Merdeka.com - Operasi Smiling Buddha merupakan sebuah nama sandi yang merujuk pada uji coba peledakan nuklir pertama yang dilakukan oleh negara India. Operasi ini terjadi pada 18 Mei 1974, 48 tahun yang lalu,di pangkalan militer Pokhran Test Range, Rajasthan, oleh Angkatan Darat India di bawah pengawasan beberapa jenderal pentingnya.
Peristiwa uji coba ini tentu saja mengejutkan dunia. Nama Smiling Buddha dipilih karena tes tersebut dilakukan pada Buddha Purnima pada tahun tersebut. “Sang Buddha akhirnya tersenyum” adalah pesan yang disampaikan oleh Raja Ramanna, direktur lembaga penelitian nuklir utama India Bhabha Atomic Research Center (BARC) kepada Perdana Menteri Indira Gandhi.
Operasi Smiling Buddha adalah uji coba nuklir pertama yang dikonfirmasi oleh negara yang bukan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Berikut kisah selengkapnya, yang menarik untuk Anda ketahui.
Berdirinya Tata Institute of Fundamental Research pada 1944 merupakan jalan India untuk mengembangkan tenaga nuklir. Pembentukan program senjata nuklir disetujui oleh Perdana Menteri barunya, Jawaharlal Nehru. Homi J. Bhabha, seorang profesor di Tata Institute of Fundamental Research ditunjuk untuk memimpin program tersebut. Atas usahanya, ia lantas dikenal sebagai "bapak Program Nuklir India".
Mengutip laman atomicarchive.com, pekerjaan pada perangkat fisi nuklir disahkan oleh Perdana Menteri India Indira Gandhi pada tanggal 7 September 1972. Sebuah tim kecil yang terdiri dari sekitar 75 ilmuwan dan insinyur di Pusat Penelitian Atom Bhabha (BARC) memulai proses merancang dan mengembangkan bom atom.
Ketua tim pengembangan adalah Raja Ramanna, yang menjabat sebagai direktur lembaga penelitian nuklir utama India Bhabha Atomic Research Center (BARC). Dengan prestasi ini, India menjadi negara pertama di luar lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang melakukan tes tersebut.
Plutonium untuk perangkat tersebut diekstraksi dari reaktor riset CIRUS (Canada-India Reactor U.S.), reaktor 40 megawatt yang dipasok oleh Kanada yang mulai beroperasi pada tahun 1960. Desain perangkat ini mirip dengan desain ledakan yang digunakan pada bom Fat Man, tetapi desain India lebih sederhana dan kurang canggih daripada sistem Amerika.
Advertisement
Nuklir yang digunakan dalam Operasi Smiling Buddha bukan senjata yang bisa digunakan. Pemerintah India menyebut tes tersebut sebagai ledakan nuklir "damai" yang diarahkan untuk mengeksplorasi hal-hal seperti teknik penambangan yang ditingkatkan, "stimulasi reservoir minyak untuk meningkatkan tingkat produksi dan pemulihan akhir" minyak, dan untuk melakukan prestasi lain dari rekayasa nuklir bawah tanah skala besar.
Mengutip ndtv.com, meskipun BARC tidak pernah merilis apapun tentang hasil perangkat yang diledakkan di Pokhran, para ahli menyatakan bahwa hasil sebenarnya adalah sekitar 8-12 Kiloton TNT. Sorotan utama dari tes tersebut adalah bahwa India berhasil menghindari deteksi oleh Amerika Serikat dan badan intelijen lainnya.
Reaksi internasional atas hal ini tentu saja negatif. AS dan negara-negara industri lainnya bahkan memberlakukan sanksi keras pada India setelah Operasi Smiling Buddha dilakukan. Mereka mengklaim bahwa tes ini dapat menyebabkan proliferasi nuklir.
