Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gejala Hipermenorea dan Penyebabnya, Kondisi Darah Haid Berlebihan dan Berkepanjangan

Gejala Hipermenorea dan Penyebabnya, Kondisi Darah Haid Berlebihan dan Berkepanjangan Ilustrasi haid. ©2017 i.huffpost.com

Merdeka.com - Menstruasi adalah proses fisiologis yang terjadi pada wanita ketika lapisan dalam dinding rahim atau endometrium terlepas dan dikeluarkan melalui vagina. Proses ini biasanya terjadi setiap bulan selama masa subur wanita, di mana siklus menstruasi umumnya berlangsung selama 28-32 hari.

Selama menstruasi, wanita biasanya mengalami pendarahan dari vagina selama 3-7 hari. Namun setiap wanita bisa memiliki durasi menstruasi yang berbeda-beda. Begitu pula dengan jumlah darah yang keluar saat menstruasi. Secara umum, seorang wanita dianggap mengalami pendarahan menstruasi normal ketika jumlah darah yang keluar berkisar antara 20-80 ml.

Jika Anda mengalami pendarahan haid yang sangat banyak dengan durasi lebih panjang dari durasi normal menstruasi, maka perlu diwaspadai. Ini bisa menjadi tanda dari kondisi hipermenorea. Selain jumlah darah yang keluar lebih banyak dan durasi haid yang lebih lama, terdapat beberapa gejala hipermenorea lain yang perlu Anda perhatikan.

Kondisi hipermenorea juga bisa disertai kondisi anemia, rasa nyeri dank ram perut yang lebih parah, kelelahan, hingga perubahan suasana hati. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama bagi orang-orang yang memiliki faktor risiko tinggi.

Berikut, kami merangkum gejala hipermenorea, penyebab, faktor risiko, hingga cara mengatasinya, perlu Anda simak.

Pengertian dan Gejala Hipermenorea

Hipermenorea adalah kondisi di mana seorang wanita mengalami menstruasi yang lebih banyak daripada yang dianggap normal. Biasanya, menstruasi normal berlangsung selama 3-7 hari dan total volume darah yang keluar selama periode tersebut adalah sekitar 30-80 ml.

Hipermenorea dapat terjadi ketika seorang wanita mengalami menstruasi lebih dari 7 hari atau volume darah yang keluar lebih dari 80 ml. Berikut beberapa gejala hipermenora yang perlu Anda perhatikan:

  • Menstruasi yang lebih lama dari biasanya: Hipermenorea dapat membuat menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari.
  • Darah yang keluar lebih banyak dari biasanya: Hipermenorea dapat menyebabkan jumlah darah yang keluar selama menstruasi menjadi lebih banyak dari 80 ml.
  • Peningkatan frekuensi penggantian pembalut atau tampon: Karena jumlah darah yang keluar lebih banyak, wanita dengan hipermenorea cenderung harus mengganti pembalut atau tampon dengan lebih sering.
  • Anemia: Karena jumlah darah yang keluar lebih banyak dari biasanya, wanita dengan hipermenorea dapat mengalami anemia karena kekurangan zat besi dalam tubuh.
  • Rasa sakit dan kram pada perut: Hipermenorea dapat menyebabkan rasa sakit dan kram pada perut seperti saat menstruasi normal, tetapi mungkin lebih parah karena volume darah yang lebih banyak.
  • Kelelahan dan kelemahan: Anemia yang disebabkan oleh hipermenorea dapat menyebabkan wanita merasa lelah dan lemah.
  • Perubahan suasana hati: Perubahan suasana hati seperti mudah tersinggung atau mudah merasa tertekan dapat terjadi karena kondisi fisik dan emosional yang dialami oleh wanita dengan hipermenorea.
  • Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab yang mendasarinya dan mendapatkan pengobatan yang sesuai.

