Merdeka.com - Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno pernah diasuh oleh seorang lelaki bernama RM Soemosewoyo. Hal ini dikisahkan oleh salah satu cucu Soekarno, Mahardika Soekarnoputro saat mengunjungi rumah masa kecil Bung Karno (BK) di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, sekitar sepuluh tahun silam yakni pada akhir Agustus 2013.

Mahardika mengaku mendapatkan cerita soal ayah angkat Bung Karno itu dari ibundanya, Rachmawati Soekarnoputri.

“Kami pernah dengar soal cerita ayah angkat BK dari mama (Rachmawati, red). Sehingga kami yakin rumah ini bagian dari masa kecil BK,” tutur Mahardika saat berkunjung ke rumah masa kecil Bung Karno.

Tak Banyak Diketahui

Mahardika mengungkapkan, peran RM Soemosewoyo sebagai ayah asuh Bung Karno memang tak banyak diulas dalam sejarah. Dia pun mengetahuinya karena dikisahkan oleh orang tuanya.

Walaupun tak mendapat perhatian lebih dalam dokumentasi-dokumentasi sejarah yang berkenaan dengan Bung Karno, sosok RM Soemosewoyo ini memicu keingintahuan media massa. Media pun beramai-ramai menuliskan bagaimana hubungan ayah dan anak angkat itu saat tinggal di Kediri. 

Hal itu pula yang membuat Mahardika semakin penasaran dengan sosok RM Soemosewoyo. Dia pun akhirnya berkunjung ke rumah masa kecil Bung Karno di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. 

“Kami akan sampaikan kepada saudara kami yang lain soal keberadaan rumah masa kecil kakek saya BK,” ujarnya saat itu, dikutip dari laman Pustaka Jawa Timuran.

Asuh Soekarno Sejak Usia 2 Tahun

©2023 Merdeka.com/Imam Mubarok

Berdasarkan penjelasan RM Soeharyono, keturunan RM Soemosewoyo, Bung Karno diasuh oleh ayah tirinya itu sejak usianya masih dua tahun. RM Soemosewoyo jugalah yang memiliki inisiatif mengganti nama Koesno menjadi Soekarno. 

“Waktu kecil BK dulu sakit-sakitan sehingga namanya diganti dan diambil anak angkat,” tutur RM Soeharyono.

Lebih lanjut, RM Soeharyono juga menyinggung alasan Bapak Proklamasi RI selalu memakai peci miring.

“Mengapa BK kalau pakai peci miring? Itu dilakukan untuk menutupi bekas luka di jidatnya,” imbuh dia. 

Konon, luka di jidat Bung Karno itu muncul karena yang bersangkutan pernah terjatuh saat memanjat pohon beringin yang ada di halaman rumah. Di bawah pohon beringin itulah, Bung Karno juga belajar melakukan orasi. 

Selayaknya anak-anak pada umumnya, Soekarno kecil juga senang bermain. Dia terbiasa ikut menggembala kerbau ke sawah bersama anak-anak sebayanya. 

Di rumah yang terletak di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri itu, Bung Karno memiliki kamar pribadi. Dua kamar di rumah bagian depan menjadi tempat tidur Soekarno kecil dan remaja. Sementara satu kamar rumah bagian belakang biasa jadi tempat istirahat Bung Karno saat sudah menjadi presiden.