Mengunjungi Petilasan Syekh Siti Jenar di Banyuwangi, Tempat Sakral untuk Berdoa
Merdeka.com - Syekh Siti Jenar memiliki nama asli Raden Abdul Jalil. Ia lahir di Persia sekitar tahun 1404 masehi. Tokoh ini kemudian dikenal sebagai salah satu penyebar agama islam di Pulau Jawa, khususnya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Dalam perjalanan spiritualnya, Syekh Siti Jenar tidak lepas dari kontroversi. Dikutip dari berbagai sumber, beliau merupakan sosok sufi yang kontroversial di kalangan Walisongo. Penjelasannya mengenai ketuhanan pernah menggegerkan pertemuan yang melibatkan para wali dan sejumlah tokoh penting.
Layaknya para penyebar agama, Syekh Siti Jenar pun mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Ia dipercaya pernah singgah ke Banyuwangi, Jawa Timur untuk melakukan semedi atau menenangkan diri. Tempat itulah yang kini dikenal sebagai Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar.
Manunggaling Kawula Gusti
2020 Merdeka.com/situsbudaya.id
Syekh Siti Jenar merupakan seorang sufi yang sehari-hari mendalami ilmu tasawuf. Sebagian orang mengenang pemikir islam ini sebagai sosok sufi yang cerdas. Sebagian lainnya menyebut ia keblinger atau keliru dalam memaknai konsep ketuhanan.
Dikutip dari berbagai sumber, ajaran yang menimbulkan pro dan kontra itu adalah konsep Manunggaling Kawula Gusti.
Terlepas dari kontroversi yang dihadapinya, ia memiliki banyak murid dan beberapa di antara mereka cukup berpengaruh dalam tumbuh kembang ajaran islam pertama-tama di Pulau Jawa. Syekh Siti Jenar sendiri diceritakan sudah hafal Alquran ketika usianya 12 tahun. Guru spiritualnya ialah ayahnya sendiri, Sayyid Shalih yang dikenal sebagai ahli tafsir kitab suci.
Lemah Abang
2020 Merdeka.com/kabarbanyuwangi.info
Konon, semua tempat yang pernah disinggahi Syekh Siti Jenar di kemudian hari diberi nama Lemah Abang. Dikutip dari situsbudaya.id, kedatangan Syekh Siti Jenar ke Banyuwangi juga diabadikan menjadi nama desa. Di Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi itulah petilasan Syekh Siti Jenar berada.
Cerita kedatangan Syekh Siti Jenar ke Banyuwangi berasal dari sejarah tutur masyarakat setempat. Dari generasi ke generasi, cerita mengenai kedatangan Syekh Siti Jenar semacam menjadi kisah yang wajib diceritakan oleh orang yang lebih tua kepada generasi penerusnya.
Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar
2020 Merdeka.com/kabarbanyuwangi.info
Petilasan Syekh Siti Jenar di Banyuwangi diberi nama Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar. Setiap hari selalu ada orang yang mengunjungi petilasan tersebut. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada juga yang dari luar negeri seperti Singapura. Para pengunjung ini ada yang datang sendirian atau ada juga yang datang bersama rombongan.
Tujuan kedatangan mereka berbeda-beda. Dikutip dari jatimnow.com, Turin, juru kunci Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar menceritakan tujuan pengunjung datang ke sana bermacam-macam. Ada yang sekadar ingin tahu, silaturahmi dengan teman, ziarah, sampai selametan.
Tidak Ada Syarat Khusus
2020 Merdeka.com/kabarbanyuwangi.info
Tidak ada syarat khusus yang diberlakukan bagi seseorang yang ingin mengunjungi Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar. Kawasan itu terbuka bagi siapapun. Sebagaimana disampaikan Turin, pengunjung harus sopan dan saling menghargai.
Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar ini menjadi lebih ramai ketika malam hari, terutama malam Jumat legi dan bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Bahkan, ada di antara para pengunjung yang menginap sampai seminggu lamanya.
Makam Para Bangsawan Blambangan
2020 Merdeka.com
Di Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar sendiri terdapat makam para bangsawan Blambangan. Dikutip dari situsbudaya.id, areal makam para bangsawan itu ditemukan warga sekitar tahun 1468 masehi. Total area pemakaman para bangsawan Blambangan seluas 17 hektare. Sebagian besar makam itu berada di luar bangunan petilasan Syekh Siti Jenar.
Sementara di dalam bangunan Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar sendiri terdapat makam yang diyakini sebagai makam para abdi dalem Syekh Siti Jenar. Bangunan seluas 30 m2 itu dijaga dan dikelilingi dengan pagar. Kawasan Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar di Banyuwangi ini terbilang cukup nyaman karena di ada gazebo, toilet, mushola, serta warung makan.
Tidak Ada Ritual Khusus
2020 Merdeka.com
Turin, juru kunci Lastono Petilasan Syekh Siti Jenar menjelaskan bahwasanya selama ini tidak ada ritual khusus yang dialamatkan untuk Syekh Siti Jenar. Masyarakat Dusun Sukorejo, Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi hanya melakukan bersih desa setiap satu tahun sekali.
Selain itu, ada kalanya masyarakat melakukan selamatan secara mandiri. Misalnya ketika hendak memiliki hajat.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengunjungi Pantai Parang Semar Banyuwangi, Dulu Tempat Pembuangan Sampah Kini Destinasi Wisata Cantik
Salah satu daya tarik pantai ini adalah musim penyu bertelur.
Baca SelengkapnyaKini Sering Disalahpahami, Ini Kisah di Balik Santet Banyuwangi yang Bisa Membuat Lawan Jenis Jatuh Cinta
Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan.
Baca SelengkapnyaIntip Jalan-Jalan Ala Sang Jenderal Polri, Pose di Warung Telur Asin Hingga Naik Becak
Sejumlah tempat sederhana hingga menakjubkan dikunjunginya. Tak lupa, ada momen unik saat sang jenderal bersantai. Seperti apa?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berbagai Atraksi Seni Budaya Siap Ramaikan Libur Lebaran di Banyuwangi
Ada beragam atraksi seni dan budaya yang dihelat dalam sepekan Lebaran di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaMenyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh
Jembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda, Ada di Puncak Bukit Kota Semarang
Tempat itu biasa digunakan orang untuk bersemedi dan menenangkan diri.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Pulau Penyengat, Sajikan Wisata Budaya hingga Kuliner Khas Tanjung Pinang
Di Pulau Penyengat ini, wisatawan bisa menikmati pesona alam seperti indahnya senja sore hari dari pinggir pantai.
Baca SelengkapnyaSosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaWajah Semringah Kapolri saat Kunjungi Rumah Kelahiran ‘Gimana Ceritanya Saya Dulu Waktu Lahir?’
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berkesempatan untuk bernostalgia sekalian berkunjung ke rumah kelahirannya di Maluku.
Baca Selengkapnya