    Penyebab dan Faktor Risiko Hipermenorea

    Setelah mengetahui pengertian dan gejala hipermenorea, berikutnya akan dijelaskan penyebab dan faktor risiko dari kondisi ini. Hipermenorea dapat terjadi karena beberapa kondisi, seperti ketidakseimbangan hormon, fibroid rahim, polip rahim, hingga penggunaan alat kontrasepsi.

    Berikut adalah beberapa penyebab hipermenorea yang perlu Anda ketahui:

  • Ketidakseimbangan hormon: Hormon yang tidak seimbang, terutama estrogen dan progesteron, dapat menyebabkan hipermenorea. Hal ini dapat terjadi pada wanita yang memiliki masalah hormonal seperti sindrom ovarium polikistik atau disfungsi ovarium.
  • Fibroid rahim: Fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh pada otot rahim. Fibroid yang besar atau yang tumbuh di dekat leher rahim dapat menyebabkan hipermenorea.
  • Polip rahim: Polip rahim adalah pertumbuhan jinak pada lapisan dalam rahim. Polip yang besar atau yang tumbuh di tempat yang salah dapat menyebabkan hipermenorea.
  • Endometriosis: Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium (lapisan dalam rahim) tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, saluran tuba, atau organ panggul lainnya. Endometriosis dapat menyebabkan hipermenorea, terutama jika jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim menjadi lebih tebal dan lebih mudah terkelupas selama menstruasi.
  • Kanker rahim: Kanker rahim adalah jenis kanker yang tumbuh di lapisan dalam rahim. Hipermenorea dapat menjadi tanda awal kanker rahim pada beberapa wanita.
  • Gangguan pembekuan darah: Beberapa gangguan pembekuan darah seperti hemofilia atau von Willebrand disease dapat menyebabkan hipermenorea.
  • Penggunaan alat kontrasepsi tertentu: Beberapa jenis alat kontrasepsi, terutama IUD (intrauterine device) tembaga, dapat menyebabkan hipermenorea pada beberapa wanita.
  • Sementara itu, beberapa kelompok wanita dinilai memiliki risiko hipermenorea yang lebih tinggi. Ini dipengaruhi oleh faktor usia, gangguan hormon, konsumsi obat, hingga riwayat keluarga. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipermenorea:

  • Usia: Hipermenorea lebih umum terjadi pada wanita yang sudah mendekati menopause.
  • Gangguan hormon: Gangguan hormon seperti sindrom ovarium polikistik dapat meningkatkan risiko hipermenorea.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan seperti antikoagulan atau terapi hormon dapat meningkatkan risiko hipermenorea.
  • Riwayat keluarga: Hipermenorea dapat menjadi tanda kelainan genetik seperti Von Willebrand Disease atau hemofilia, yang dapat menurun dari keluarga.
  • Gangguan pembekuan darah: Gangguan pembekuan darah seperti Von Willebrand Disease atau hemofilia dapat meningkatkan risiko hipermenorea.
  • Kehamilan: Kehamilan atau keguguran dapat meningkatkan risiko hipermenorea pada beberapa wanita.
  • Penyakit lain: Beberapa kondisi medis seperti tiroid yang tidak terkontrol atau penyakit hati dapat meningkatkan risiko hipermenorea.
  • Jika Anda memiliki faktor risiko untuk hipermenorea, penting untuk memantau gejala-gejala dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami perubahan pada siklus menstruasi. Dokter dapat membantu menentukan penyebab hipermenorea dan memberikan pengobatan yang sesuai.

    Cara Mengatasi Hipermenorea

    Setelah mengetahui gejala hipermenora dan penyebabnya, terakhir terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. Hipermenorea dapat diatasi dengan berbagai cara, tergantung pada penyebabnya.

    Berikut adalah beberapa cara mengatasi hipermenorea:

    Obat-obatan

    Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatur siklus menstruasi dan mengurangi perdarahan yang berlebihan. Beberapa obat yang umum digunakan adalah kontrasepsi oral, progestin, dan nonsteroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs).

