Sosok Sultan Hamid II, Pencetus Lambang Garuda Pancasila yang Tak Banyak Diketahui
Merdeka.com - Tak banyak yang tahu siapa sebenarnya sosok pencetus lambang Garuda Pancasila, Sultan Hamid II. Unggahan Instagram @sorotandunia pada Jumat (16/10/2020) membeberkan sejumlah fakta menarik tentang sang inovator besar itu.
Sultan Hamid II rupanya bukan orang biasa, ia adalah seorang sultan di Kesultanan Pontianak, Kalimantan Barat. Dalam tubuhnya, mengalir darah dua bangsa besar, Indonesia dan Arab. Berikut cerita menarik tentang pencetus lambang Garuda Pancasila itu.
Perjalanan Hidup
-
Bagaimana Sultan Hamid II merancang lambang negara Garuda Pancasila? Pada 10 Januari 1950 akhirnya terbentuk panitia teknis bernama Panitia Lencana Negara. Kemudian, rancangan lambang negara milik Sultan Hamid-lah yang menjadi salah satu calonnya. Setelah melakukan seleksi, rancangan milik Sultan Hamid pun ditetapkan oleh Soekarno dan Moh. Hatta pada 8 Februari 1950.
-
Siapa yang memiliki pengetahuan luas tentang tokoh dan peristiwa dalam cerita ketika menggunakan sudut pandang serba tahu? Sudut pandang serba tahu/mahatahu adalah ketika penulis mengetahui segala hal yang terjadi dalam cerita, termasuk pikiran dan perasaan semua karakter. Penulis memiliki wawasan yang luas mengenai tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Apa saja contoh dari hadas besar? Contoh hadas besar di antaranya haid, keluarnya mani, junub, hingga nifas.
-
Bagaimana Sultan Hamid II memimpin DIKB? Dalam deklarasi tersebut, Sultan Hamid II dipilih sebagai kedua dewan serta dibantu oleh badan pemerintahan harian yang berjumlah lima orang. Selanjutnya, gabungan kesultanan dan kerajaan sepakat untuk mewujudkan pemerintahan federasi yang lebih kuat dengan menaikkan kedudukan Dewan Kalimantan Barat menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB).
-
Mengapa Hadis penting untuk dipahami? Keberadaan hadis sendiri menjadi pelengkap dan menyempurnakan. Agar umat Islam tidak salah paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama.
Pria bernama lengkap Syarif Abdul Hamid Al-Qadri merupakan putra sulung Sultan Syarif Muhammad Al-Qadri.
Sultan Hamid II lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913 dan meninggal 30 Maret 1978 di Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.
©2020 Merdeka.com/Instagram @sorotandunia
Syarif Abdul Hamid, panggilan kecilnya, menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung selama satu tahun, dan THS Bandung tidak tamat.
Kemudian, ia juga bersekolah di KMA (sejenis Akademi Militer) di Breda, Belanda, hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda (KNIL = Koninklijk Nederland Indische Leger).
Menang Sayembara Lambang Garuda Pancasila
Pada 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder, dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan R.M. Ngabehi Poerbatjaraka sebagai anggota.
Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
©2020 Merdeka.com/Imam Buhori
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab, untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilihlah dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin.
Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR ialah rancangan Sultan Hamid II. Sementara itu, karya M. Yamin ditolak lantaran menyertakan sinar-sinar matahari yang menampakkan pengaruh Jepang.
Komentar Warganet
Banyak warganet yang meramaikan kolom komentar di Instagram @sorotandunia. Alih-alih mengomentari karya Sultan Hamid II, mereka justru mengatakan hal ini.
©2020 Merdeka.com/Instagram @sorotandunia
“Good looking ya, sang Sultan,” komentar pemilik akun @novanita_whian.
“Ganteng yah,” komentar @nadirintop76.
“Tuanya aja ganteng bgt gmna mudanya hmmm fakboy gk yaa. Wkwkwkwk secara pernah studi di Belanda dan turunan Arab plus Raja Sultan,” komentar @tutupakunhlo.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putra asal Pontianak ini memiliki keturunan Arab-Indonesia yang semasa hidupnya dihabiskan berkarier di dunia militer dan politik.
Baca SelengkapnyaAnwar Hafid dikenal sebagai sosok yang tidak hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga kualitas
Baca SelengkapnyaNurdin Halid Nilai Airlangga Hartarto Masih Layak Pimpin Golkar, Ini Alasannya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Profil eks Pnaglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto yang dikabarkan akan dilantik sebagai Menko Polhukam.
Baca SelengkapnyaAnwar Hafid juga dinilai sebagai sosok pemimpin yang peduli pada rakyatnya sehingga menjadi keputusan tepat Anwar Hafid memimpin Sulteng.
Baca SelengkapnyaMomen penonton sidang bersorak itu salah satunya terjadi ketika hakim tunggal Eman Sulaeman membacakan isi dalil Polda Jawa Barat selaku pihak temohon.
Baca SelengkapnyaIa lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaSebelum dirinya menjabat sebagai Bupati Ogan Ilir, Panca merupakan seorang pengusaha kondang di Sumatra Selatan
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, Letkol Inf. Nur Wahyudi resmi dilantik menjadi menjadi Dansat-81 Kopassus.
Baca Selengkapnya