3 Fakta Rusaknya Puluhan Rumah dan Warung di Situbondo, Diduga Pelakunya Oknum PSHT
Merdeka.com - Seratusan orang dari salah satu kelompok perguruan pencak silat diduga sebagai pelaku perusakan sejumlah rumah dan warung di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Sebanyak 10 rumah dan 15 warung milik warga yang berada di Jalan Raya Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran dan Desa Kayuputih, Kecamatan Panji, Situbondo rusak parah.
Menurut penuturan Marsuki, warga setempat, peristiwa itu bermula pada Minggu, 9 Agustus 2020. Sekelompok orang dari perguruan pencak silat berkonvoi dan mencabut bendera Merah Putih yang terpasang di depan rumah warga.
Datang dengan Jumlah Lebih Banyak
©2020 Merdeka.com/Facebook INFO WARGA SITUBONDO
Pemilik bendera yang tak terima atas peristiwa itu menegur kelompok tersebut. Selanjutnya, pemilik bendera justru dikeroyok oleh kelompok perguruan pencak silat itu, seperti dilansir liputan6.com (10/8).
“Pemilik bendera tak terima dan menegur gerombolan tersebut, lalu pemilik bendera dikeroyok," ujar Marsuki.
Dikutip dari Antara (11/8), pada Senin pukul 03.00 dini hari, kelompok perguruan pencak silat itu datang kembali dengan jumlah lebih banyak. Mereka datang dengan mengendarai motor kemudian melempari rumah warga dan merusak warung-warung di pinggir jalan.
Selain rumah dan warung, kelompok perguruan pencak silat itu juga membakar kios bensin, merusak kios HP, serta merusak empat unit mobil yang diparkir di halaman rumah warga.
Marsuki yang saat itu tidur kemudian terbangun. Ia melihat bagaimana kelompok perguruan pencak silat itu melempari rumahnya dan rumah para tetangga. Ia memilih menyelamatkan diri dengan pergi ke belakang rumah.
Dijemput Polisi
©2020 Merdeka.com/Facebook INFO WARGA SITUBONDO
Atas kasus dugaan perusakan sejumlah rumah dan tempat usaha milik warga itu, Penyidik Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Situbondo, Jawa Timur menjemput dan memeriksa puluhan anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
"Sejak Senin (10/8) malam hingga pagi ini secara maraton penyidik memeriksa dan memintai keterangan terhadap 22 orang saksi dari anggota PSHT Situbondo," ujar Kapolres Situbondo AKBP Sugandi di Situbondo, Selasa (11/8).
Sebanyak 22 anggota PSHT diperiksa sebagai saksi dalam peristiwa kerusuhan perusakan rumah dan tempat usaha milik warga di Desa Trebungan dan Desa Kayuputih. Mereka dijemput oleh polisi di rumah masing-masing.
Terduga Pelaku
©2020 Merdeka.com/Facebook INFO WARGA SITUBONDO
Menurut hasil pemeriksaan sementara, lanjut Kapolres, dari 22 anggota perguruan pencak silat yang dimintai keterangan oleh penyidik, ada empat orang yang mengarah sebagai terduga pelaku kerusuhan. Namun, tidak menutup kemungkinan jumlah terduga pelaku akan bertambah.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan dan hasil keterangan saksi-saksi lainnya mengarah keempat orang tersebut sebagai terduga pelaku dan nantinya kalau statusnya naik bisa jadi tersangka serta bisa terus bertambah banyak nantinya," ujar AKBP Sugandi.
Pihak Kepolisian Resor Situbondo juga meminta keterangan terkait dugaan kasus perusakan rumah dan tempat usaha kepada 17 warga korban.
"Kalau dari saksi korban ada 17 orang warga (dari Desa Trebungan dan Desa Kayuputih) yang juga dimintai keterangannya oleh penyidik," lanjutnya.
Sebelumnya, pihak kepolisian mengamankan barang bukti berupa batu dan benda-benda lainnya yang diduga digunakan dalam kerusuhan itu. Sampai berita ini ditulis, puluhan petugas gabungan dari TNI/Polri serta Satpol PP berjaga di lokasi tindak pidana perusakan rumah warga sebagai upaya antisipasi aksi susulan. Selain itu, Polda Jatim juga telah menerjunkan satu pleton Brigade Mobil (Brimob) untuk bertugas di lokasi kerusuhan.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pekerja rumah tangga melakukan aksi puasa massal mendesak RUU PPRT disahkan. Mereka akan tetap puasa sampai RUU PPRT disahkan menjadi Undang-Undang.
Baca SelengkapnyaPuting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaBangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaSaat beraksi, pelaku membawa pisau untuk mengancam korban kemudian menutup mata korbannya dengan lakban.
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca Selengkapnya