Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Potret Kapal Perang Malahayati Kirim Kebutuhan Pokok ke Masalembo, Butuh Waktu 14 Jam

Potret Kapal Perang Malahayati Kirim Kebutuhan Pokok ke Masalembo, Butuh Waktu 14 Jam KRI Malahayati kirim bantuan kebutuhan pangan ke Kepulauan Masalembo. ©2023 Merdeka.com/Dok. PDIP Jatim

Merdeka.com - Cuaca buruk beberapa pekan terakhir menyebabkan masyarakat di Kepulauan Masalembo, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur tidak bisa pergi ke daratan untuk membeli berbagai kebutuhan pokok. Akibatnya, terjadi kelangkaan sejumlah kebutuhan pokok di sana. Cuaca buruk membuat kapal pengangkut barang dan kapal penumpang tidak berlayar.

Merespons permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mengajukan permohonan bantuan kepada Gubernur Jawa Timur agar dapat mengirim sejumlah kebutuhan pokok masyarakat.

Permintaan itu direspons Pemprov Jatim dengan mengirim bantuan kebutuhan pokok ke Kepulauan Masalembo menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Malahayati.

"Bantuan berangkat dari Dermaga Koarmada II, Ujung, Surabaya, Rabu (1/3)," tutur Komandan Kodim (Dandim) 0827 Sumenep Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi di Sumenep, Kamis (2/3/2023).

Dampak Cuaca Buruk

ilustrasi cuaca buruk

©2012 Merdeka.com/Shutterstock/James Thew

Selama tiga pekan terakhir, cuaca buruk terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur, salah satunya Kabupaten Sumenep. Pada daerah kepulauan dampak cuaca buruk semakin terasa, sebagaimana yang dialami masyarakat Kepulauan Masalembo.

Angkutan laut darat daratan Sumenep menuju kawasan kepulauan terhenti. Hal ini menyebabkan pasokan kebutuhan pokok dari daratan ke Kepulauan Masalembo juga terhenti.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep, sebanyak 9.410 Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana alam tahunan di Kepulauan Masalembo.

"Pemkab Sumenep mengajukan permohonan kepada Gubernur Jatim untuk menyalurkan bantuan pangan berupa beras cadangan pemerintah ke Kepulauan Sumenep dan kebutuhan sembako lainnya dengan menggunakan kapal TNI AL," jelas Donny, dikutip dari Antara.

Adapun bantuan yang diserahkan kepada masyarakat Kepulauan Masalembo meliputi beras 10 ton, sarden 700 kaleng, gula 5 ton, mi instan 10.000 bungkus, dan minyak goreng ukuran 2 liter 1.000 kemasan.

"Yang paling pokok upaya kita adalah bahwa kita masih bisa mengatasi segera kesulitan yang saat ini darurat terjadi di Masalembo," ujarnya.

Butuh 14 Jam, Tak Bisa Berlabuh

kri malahayati kirim bantuan kebutuhan pangan ke kepulauan masalembo

©2023 Merdeka.com/Instagram @khofifah.ip

Sebelumnya, Komandan KRI Mahalayati Letkol Laut (P) Fuad Hasan memperkirakan pengiriman bantuan sembako ke Kepulauan Masalembo bakal membutuhkan waktu tempuh selama 14 jam dikarenakan cuaca buruk.

"Sekitar pukul 07.00 WIB tadi, kapal sudah tiba di Masalembo. Akan tetapi tidak bisa bersandar ke dermaga karena cuaca tidak bersahabat, sehingga sembako bantuan untuk masyarakat harus diangkut menggunakan perahu," jelas Fuad.

KRI Malahayati menjadi kapal pertama yang berangkat menyalurkan bantuan untuk mengatasi krisis pangan yang diakibatkan cuaca buruk di Kepulauan Masalembo, Kabupaten Sumenep.

Setelah pengiriman pertama ini, rencananya masih ada sekitar 20 ton sembako yang akan dikirim ke Kepulauan Masalembo.

(mdk/rka)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mudik Lebaran 2024, Pemudik di Lampung Antre 3 Jam untuk Masuk Kapal ke Merak
Mudik Lebaran 2024, Pemudik di Lampung Antre 3 Jam untuk Masuk Kapal ke Merak

Ratusan kendaraan roda empat milik pemudik tersebut memadati Pelabuhan Bakauheni untuk menunggu antrean masuk naik ke geladak kapal.

Baca Selengkapnya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Baca Selengkapnya
Cegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa
Cegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa

Cegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kapal Pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu Kebakaran, Asap Mengepul dari Bagian Mesin
Kapal Pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu Kebakaran, Asap Mengepul dari Bagian Mesin

Kapal pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu hangus dilalap si jago merah pada Minggu (10/3).

Baca Selengkapnya
Pelabuhan Merak Macet Parah, ASDP Masih Tunggu Izin Pemerintah untuk Jalankan Solusi Ini
Pelabuhan Merak Macet Parah, ASDP Masih Tunggu Izin Pemerintah untuk Jalankan Solusi Ini

kendaraan yang ingin masuk kapal di Pelabuhan Merak bisa ditampung sementara di kantong parkir Dermaga Pelabuhan Indah Kiat.

Baca Selengkapnya
Puluhan Artefak Berusia 2400 Tahun Ditemukan di Laut Hitam, Ada Keramik Hingga Sisa-Sisa Kapal Karam
Puluhan Artefak Berusia 2400 Tahun Ditemukan di Laut Hitam, Ada Keramik Hingga Sisa-Sisa Kapal Karam

Puluhan Artefak Berusia 2400 Tahun Ditemukan di Laut Hitam, Ada Keramik Hingga Sisa-Sisa Kapal Karam

Baca Selengkapnya
Benda Menyerupai Bangkai Kapal Berisi Ratusan Kitab Suci Berbahasa Somali Ditemukan di Rote Ndao
Benda Menyerupai Bangkai Kapal Berisi Ratusan Kitab Suci Berbahasa Somali Ditemukan di Rote Ndao

Penemuan itu lalu dilaporkan ke petugas BMKG wilayah Rote Barat.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Siapkan Tiga Kapal Negara Layani Rute Pelabuhan Panjang-Ciwandan, Cek Jam Operasionalnya di Sini
Pemerintah Siapkan Tiga Kapal Negara Layani Rute Pelabuhan Panjang-Ciwandan, Cek Jam Operasionalnya di Sini

Armada kapal yang disiapkan antara lain KMP Panorama Nusantara dan KMP ALS Elvina pada 12 April 2024, serta KMP Panorama Nusantara, KMP ALS Elvina.

Baca Selengkapnya
Pengamanan Lanal Banyuwangi Kini Diperkuat KAL Sembulungan
Pengamanan Lanal Banyuwangi Kini Diperkuat KAL Sembulungan

Kapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.

Baca Selengkapnya