Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Telaga Sarangan, Ditemukan Pujangga Kerajaan saat Lari Hindari Perang

Kisah Telaga Sarangan, Ditemukan Pujangga Kerajaan saat Lari Hindari Perang Telaga Sarangan. ©2020 Merdeka.com/dolanyok.com

Merdeka.com - Telaga Sarangan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Timur. Di balik ketenarannya, terdapat cerita awal mula penemuan telaga yang selama ini belum banyak diketahui publik.

Cerita mengenai Telaga Sarangan dikisahkan oleh Ki Atmosentono, sesepuh Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Ki Atmo menuturkan bahwa selama ini orang salah kaprah menyebut telaga di kaki Gunung Lawu itu.

“Selama ini orang menyebut telaga ini Telaga Sarangan. Padahal yang benar adalah Tlogo Pasir. Saya perlu meluruskan karena saya tidak ingin nilai cerita mengenai telaga ini menjadi terhapus dari ingatan anak cucu nanti,” ujarnya, dikutip dari Majalah Mossaik, November 2005.

Legenda Ki Pasir dan Nyi Pasir

Keberadaan telaga ini tidak bisa dipisahkan dari legenda Ki Pasir dan istrinya, Nyi Pasir. Pasangan suami istri tersebut memulai hidup dengan melakukan babat alas di daerah yang kini disebut Sarangan.

Ki Atmo melengkapi pemahaman tentang awal mula keberadaan telaga dengan menjelajah sekian perpustakaan, mulai dari perpustakaan-perpustakaan di Jawa Tengah hingga Perpustakaan Nasional di Jakarta. Ia membaca buku-buku terkait babat tanah Jawa hingga tuntas.

Perang

Ki Pasir merupakan seorang pujangga kenamaan yang hidup pada zaman Kerajaan Pengging. Saat perang antara Kerajaan Pengging dan Mataram pecah, Ki Pasir dan Nyi Pasir keluar dari kerajaan karena tidak ingin terkena ekses peperangan.

Keduanya memutuskan pegi ke Jowo Wetan (sekarang Jawa Timur). Saat tiba di daerah Surakarta di tepi Bengawan Solo, pasutri itu bertemu bocah laki-laki berumur sekitar 10 tahun.

Bocah yang tidak punya orang tua dan tempat tinggal itu akhirnya diangkat sebagai anak oleh Ki Pasir dan Nyi Pasir. Ia diberi nama Joko Lilung. Ketiganya kemudian melakukan perjalanan hingga di hutan Gunung Lawu. Ki Pasir memutuskan mendirikan pondok sebagai tempat berlindung di lereng Gunung Lawu sebelah timur.

Kejadian Aneh

labuhan sarangan tradisi sambut ramadan di magetan

©2021 Merdeka.com/wisatadanbudaya.magetan.go.id

Pondok sederhana itu dibuat dari kayu hutan dan atapnya dari dedaunan. Meski sangat sederhana, Ki Pasir dan Nyi Pasir sudah merasa aman dari marabahaya. Sementara itu, Joko Lilung tidak pernah berada di rumah. Sejak kecil ia suka berkelana dan bersemedi. Hanya sesekali ia mampir ke rumah, namun kemudian pergi lagi.

Sehari-hari, Ki Pasir memanfaatkan waktunya untuk membuka lahan dan bercocok tanam di sekitar pondok sederhananya. Hingga suatu hari, kejadian aneh menimpanya. Saat hendak berladang, ia menemukan dua buah telur. Ia mengamati telur tersebut sambil bertanya-tanya, telur binatang apa yang baru saja ditemukannya. Padahal di sekitarnya tidak tampak seekor pun binatang unggas yang bisa bertelur.

Ki Pasir pun merebus sebutir telur, sementara satu lainnya ditimbun dalam tanah. Telur rebus itu kemudian dibelah menjadi dua, satu bagian dimakannya, sementara yang satu lagi disimpan untuk diberikan kepada Nyi Pasir jika nanti datang mengirim makanan.

Sesaat setelah makan telur tersebut, Ki Pasir merasakan sesuatu yang aneh. Tubuhnya kepanasan dan gatal tidak keruan. Ki Pasir segera mencari sumber air yang terletak di sebelah barat telaga sekarang. Di sana, ia berendam untuk menghilangkan rasa panas dan gatal yang dideritanya.

Saat Nyi Pasir datang mengirim makanan, ia tak menemukan suaminya di ladang. Panggilannya untuk segera makan justru dibalas sang suami dengan permintaan supaya Nyi Pasir makan terlebih dahulu dengan lauk separuh telur yang direbusnya tadi. Kejadian serupa juga dialami Nyi Pasir setelah memakan telur tersebut. Ia kemudian ikut Ki Pasir berendam di sumber air.

Bukannya sembuh, kondisi pasangan suami istri itu justru makin parah. Saat mereka saling pandang, keduanya kaget mendapati wajah satu sama lain tidak berwujud manusia lagi, melainkan telah berubah menjadi seekor naga.

Keduanya marah, menggeliat dan menyibakkan tubuhnya ke sana kemari. Mereka menggempur gunung, merobohkan pohon-pohon. Di tengah amarahnya, tiba-tiba Ki Pasir mendengar suara yang memerintahkannya untuk segera bertaubat.

Ki Pasir dan Nyi Pasir pun segera menghantarkan doa agar diberi maaf oleh Yang Maha Kuasa. Namun, sekitar sumber yang menjadi arena pelampiasan kemarahan telah berubah menjadi kubangan besar.

Moksa

Menurut cerita yang bergulir, di kubangan besar itulah keduanya moksa, menghadap Tuhan Yang Maha Esa tanpa meninggalkan jejak. Joko Lilung pun kehilangan jejak kedua orang tua angkatnya itu.

Ia mencarinya di tempat-tempat yang biasa dikunjungi kedua orang tuanya, namun tak juga menemukannya. Suatu ketika, ia bersemedi di tepi telaga dan mendapatkan wangsit bahwa kedua orang tuanya mengalami kejadian aneh dan ia sudah tidak bisa menemuinya lagi. Dalam wangsit tersebut, Ki Pasir memberi pesan kepada Joko Lilung supaya telaga tersebut diberi nama Telaga Pasir.

Pesan berikutnya ialah agar pada setiap malam Jumat Pon pada Bulan Ruwah, ia menghadiahi sesaji di Telaga Pasir. Pesan ketiga, Joko Lilung diminta mencari telur yang ditimbun Ki Pasir waktu itu. Ki Pasir penasaran telur binatang apa yang membuat ia dan istrinya berubah menjadi naga.

Joko Lilung pun keliling mencari keberadaan telur yang dimaksud Ki Pasir. Betapa kagetnya, telur yang disimpan Ki Pasir itu sudah pecah dan dari cangkangnya muncul seekor ular.

Tubuh ular itu makin membesar hingga menjadi seekor naga. Uniknya, naga tersebut bisa berbicara. Joko Lilung pun menjadikan naga tersebut sebagai saudaranya. Namun, naga tersebut kemudian berpindah tempat di Telaga Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur.

Sementara Joko Lilung moksa di Telaga Pasir, setelah pesan-pesan bapak angkatnya sudah disebarkan satu persatu kepada orang-orang yang mendiami kawasan Sarangan saat itu.

(mdk/rka)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka
Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka

Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka

Baca Selengkapnya
Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya
Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya

Kampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Berikut Daftar dan Sejarahnya
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Berikut Daftar dan Sejarahnya

Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.

Baca Selengkapnya
Terpidana Perkara  Makar di Papua Meninggal, Ini Penjelasan Kalapas Takalar
Terpidana Perkara Makar di Papua Meninggal, Ini Penjelasan Kalapas Takalar

Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Takalar, Yoran Pahabol meninggal dunia di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Kamis (21

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Tarawih 8 Jam di Magetan yang Baru Selesai Jelang Sahur, Sudah Dilakukan Sejak 10 Tahun Silam
Kisah di Balik Tarawih 8 Jam di Magetan yang Baru Selesai Jelang Sahur, Sudah Dilakukan Sejak 10 Tahun Silam

Jemaahnya tidak hanya berasal dari Indonesia, ada juga dari mancanegara.

Baca Selengkapnya
Sarapan Sederhana Bupati dengan Menteri Kesehatan, Nikmati Lontong dan Peyek dari Karawang
Sarapan Sederhana Bupati dengan Menteri Kesehatan, Nikmati Lontong dan Peyek dari Karawang

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana bertandang ke kantor Kementerian Kesehatan sekaligus santap sarapan sederhana.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya
Kejaksaan Agung Bakal Bikin Satgas Khusus, Diyakini Penanganan Perkara Korupsi Timah Kian Terang
Kejaksaan Agung Bakal Bikin Satgas Khusus, Diyakini Penanganan Perkara Korupsi Timah Kian Terang

Kejagung telah menetapkan belasan orang sebagai tersangka dalam perkara ini

Baca Selengkapnya