Pada saat itu, Kanada memutuskan hampir semua bantuan nuklirnya. Amerika Serikat juga membatasi kerjasama dan berhasil membujuk India untuk tidak melakukan uji coba nuklir lebih lanjut saat itu. Namun, India tetap melanjutkan penelitian dan pengembangan senjata nuklirnya, meski sebagian besar tidak terlihat oleh publik. [edl]
Baca juga:
Peristiwa 16 Mei: Tentara PETA Dihukum Mati, Ini Sejarah Lengkapnya
Sejarah 15 Mei 1972: Pulau Okinawa Kembali pada Kekuasaan Jepang
Peristiwa 14 Mei: Peringatan Hari Burung Bermigrasi Sedunia, Begini Sejarahnya
Peristiwa 13 Mei: Hari Hummus Internasional, Berikut Sejarah dan Perayaannya
Mengenang 12 Mei 1998: Tragedi Trisakti yang Menggugurkan 4 Mahasiswa
Video Uang Rp100 Ribu Jadi Viral, Penampakannya Indah di Kegelapan
Sekitar 10 Menit yang laluGubernur Jatim Imbau Warga Sembelih Hewan Kurban di Rumah Potong, Ini Alasannya
Sekitar 44 Menit yang laluBeasiswa Fakultas Kedokteran Unair untuk Siswa Pamekasan Dibuka, Ini Syaratnya
Sekitar 1 Jam yang laluMasih Berlangsung, Kota Kediri Sudah Berhasil Peroleh 20 Medali Emas di Porprov Jatim
Sekitar 2 Jam yang laluTugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup serta Fungsinya, Wajib Tahu
Sekitar 3 Jam yang laluPenyebab Jerawat Punggung dan Cara Mengatasinya, Baca Lebih Lanjut
Sekitar 16 Jam yang lalu9 Resep Camilan dari Tahu Enak dan Kekinian, Gurihnya Bikin Nagih
Sekitar 19 Jam yang laluApa Manfaat Sikap Mandiri dalam Kehidupanmu Sehari-hari? Intip Jawabannya
Sekitar 20 Jam yang laluKeutamaan Anak Perempuan dalam Islam, Ketahui Landasan Hadisnya
Sekitar 22 Jam yang laluMomen Seru Band Kotak Bawakan Lagunya dalam Bahasa Madura, Banjir Pujian
Sekitar 22 Jam yang laluPekerjaan Pemandu Karaoke Legal, 6 LC di Tuban Kena Razia karena Tak Punya Izin
Sekitar 23 Jam yang laluBagi Tips Main Bola, Intip Momen Ronaldinho Latih Anak-Anak di Malang
Sekitar 1 Hari yang laluSerunya Lomba Yel-Yel dan Koreografi Arema, Hadiah Uang Jutaan hingga Bass Drum
Sekitar 1 Hari yang laluDetik-Detik Persik Kediri Menang Laga Trofeo Nusantara, Libas Arema dan RANS
Sekitar 1 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok John Wempi Wetipo, Kader PDIP Miliki Rp65 M Dipuji Megawati Karena Disiplin
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 6 Hari yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluKe Luar Negeri, Jokowi Tugaskan Ma'ruf Amin Jadi Plt Presiden
Sekitar 28 Menit yang laluJokowi & PM Inggris Boris Johnson Sepakat Perkuat Kerja Sama Bidang EBT dan Pangan
Sekitar 33 Menit yang laluRonaldinho Hadiahi Jersey Brasil Nomor 10 ke Pejabat Anak Buah Jokowi
Sekitar 39 Menit yang laluBertemu Perdana Menteri Kanda, Jokowi Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi
Sekitar 46 Menit yang laluData Kasus Covid-19 di Indonesia 27 Juni 2022
Sekitar 17 Jam yang laluUji Klinik Vaksin Merah Putih Unair Memasuki Fase Tiga
Sekitar 19 Jam yang laluCovid-19 Melonjak, Pemerintah Klaim Sudah Siapkan Pencegahan dan Pengendalian
Sekitar 22 Jam yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 3 Minggu yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Bulan yang laluPidato Jokowi di KTT G7: 323 Juta Orang Terancam Hadapi Kerawanan Pangan Akut
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Profil Komandan Paspampres, Jenderal Darah Kopassus Penjaga Jokowi di Ukraina
Sekitar 19 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami