Mengenal Mina Papilon, Kelompok Budidaya Ikan Hias yang Jaga Ekosistem Sungai
Merdeka.com - Hobi budidaya ikan hias tak pernah lekang oleh zaman. Dari waktu ke waktu, budidaya ikan hias terus berkembang. Harga pasarannya terus naik, para pengoleksi ikan hias pun tak ragu membelinya dengan harga tinggi.
Namun, untuk menjadi tempat budidaya, kualitas air patut diperhatikan. Salah satu tempat yang bagus untuk budidaya ikan hias itu adalah Temanggung.
Dengan letaknya yang berada di antara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro, daerah Temanggung memiliki sumber daya air yang jernih dan tidak pernah berhenti sepanjang tahun. Di sanalah tumbuh berbagai macam kelompok budidaya ikan hias, salah satunya Mina Papilon.
Mina Papilon adalah sebuah kelompok usaha budidaya ikan hias yang sudah berdiri sejak tahun 2010. Kelompok usaha itu beralamat di Dusun Sidorejo, Kelurahan Parakan Kauman, Kecamatan Parakan, Temanggung.
Dilansir dari Jatengprov.go.id, kelompok usaha itu mengembangkan budidaya berbagai macam ikan di antaranya; ikan koi, ikan nilem, ikan koki, dan ikan dewa. Tak hanya itu, mereka juga mengembangkan budidaya ikan cupang, ikan moly, dan cacing sutera. Berikut selengkapnya:
Sejarah Mina Papilon
©jatengprov.go.id
Kelompok budidaya ikan Mina Papilon dibentuk pada 13 Maret 2010. Asal kata “Papilon” sendiri merupakan akronim dari “Parakan Pinggir Kulon” karena letaknya yang tak jauh dari Kota Parakan, Temanggung.
Pada 2011, kelompok ini pernah mengharumkan nama Temanggung di kancah nasional. Waktu itu, Mina Papilon berhasil meraih juara tiga lomba Kelompok Pembudidayaan Ikan Hias Tingkat Nasional.
Budidaya yang ditonjolkan pada kelompok itu adalah ikan koi, yang meliputi pemijahan, pembesaran, dan pemasaran.
Harga Variatif
©kkp.go.id
Banyak para pedagang dan penghobi ikan hias yang mengunjungi Mina Papilon. Mereka umumnya mencari ikan hias koi.
Harga ikan koi yang ditawarkan di sana juga sangat variatif, yakni mulai dari Rp 10.000 sampai dengan jutaan rupiah. Omzet yang dihasilkan dari budidaya ikan koi itu adalah Rp 5 juta per bulannya.
“Karena mau dijual lagi, rata-rata pedagang yang ke sini mencari harga Rp 10 ribuan ukuran 10-15 sentimeter untuk Grade C,” terang Untung Sugiarto, Ketua Kelompok Usaha Mina Papilon dikutip dari Jatengprov.go.id pada Sabtu (25/7).
Jaga Ekosistem Sungai
©2015 Merdeka.com
Tak hanya berbisnis ikan hias, kelompok usaha itu juga melepas ikan hasil budidaya ke beberapa embung dan sungai di wilayah Temanggung, seperti di Embung Kledung, Embung Bansari, Sungai Galeh, dan Sungai Brakom.
Biasanya ikan yang disebar adalah jenis ikan nilem dan ikan koi. Hal itu dilakukan demi menjaga ekosistem ikan di sungai.
“Di tempat kita ini yang diutamakan bukan melulu soal keuntungan dan jual beli. Tapi juga menjaga ekosistem dan pemberdayaan masyarakat, serta menjaga sungai agar tidak tercemar,” kata Untung dikutip dari Jatengprov.go.id.
Menerima Kunjungan Wisata
©kkp.go.id
Selain digunakan sebagai tempat budidaya ikan hias, Kelompok Usaha Mina Papilon juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan tempat kegiatan penelitian bagi mahasiswa perikanan. Siapapun orangnya terbuka untuk mengunjungi tempat budidaya ini.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walau ikan dianggap sebagai bahan yang cocok menjadi Makanan Pendamping ASI (MPASI) bayi, namun terdapat sejumlah ikan yang sebaiknya dihindari.
Baca SelengkapnyaCuma dengan 2 bahan ini, bau tanah menyengat pada ikan patin dapat dinetralisir secara sempurna. Ini dia langkah-langkahnya.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca SelengkapnyaPohon Hanjuang, juga dikenal sebagai Pohon Beringin Hanjuang, memiliki nilai sejarah yang penting dalam budaya masyarakat Minangkabau di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJenis-jenis ikan lokal ini memiliki manfaat sebagai sumber protein hewani yang penting untuk pertumbuhan otak, membuatnya cocok sebagai pilihan menu MPASI.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaIkan ini juga disebut "fosil hidup" karena masih eksis sejak jutaan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaIkan bandeng punya makna khsuus bagi masyarakat Betawi dan Tionghoa. Begini kisahnya
Baca Selengkapnya