populasi.
"Dengan tingkat kematian 2,3% dan tingkat penyakit parah 19%, hal ini dapat menyebabkan lebih dari satu juta orang meninggal dan delapan juta lainnya membutuhkan perawatan kritis," dikutip dari Jeremy Rossman, Senior Lecture in Virology and President of Research-Aid Networks, University of Kent, Jumat (13/03).
(mdk/edl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMengenal Penyakit Autoimun, Kondisi Tubuh yang Diserang Pelindungnya Sendiri
Penyakit autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
8 Hewan yang Mampu Berkembang Biak Tanpa Pejantan
Partenogenesis merupakan fenomena reproduksi tanpa keterlibatan pejantan, merupakan keajaiban alam yang dialami oleh sejumlah hewan. Simak disini!
Baca SelengkapnyaContoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana
Merdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo
Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaRisiko Penyakit menurut Golongan Darah, Mana yang Lebih Rentan?
Setiap golongan darah memiliki risiko penyakit yang berbeda karena adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.
Baca SelengkapnyaPenyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya
Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaDeretan Buah yang Bagus dan Perlu Dibatasi untuk Penderita Asam Lambung
Asam lambung, yang diperlukan oleh tubuh untuk mencerna makanan & melawan infeksi bakteri, terkadang dapat diproduksi secara berlebihan, menyebabkan gejala maag
Baca Selengkapnya