    Prosedur medis

    Jika hipermenorea disebabkan oleh fibroid, polip, atau kanker rahim, dokter dapat merekomendasikan prosedur medis seperti histeroskopi atau kuretase untuk menghilangkan jaringan yang berlebihan.

    Terapi hormon

    Terapi hormon dapat membantu mengurangi pendarahan berlebihan dan mengatur siklus menstruasi. Terapi ini dapat dilakukan dengan suntikan, tablet atau dengan pemasangan IUD hormonal.

    Transfusi darah

    Jika pendarahan yang berlebihan menyebabkan anemia, dokter dapat meresepkan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh.

    Gaya hidup sehat

    Menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga, diet sehat, dan menghindari stres dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi pendarahan berlebihan.

    Pembedahan

    Pembedahan mungkin menjadi pilihan terakhir jika pengobatan lain tidak berhasil mengatasi hipermenorea. Pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat rahim dan mengatasi pendarahan yang tidak terkendali.

    (mdk/ayi)
    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Mengenal Hamil Kebo dan Penyebabnya, Kondisi Hamil Tak Rasakan Gejala
    Mengenal Hamil Kebo dan Penyebabnya, Kondisi Hamil Tak Rasakan Gejala

    Hamil kebo adalah kondisi hamil yang gejalanya tidak disadari.

    Baca Selengkapnya
    Bukan Hanya Kehamilan, 7 Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Terlambat
    Bukan Hanya Kehamilan, 7 Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Terlambat

    Waspadai gejalanya jika sering mengalami menstruasi terlambat.

    Baca Selengkapnya
    Penyebab Hipertermia dan Gejalanya, Peningkatan Suhu Tubuh di Atas Normal
    Penyebab Hipertermia dan Gejalanya, Peningkatan Suhu Tubuh di Atas Normal

    Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5°C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem pendingin tubuh.

    Baca Selengkapnya
    Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
    video untuk kamu.
    SWIPE UP
    Untuk melanjutkan membaca.
    Hendak Jalani Mudik Lebaran, Ini Hal yang Perlu Dipersiapkan Ibu Hamil
    Hendak Jalani Mudik Lebaran, Ini Hal yang Perlu Dipersiapkan Ibu Hamil

    Perjalanan mudik lebaran perlu dipersiapkan dengan sangat tepat terutama bagi ibu hamil.

    Baca Selengkapnya
    Penyebab Haid Tidak Lancar dan Cara Mengatasinya
    Penyebab Haid Tidak Lancar dan Cara Mengatasinya

    Beberapa hal yang menyebabkan haid tidak lancar dan kondisi-kondisi yang perlu diwaspadai.

    Baca Selengkapnya
    Penyebab Gangguan Tidur pada Ibu Hamil, Ketahui Juga Cara Mengatasinya
    Penyebab Gangguan Tidur pada Ibu Hamil, Ketahui Juga Cara Mengatasinya

    Mengalami gangguan tidur saat hamil adalah hal yang umum terjadi dan dapat diatasi.

    Baca Selengkapnya
    Heboh Bayi Perempuan Dilahirkan di Teras Musala, Begini Kejadiannya
    Heboh Bayi Perempuan Dilahirkan di Teras Musala, Begini Kejadiannya

    Saksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.

    Baca Selengkapnya
    Hindari Tidur Setelah Sahur, Jaga Gula Darah Tetap Stabil!
    Hindari Tidur Setelah Sahur, Jaga Gula Darah Tetap Stabil!

    Tidur setelah sahur bisa menyebabkan masalah naiknya gula darah. Oleh karena itu, penting untuk tidak tidur setelah sahur.

    Baca Selengkapnya
    Gejala Hemofilia yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
    Gejala Hemofilia yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

    Hemofilia adalah kelainan genetik langka yang memengaruhi kemampuan pembekuan darah seseorang.

    Baca Selengkapnya