Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bacaan Adzan Subuh Beserta Cara Menjawabnya, Lengkap dengan Syarat dan Sejarahnya

Bacaan Adzan Subuh Beserta Cara Menjawabnya, Lengkap dengan Syarat dan Sejarahnya ilustrasi adzan. dream.co.id

Merdeka.com - Adzan menjadi “alarm” bagi umat muslim agar senantiasa ingat akan kebesaran Allah. Melalui gema Adzan, umat Islam di seluruh dunia mengerti kapan waktu salat tiba. Seorang muadzin perlu mengetahui dan paham bacaan adzan subuh beserta syarat-syaratnya.

Bacaan adzan subuh secara umum sama dengan bacaan adzan lainnya, hanya saja terdapat lafaz yang membedakan. Bagaimana bunyi lafaz tersebut? Simak penjelasannya sebagai berikut.

Sejarah Terciptanya Adzan

Sebelum mengetahui bacaan adzan subuh, seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang, maka ketahui terlebih dahulu bagaimana sejarahnya terlahir adzan sebagai penanda umat islam menunaikan ibadah salat.

Dilansir dari NU Online, pada suatu hari di tahun kedua Hijriah, Nabi Muhammad Saw. mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah perihal bagaimana cara menandai dan memberitahu masuknya waktu salat kepada orang-orang, sehingga dengan itu mereka mendatangi masjid untuk menunaikan salat berjemaah.

Musyawarah yang berlangsung mendapat beberapa usulan, ada yang mengusulkan untuk mengibarkan bendera, meniup terompet seperti pemeluk agama Yahudi, membunyikan lonceng seperti orang Nasrani, hingga menyalakan api agar asapnya terlihat. Semua usulan tersebut ditolak oleh Nabi Muhammad Saw.

Lantas Umar bin Khattab memberikan usul agar seseorang ditunjuk sebagai pemanggil kaum muslim untuk salat pada setiap masuknya waktu salat, saran tersebut kemudian diterima oleh semua orang termasuk Nabi Muhammad Saw.

ilustrasi adzan

plus.kapanlagi.com

Abu Daud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata bahwa saat cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam beliau bermimpi ada seorang penjual lonceng yang mengajari cara yang lebih baik daripada membunyikan lonceng untuk memanggil kaum muslimin menunaikan salat, penjual tersebut berkata dengan lantang menyebutkan:

Allahu Akbar Allahu AkbarAsyhadu alla ilaha illallahAsyhadu anna Muhammadar RasulullahHayya ‘alash shalahHayya ‘alal falahAllahu Akbar Allahu AkbarLa ilaha illallah

Keesokan harinya, Abdullah bin Zaid menemui Nabi Muhammad Saw dan menceritakan mimpi itu, Nabi berkata bahwa mimpi tersebut sebetulnya nyata dan memintanya untuk mengajarkan Bilal agar dapat mengumandangkan adzan seperti itu.

Rupanya, selain Abdullah bin Zaid, Umar bin Khattab juga mengalami mimpi yang sama. Bilal dipilih sebagai orang yang mengumandangkan adzan karena suaranya yang lantang dan merdu.

Syarat-Syarat Adzan

Sebagian besar ulama (selain ulama mazhab Hambali), memiliki pendapat bahwa hukum adzan adalah sunnah muakkad bagi laki-laki untuk salat wajib, meliputi salat lima waktu dan salat Jumat. Sedangkan apabila menurut ulama mazhab Hambali, hukum adzan untuk salat berjemaah maupun sendiri adalah fardu kifayah.

Sebelum mengumandangkan bacaan adzan subuh, maka perhatikan syarat-syarat adzan yang harus dipenuhi agar layak dikumandangkan. Tidak hanya sebagai syarat mengumandangkan bacaan adzan subuh, akan tetapi juga mutlak harus dipenuhi bagi salat lainnya baik untuk muadzin dan imam salat. Syarat-syarat tersebut yakni:

Masuknya waktu salat

Seperti tujuan utamanya, adzan merupakan sarana untuk memberitahukan kepada umat Islam bahwa waktu salat telah tiba. Adzan tidak sah dikumandangkan apabila waktu salat belum tiba, sehingga syarat ini harus mutlak dipenuhi.

