Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja
Keilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
nahdlatul ulama![Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2024/1/24/1706055712471-h1eej.png)
Keilmuannya diakui banyak orang, banyak murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
![Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/24/1706055697762-duqio.png)
Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja
![Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/24/1706055827459-45t95.jpeg)
Nahdlatul Ulama (NU) Bojonegoro lahir di Padangan pada tahun 1938 Masehi. Pemrakarsanya Kiai Hasyim Padangan. Demi memperluas pengaruh NU di Bojonegoro, Kiai Hasyim punya strategi unik, yakni menyuruh anaknya menikah.
Strategi
Kiai Hasyim meminta putranya Kiai Sholeh untuk menikahi perempuan kota. Tujuannya agar putranya bisa mengepakkan sayap NU di pusat Kota Bojonegoro. Pada tahun 1940, Kiai Sholeh mengawali syiar NU di kawasan kota Bojonegoro. Namun, hingga ia meninggal dunia pada 1948, NU Bojonegoro belum resmi lahir.
Sepeninggal Kiai Sholeh, dakwah NU di pusat kota Bojonegoro diteruskan oleh Kiai Rachmat Zuber dari Tulungagung. Selama tinggal di Bojonegoro, Kiai Rachmat bertamu kepada para kiai di Bojonegoro sebagai bentuk strategi membesarkan embrio NU dan nilai ajaran Ahlusunnah wal Jama'ah (Aswaja). Usaha ini berhasil. Mengutip Instagram @bojonegorohistory, pada tahun 1953, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro resmi berdiri.![Sosok Kiai Hasyim](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/24/1706056453259-p8nf8.png)
Sosok Kiai Hasyim
Kiai Hasyim tinggal dan membangun masjid di sebuah dusun kecil bernama Jalakan, Padangan, Bojonegoro. Sosoknya dikenal ulama spesialis nahfu sharaf. Kepandaiannya tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga dikenal hingga Singapura dan Malaysia.
- Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
- Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
- Sosok Kakak Umur 84 Tahun Masih Beri Jajan ke Adik Usia 79 Tahun, Hobinya Nonton Upin Ipin
- Sosok Pak Satpam ini Jadi Pahlawan Seorang Pria Diserang Anjing, Korban Sampai Nemplok Digemblok Bak Anak Kecil
- Arkeolog Temukan Kuburan Massal Terbesar di Eropa, Berisi 1.000 Kerangka Korban Wabah Mematikan
- Pegi DPO Vina Cirebon Ditangkap, Hingga Hotman Tantang Kapolda Jabar
Mengutip Liputan6.com, banyak ulama Jawa Timur dan Jawa Tengah yang dahulu menjadi santri Kiai Hasyim. Salah satunya Kiai Mustofa Bisri alias Gus Mus, pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang.
Para Guru
Kiai Hasyim tercatat pernah menjadi santri pada sejumlah kiai. Mulai dari Sayyid Abdurrahman Hasyim Basyaiban di Padangan, Mbah Kholil Bangkalan, hingga menuntut ilmu di tanah Haramain pada ulama-ulama besar pada zamannya.
![Karya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/24/1706057046485-uaf2s.jpeg)
Karya
Mengutip NU Online, karya Kiai Hasyim antara lain Tasrifan Padangan, terjemah Imrithi, terjemah Alfiyah Ibnu Malik, hingga terjemah Nadham Maqsud. Sayangnya, saat ini hanya Tasrifan Padangan yang masih bisa dijumpai.
Akhir Hayat
Kiai Hasyim meninggal saat tentara Jepang masuk Indonesia sekitar 1942. Saat ia meninggal, banyak masyarakat berdatangan. Bahkan saat prosesi pemakaman, keranda jenazah Kiai Hasyim terlihat seperti berjalan sendiri karena banyaknya orang yang ingin memikul keranda.