Mengulik Sejarah Batik Tegal, Dikembangkan oleh Adik RA Kartini
Merdeka.com - Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia. Di negeri asalnya, batik banyak sekali macamnya. Tiap daerah, khususnya yang berada di Pulau Jawa, mengembangkan batik dengan gaya khas sendiri-sendiri.
Salah satu batik yang memiliki ciri khas tersendiri adalah Batik Tegal. Ada sebuah daerah di Tegal yang menjadi tempatnya para perajin batik, yaitu di Kalinyamat Wetan dan Kelurahan Bandung, Kecamatan Tegal Selatan.
Lantas seperti apa sejarah kemunculan batik di Tegal? Berikut selengkapnya:
Berawal dari Era Mataram
©2023 liputan6.com
Dikutip dari Liputan6.com, keberadaan Batik Tegal dimulai dari pengungsian Raja Amangkurat I dari Kerajaan Mataram ke Tegal. Adanya pengaruh Keraton Mataram membuat corak batik khas Tegal cenderung berwarna hijau kecokelatan.
Pada perkembangan berikutnya, para pembatik di kota itu membuat batik dengan motif flora dan fauna. Pada saat itu, para pembatik berekspresi tanpa beban makna dan kegunaan. Perubahan corak, motif, dan dominasi warna batik khas Tegal ini tidak lepas dari pengaruh Raden Ajeng (RA) Kardinah yang tak lain adalah adik kandung dari RA Kartini.
Pengaruh RA Kardinah
©2023 liputan6.com
Pada tahun 1908, RA Kardinah pindah ke Tegal untuk mengikuti suaminya, Bupati Reksonegoro. Sejak saat itu, ia mengajari anak-anak membatik di lingkungan pendopo. Dalam hal membatik, ia lebih menyukai warna soga dan hitam.
Batik-batik itu tak hanya dipakai sendiri, namun juga dipamerkan di depan umum. Batik hasil karya Kardinah dan para muridnya dipamerkan pada acara-acara pasar malam di berbagai kota mulai dari Tegal, Pekalongan, hingga Cirebon.
Motif Batik Tegal
©2023 liputan6.com
Pada awalnya, Batik Tegal berwarna sogan dan babaran abu-abu, setelah dikenal kemudian meningkat menjadi warna merah biru. Selain itu, Batik Tegal memiliki ciri khas tersendiri sesuai lingkungan si pembuatnya.
Berbagai macam motif Batik Tegal antara lain dapur ngebul, gribikan, cempaka putih, garuda, kawung, tapak kebo, semut runtung, sawatan, tumbar bolong, kawung, dan blarak sempal. Selain itu ada motif kuku macan, beras mawur, ukel, batu pecah, kotakan, cecek awe, tambangan, grandilan, sawo rembet, buntoro, karung jenggot, kopi pecah, corak daun teh, poci, benang pedhot, dan mayang jambe.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batik-batik ini sarat nilai sejarah dan budaya. Batik Madiun masih terus dilestarikan hingga kini.
Baca SelengkapnyaDalam selembar batik khas Ciwaringin terdapat perjuangan rakyat melawan penjajahan.
Baca SelengkapnyaBatik-batik ini juga sudah tercatat dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenkumham RI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak jejak tokoh perempuan ini yang masih dapat dijumpai hingga kini.
Baca SelengkapnyaSalah satu batik khas Kota Madiun ialah Batik Keris Asoka. Penamaan batik ini memiliki filosofi mendalam
Baca SelengkapnyaProduk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Baca SelengkapnyaPresiden SBY ajak keluarga belanja batik sampai temukan motif spesial kesukaan Ibu Ani.
Baca SelengkapnyaSejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya
Baca SelengkapnyaMotif tersangka nekat membunuh korban adalah terkait ekonomi dan dendam
Baca Selengkapnya