Menggunakan bahasa Arab

Syariat adzan seperti dalam Al-Quran sebagai pedoman hidup umat islam tertulis menggunakan bahasa Arab, sehingga tidak sah apabila adzan dengan menggunakan bahasa selain Arab. 

Meskipun terdapat ulama mazhab Syafi'i yang memperbolehkan adzan dengan bahasa selain Arab dengan syarat muadzin beradzan untuk dirinya sendiri serta ia tidak paham bahasa Arab sama sekali. Akan tetapi, pendapat tersebut juga dibantah oleh ulama mazhab Hambali dan Hanafi.

Didengar oleh sebagian jemaah atau diri sendiri jika sendirian

Bacaan adzan subuh dan adzan lainnya dikumandangkan agar dapat memberitahu waktu salat telah tiba, oleh karena itu adzan harus didengar oleh para jamaah. Muadzin dapat melantangkan suaranya atau menggunakan pengeras suara agar jemaah dapat mendengar kumandang adzan. Begitu pula jika muadzin meniatkan adzan untuk dirinya sendiri, maka ia sendiri wajib mendengarnya.

Tertib dan runtut antara lafal-lafal adzan dan ikamah

Adzan wajib dikumandangkan secara urut, runtut sesuai lafal-lafal yang ada. Jika membolak-balikkan urutan bacaan maka makna adzan menjadi kacau sehingga melanggar syariat adzan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Dilantunkan oleh satu orang muadzin

Adzan cukup dikumandangkan oleh seorang muadzin saja, sesuai dengan syariat apabila beberapa orang saling sambung-menyambung atau kalimat adzan dilanjtkan oleh orang lain maka adzan yang dikumandangkan tidak sah.

Muadzin harus seorang laki-laki muslim yang berakal

Tidak sah apabila bacaan adzan subuh maupun adzan lainnya dikumandangkan oleh orang kafir, orang gila, anak kecil, maupun orang yang sedang hilang akal karena mereka dianggap sebagai orang yang  bukan ahli dalam hal ibadah. Juga tidak sah apabila adzan dilakukan oleh perempuan atau waria, sebab haram dan tak ada syariat bagi perempuan untuk adzan, sedangkan pada waria tak diketahui secara jelas apakah ia laki-laki atau bukan. 

Bacaan Adzan Subuh, Arti, dan Cara Menjawabnya

Adzan merupakan media mengumandangkan tauhid terhadap Allah SWT dan risalah Nabi Muhammad Saw. Mengumandangkan Adzan sama dengan memanggil umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat. 

Berikut bacaan adzan subuh beserta arti dan cara menjawabnya:

َللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar”

 

أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ

Asyhadu allaa ilaaha illallah, Asyhadu allaa ilaaha illallah

“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah”

 

اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhadu anna muhammadar rosuulullah, Asyhadu anna muhammadar rosuulullah

“Aku bersaksi Muhammad adalah Utusan Allah, Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”

 

حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ

Hayya ‘alash shalaah, Hayya ‘alash shalaah

“Marilah sholat, Marilah sholat”

 

حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ

Hayya ‘alal falaah, Hayya ‘alal falaah

“Marilah menuju kemenangan, Marilah menuju kemenangan”

 

ااَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ ، اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ

Ash-Shalaatu khairum-minannaum, Ash-Shalaatu khairum-minannaum

“Sholat itu lebih baik daripada tidur, Sholat itu lebih baik daripada tidur”

 

اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر لاَ إِلَهَ إِلاَّالله

Allahu akbar, Allahu kabar laa ilaaha illallah

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah”

Cara Menjawab Bacaan Adzan Subuh

Menjawab adzan dilakukan pada setiap kalimat adzan. Caranya adalah dengan menjawab lafadz yang sama dari tiap-tiap kalimat adzan. Namun pada lafadz “Hayya ‘alash shalaah” dan “Hayya ‘alal falah”, maka cara menjawabnya adalah dengan bacaan: 

لاحول ولاقوّة الاّ بالله 

Laa haula walaa quwwata illa billahi

“Tidak ada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah”

 

Kemudian pada bacaan adzan subuh terdapat lafadz:

الصّلاة خير من النّو

As shalaatu khairum minan naum 

“Shalat lebih baik daripada tidur.”

