Jadi Tempat Tinggal Dewa, Ini Fakta Unik Candi Plumbangan Peninggalan Majapahit
Merdeka.com - Candi Plumbangan terletak di Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Uniknya, candi ini terletak di tengah permukiman warga.
Bangunan kuno ini didirikan pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Lebih lanjut, tidak banyak informasi yang diketahui mengenai Candi Plumbangan, seperti dilansir candi.perpusnas.go.id.
Diduga Tempat Tinggal Dewa
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Bentuk Candi Plumbangan memiliki kemiripan dengan Candi Bajangratu di Trowulan, Mojokerto. Seluruh bangunannya terbuat dari batu andesit dan berbentuk gapura paduraksa atau gapura beratap.
Ditilik dari bentuknya, ada dugaan bahwasanya Candi Plumbangan merupakan candi ruwatan sebagaimana Candi Bajangratu. Bentuk gapura sendiri melambangkan suatu pelepasan, atau menurut kepercayaan Syiwais diyakini sebagai tempat tinggal dewa.
Namun, hingga kini fungsi bangunan kuno berbentuk gapura paduraksa tersebut masih menjadi perdebatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa gapura tersebut tak lain ialah tanda batas wilayah atau kompleks bangunan tertentu.
Detail Bangunan
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Gapura Plumbangan menghadap timur-barat dengan sayap selebar sekitar dua meter menonjol ke utara dan selatan. Kaki Candi Plumbangan sekitar 0,5 meter dengan dua anak tangga di kedua sisinya. Ini berbeda dengan Candi Bajangratu dan Candi Wringin Lawang yang kaki-kakinya cukup tinggi.
Ketebalan Candi Plumbangan pun hanya sekitar 0,5 meter. Kemudian, pada dinding dalam dan dinding luar tidak terdapat hiasan apapun. Sementara itu, atap Candi Plumbangan berbentuk meru bersusun dengan puncak persegi empat.
Pemugaran yang dilakukan terhadap Candi Plumbangan belum menyeluruh. Di sekeliling pelataran bangunan kuno itu terdapat batu-batu beragam bentuk yang belum diketahui fungsi, letak maupun susunan aslinya.
Batu-batu tersebut banyak yang berlubang bagian atasnya. Di antaranya, terdapat beberapa bentuk yoni yang rusak.
Prasasti Plumbangan
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Sekitar enam meter dari Candi Plumbangan menuju arah tenggara terdapat sebuah prasasti. Prasasti Plumbangan itu telah dibuatkan tatakan dari semen dan diberi atap seng.
Tidak diketahui apakah letak Prasasti Plumbangan semula memang di tempat tersebut. Sementara tulisan yang terpahat pada prasasti sangat tipis hingga nyaris tak terbaca. Tidak ada informasi yang didapat mengenai prasasti tersebut.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena bumi terbelah berupa bungker kuno peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di Gresik.
Baca SelengkapnyaKota Blitar terletak di Provinsi Jawa Timur yang memiliki sejarah warisan budaya dan sejarah nasional.
Baca SelengkapnyaSampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penasaran dengan tempat wisata di Blitar? Simak informasi berikut ini.
Baca SelengkapnyaMenariknya, pusaka serta bangunan itu ditemukannya di dalam sebuah hutan. Sebelumnya pria ini mengaku bahwa mendapatkan isyarat lewat sebuah mimpi.
Baca SelengkapnyaPohon yang tumbuh di Bangka Belitung ini memiliki ciri khas yang unik serta sebagai penghasil madu liar yang sulit didapat.
Baca SelengkapnyaRumah Maxime Bouttier dipenuhi oleh pelayat yang menyampaikan duka cita atas kepergian Ibunda
Baca SelengkapnyaPulau Bali tampaknya masih menjadi destinasi wisata favorit para pelancong dari dalam hingga luar negeri.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaKota ini terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Baca Selengkapnya