Merdeka.com - Gerabah merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk kemudian di bakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia, biasanya berbentuk wadah.
Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995), kata keramik berasal dari bahasa Yunani“keramikos”, yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Keramikos terbuat dari mineral non metal, yaitu tanah liat yang di bentuk, kemudian secara permanen menjadi jelas setelah melalui proses pembakaran pada suhu tinggi. Menurut para ahli, gerabah merupakan kebudayaan yang universal (menyeluruh), artinya gerabah ditemukan di mana-mana, hampir di seluruh dunia.
Perkembangannya bahkan juga penemuannya muncul secara individual di tiap daerah tanpa harus selalu mempengaruhi. Terdapat kemungkinan bahwa masing-masing bangsa menemukan sendiri sistem pembuatan gerabah tanpa adanya unsur peniruan dari bangsa lain.
Berikut adalah ulasan selengkapnya mengenai fungsi gerabah beserta proses pembuatannya yang menarik untuk dipelajari.
Kamus dan Ensiklopedi mendefinisikan gerabah sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti, genteng, porselin, dan sebagainya. Gerabah telah dikenal sejak zaman prasejarah, dan biasanya digunakan sebagai alat rumah tangga.
Dalam ilmu purbakala (arkeologi), istilah lain gerabah/ keramik tradisional ini adalah kereweng, pottry, terracotta dan tembikar. Istilah tersebut dipergunakan untuk menyebut pecahan-pecahan periuk dan alat lainnya yang dibuat dari tanah liat dan ditemukan di tempat-tempat pemakaman zaman prasejarah.
Barang-barang tanah bakar yang ditemukan di luar sarkopagus (peti mati dari batu) berupa jembung, piring-piring kecil, periuk-periuk kecil, stupa-stupa kecil dan sebaginya.
Mengutip buku Sejarah Nasional Indonesia II Zaman Kuno oleh Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia, gerabah atau tembikar di Indonesia sudah ada sejak zaman Neolitikum yang ditemukan dibeberapa tempat di Indonesia.
Sisa-sisa gerabah dari sejak bercocok tanam telah ditemukan di Banyuwangi (Jawa Timur), Kelapa Dua Bogor (Jawa Barat), Kalumpang dan Minanga Sipakka (Sulawesi), dan disekitar danau Bandung (Jawa Barat).
Teknik pembuatan gerabah dari masa tersebut masih sangat sederhana, yaitu dengan teknik tangan dan pembakaran tradisional. Pembakaran tradisional adalah pembakaran secara terbuka, dalam lubang dangkal beralas tanah liat dengan api rerumputan menyala. Teknik pembuatan gerabah seperti itu masih digunakan sampai sekarang oleh sebagian perajin keramik di Indonesia.
Untuk mendapatkan gerabah yang menarik, maka salah satu yang dilakukan oleh pembuat gerabah adalah dengan memberikan motif hias pada gerabah. Pada gerabah yang digunakan untuk rumah tangga biasanya bermorif sederhana atau polos, sedangkan gerabah-gerabah untuk kepentingan lain tentunya memerlukan motif yang lebih baik.
Advertisement
Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produksi barang kerajinan gerabah adalah tanah liat. Bahan penolong atau perlengkapan produksi terdiri dari pasir, kayu bakar, simir, kiolin, semen warna, minyak tanah dan cat.
Sedangkan peralatan yang digunakan dalam proses produksi adalah unit pengelolaan bahan baku, tungku pembakaran, alat putar, pompa air, kuas dan pisau gores. Berikut ini penjelasan mengenai proses pembuatan gerabah secara umum:
1. Persiapan Tanah Liat
Bahan baku tanah liat biasanya di ambil dari pegunungan. Menurut pengrajin gerabah, tanah liat terbaik adalah tanah liat yang berasal dari lapisan dalam tanah yang terletak pinggir bukit-bukit kecil.
Warna tanah liat merupakan salah satu dasar dalam mengklasifikasikan jenis gerabah yang dihasilkan. Warna dasar tanah liat akan menghasilkan warna yang berbeda pada gerabah ketika melalui tahap pembakaran
2. Proses Pembentukan Gerabah
Sebelum melakukan proses pengadukan bahan dasar, yang terdiri dari tanah liat, pasir, dan air. Tanah liat terlebih dahulu mengalami proses perendaman selama 2-3 hari. Proses perendaman itu disebut sebagai sistem basah.
Proses ini berguna untuk menyaring tanah liat dari kerikil-kerikil kecil yang masih menempel pada tanah liat. Sementara menunggu rendaman tanah liat selesai, pasir disaring utuk mengasilkan pasir yang benar-benar halus.
Setelah proses perendaman selesai dan pasir telah disaring, kedua bahan tersebut dicampurkan hingga menghasilkan bahan dasar gerabah yang mudah di bentuk sesuai dengan desain yang diinginkan.
Gerabah biasanya di bentuk dengan tangan dan permukaannya dihaluskan menggunakan sepotong bambu atau kayu dan sebilah sabit bekas hingga pori-pori permukaan gerabah benar-benar halus. Setelah di gosok, gerabah lalu dibiarkan kering selama 5-7 hari sampai benar-benar kering dan siap untuk pembakaran.
3. Pembakaran Gerabah
Secara teknis, proses pembakaran gerabah baru akan dapat dilakukan jika gerabah dalam kondisi benar-benar kering. Proses pembakaran membutuhkan bahan-bahan seperti kayu bakar, serabut kulit kelapa, jerami, daun bambu kering, minyak tanah dan batu bata yang sudah pecah sebagai alas untuk meletakkan gerabah.