Maka, cara menjawab setelah mendengarnya adalah  dengan bacaan seperti berikut: 

صدقت وبررت وأنا على ذلك من الشّاهدين

Shadaqta wabararta wa anaa ‘alaa dzaalika minasy syaahidiina

“Benar juga baguslah ucapanmu itu serta aku pun atas yang demikian termasuk orang-orang yang menyaksikan”

(mdk/jen)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bacaan Doa Setelah Adzan Subuh Sesuai Anjuran Rasulullah SAW, Lengkap Disertai Arti hingga Keutamaannya

Bacaan Doa Setelah Adzan Subuh Sesuai Anjuran Rasulullah SAW, Lengkap Disertai Arti hingga Keutamaannya

Selain menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, membaca doa setelah adzan subuh ternyata juga dapat mendatangkan banyak kebaikan.

Baca Selengkapnya
Bacaan Iqomah dan Adzan, Lengkap Beserta Keutamaannya

Bacaan Iqomah dan Adzan, Lengkap Beserta Keutamaannya

Iqomah adalah salah satu syarat sholat yang berarti pemberitahuan atau seruan bahwa sholat akan segera didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh khusus.

Baca Selengkapnya
Doa Setelah Adzan Subuh hingga Usai Maghrib, Lengkap dengan Arti dan Keutamaannya

Doa Setelah Adzan Subuh hingga Usai Maghrib, Lengkap dengan Arti dan Keutamaannya

Bukan hanya setelah adzan subuh, usai adzan maghrib juga dianjurkan untuk membaca doa setelah adzan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Doa Setelah Adzan yang Bisa Dibaca, Ketahui Keutamaannya

Doa Setelah Adzan yang Bisa Dibaca, Ketahui Keutamaannya

Doa setelah mendengar adzan yang bisa dipanjatkan.

Baca Selengkapnya
Doa Adzan Lengkap Beserta Latin & Artinya, Ketahui Pula Adab Saat Mendengar Adzan

Doa Adzan Lengkap Beserta Latin & Artinya, Ketahui Pula Adab Saat Mendengar Adzan

Berikut bacaan doa adzan lengkap beserta latin dan artinya.

Baca Selengkapnya
Bacaan Asholatu Khairum Minannaum dan Artinya, Perlu Diketahui

Bacaan Asholatu Khairum Minannaum dan Artinya, Perlu Diketahui

Terdapat penambahan kalimat khusus pada adzan subuh.

Baca Selengkapnya
Sunnah Buka Puasa Menurut Hadist dan Adabnya, Menarik Dipelajari

Sunnah Buka Puasa Menurut Hadist dan Adabnya, Menarik Dipelajari

Ada sunnah-sunnah saat berbuka puasa yang sebaiknya dipelajari dan diamalkan.

Baca Selengkapnya
Pengganti Doa Qunut Subuh, Pendek Mudah Dihafalkan

Pengganti Doa Qunut Subuh, Pendek Mudah Dihafalkan

Terdapat bacaan pengganti doa qunut yang bisa diamalkan saat sholat Subuh.

Baca Selengkapnya
Kata Baku dan Tidak Baku, Ini Pengertian Perbedaan Antara Keduanya Lengkap dengan Ragam Contohnya

Kata Baku dan Tidak Baku, Ini Pengertian Perbedaan Antara Keduanya Lengkap dengan Ragam Contohnya

Kata baku dan tidak baku kerapkali digunakan dalam keseharian manusia. Begini penjelasan lengkap beserta contohnya.

Baca Selengkapnya