Teknik pembakaran seperti ini memiliki keuntungan diantaranya adalah kemudahkan dalam mengeluarkan gerabah dari tungku serta keleluasan gerabah dalam mewarnai atau menambah hiasan/ ornamen pada gerabah saat pembakaran sedang berlangsung.
Proses pembakaran gerabah biasanya berlangsung sekitar 3-4 jam. Sambil proses permbakaran berlangsung, proses pewarnaan juga dilakukan oleh pengrajin.
4. Finishing
Setelah melalui proses pembakaran, gerabah pun masuk pada tahap penyelesaian (finishing). Tahap ini merupakan tahap penting untuk mengubah tampilan gerabah yang masih polos dan kasar menjadi gerabah yang menarik dan bernilai seni tinggi. Oleh karena itu, biasanya para pengrajin secara kreatif melakukan inovasi-inovasi dalam ornamen-ornamen gerabah.
Teknik dekorasi dengan menempelkan tanah liat pada permukaan gerabah merupakan salah satu teknik lama yang masih digunakan oleh pengrajin gerabah. Adapun beberapa teknik ornamen adalah ornamen ukir kerik, ornamen tempel kulit telur, ornamen tempel pasir, ornamen anyaman rotan, dan ornamen tempel kain/ batik.
Gerabah adalah kerajinan yang telah diproduksi secara turun temurun selama beberapa periode. Jika ditelaah, fungsi gerabah yang paling penting, baik di masa sekarang maupun di masa lalu, adalah penggunaannya sebagai wadah, terutama untuk penyimpanan, persiapan, pergerakan dan penyajian makanan.
Berikut ini adalah beberapa fungsi gerabah dalam kehidupan sehari-hari, terutama fungsi gerabah dalam kebudayaan Indonesia, yang perlu Anda ketahui:
Gerabah, biasanya yang berbentuk cawan atau kendi, digunakan sebagai sarana-sarana upacara seperti misalnya sebagai sarana meletakan air suci, dan lain sebagainya.
Dalam fungsinya sebagai alat-alat rumah tangga, gerabah antara lain digunakan sebagai alat memasak ataupun wadah-wadah seperti kendi untuk menampung air, mangkuk untuk wadah makanan, gelas untuk wadah minuman, tungku untuk memasak, dan sebagainya.
Pada masa Jawa Kuno, gerabah keramik digunakan sebagai penanda status. Pada masa itu, keramik-keramik asing adalah barang mewah yang hanya bisa dimiliki kaum-kaum bangsawan tertentu seperti raja.
Indikasi dari hal ini antara lain terlihat dari penggambaran guci Cina pada arca-arca dari masa Singasari dan Majapahit. Beberapa artefak lain yang juga menunjukan status ekonomi adalah celengan pada masa Majapahit yang menunjukan kemapanan ekonomi.
Advertisement
Dara Arafah Akui Pernah Dibully Gurunya Sendiri, Begini Curhatannya
Sekitar 20 Menit yang lalu60 Kata Mutiara Ramadhan Bahasa Inggris dan Artinya, Cocok untuk Sosial Media
Sekitar 1 Jam yang laluKondisi Terkini Stadion Gelora Bung Tomo Usai Inspeksi FIFA, Masih Ada Catatan
Sekitar 1 Jam yang laluViral di Media Sosial, Kisah Pemuda Diselingkuhi Calon Istri Ternyata Hanya Konten
Sekitar 2 Jam yang laluPotret Spanduk Ajakan Golput Pemilu 2024 di Malang, Rakyat Ungkapkan Ini
Sekitar 3 Jam yang laluTata Cara Shalat Tarawih 4 Rakaat 1 Salam yang Benar, Penting Diketahui
Sekitar 4 Jam yang laluContoh Surat Undangan Buka Puasa Bersama Resmi, Gunakan Salah Satunya
Sekitar 4 Jam yang laluKediri Hujan Deras, Bangunan Hotel Miring Nyaris Roboh Tergerus Air Sungai
Sekitar 4 Jam yang laluMomen Haru Anak Gendong Ibunda di Depan Ka'bah, Tak Kuat Jalani Tawaf
Sekitar 22 Jam yang laluRambut Sudah Mulai Habis, Begini Kondisi Terkini Nunung Srimulat Usai Kemoterapi
Sekitar 1 Hari yang laluMinuman Penyebab Dehidrasi, Hindari saat Ingin Berpuasa
Sekitar 1 Hari yang laluMakan di Mall Bareng Nenek, Aksi Cucu Ini Sukses Buat Iri
Sekitar 1 Hari yang lalu5 Fakta Terbaru Kasus Kematian Bripka Arfan Saragih, Temukan Satu Orang Saksi
Sekitar 31 Menit yang laluIni Hal yang Memberatkan Dody Prawiranegara Dituntut 20 Tahun Penjara
Sekitar 46 Menit yang laluCek Ulang TKP Kematian Bripka Arfan, Polda Sumut Periksa Satu Saksi
Sekitar 55 Menit yang laluMengenal Polisi RW, Pembongkar Prostitusi di Tambora Jakbar
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: "Papa Kangen" Isi Surat Sambo & Putri Candrawathi ke Anak Tercinta
Sekitar 2 Hari yang laluSepucuk Surat Ferdy Sambo & Putri untuk Si Bungsu yang Ultah, Ada Pesan Haru
Sekitar 3 Hari yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 3 Hari yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 2 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 2 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Barito Putera Pesta Gol ke Gawang PSIS, RD Ungkap Keuntungan Main Malam
Sekitar 1 Jam yang laluBRI Liga 1: Tancap Gas di Awal Musim, Lalu Tertatih-tatih, Ada Apa dengan Borneo FC?
Sekitar 3 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami