Gejala Hipermenorea dan Penyebabnya, Kondisi Darah Haid Berlebihan dan Berkepanjangan
Merdeka.com - Menstruasi adalah proses fisiologis yang terjadi pada wanita ketika lapisan dalam dinding rahim atau endometrium terlepas dan dikeluarkan melalui vagina. Proses ini biasanya terjadi setiap bulan selama masa subur wanita, di mana siklus menstruasi umumnya berlangsung selama 28-32 hari.
Selama menstruasi, wanita biasanya mengalami pendarahan dari vagina selama 3-7 hari. Namun setiap wanita bisa memiliki durasi menstruasi yang berbeda-beda. Begitu pula dengan jumlah darah yang keluar saat menstruasi. Secara umum, seorang wanita dianggap mengalami pendarahan menstruasi normal ketika jumlah darah yang keluar berkisar antara 20-80 ml.
Jika Anda mengalami pendarahan haid yang sangat banyak dengan durasi lebih panjang dari durasi normal menstruasi, maka perlu diwaspadai. Ini bisa menjadi tanda dari kondisi hipermenorea. Selain jumlah darah yang keluar lebih banyak dan durasi haid yang lebih lama, terdapat beberapa gejala hipermenorea lain yang perlu Anda perhatikan.
Kondisi hipermenorea juga bisa disertai kondisi anemia, rasa nyeri dank ram perut yang lebih parah, kelelahan, hingga perubahan suasana hati. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama bagi orang-orang yang memiliki faktor risiko tinggi.
Berikut, kami merangkum gejala hipermenorea, penyebab, faktor risiko, hingga cara mengatasinya, perlu Anda simak.
Pengertian dan Gejala Hipermenorea
Hipermenorea adalah kondisi di mana seorang wanita mengalami menstruasi yang lebih banyak daripada yang dianggap normal. Biasanya, menstruasi normal berlangsung selama 3-7 hari dan total volume darah yang keluar selama periode tersebut adalah sekitar 30-80 ml.
Hipermenorea dapat terjadi ketika seorang wanita mengalami menstruasi lebih dari 7 hari atau volume darah yang keluar lebih dari 80 ml. Berikut beberapa gejala hipermenora yang perlu Anda perhatikan:
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab yang mendasarinya dan mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Penyebab dan Faktor Risiko Hipermenorea
Setelah mengetahui pengertian dan gejala hipermenorea, berikutnya akan dijelaskan penyebab dan faktor risiko dari kondisi ini. Hipermenorea dapat terjadi karena beberapa kondisi, seperti ketidakseimbangan hormon, fibroid rahim, polip rahim, hingga penggunaan alat kontrasepsi.
Berikut adalah beberapa penyebab hipermenorea yang perlu Anda ketahui:
Sementara itu, beberapa kelompok wanita dinilai memiliki risiko hipermenorea yang lebih tinggi. Ini dipengaruhi oleh faktor usia, gangguan hormon, konsumsi obat, hingga riwayat keluarga. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipermenorea:
Jika Anda memiliki faktor risiko untuk hipermenorea, penting untuk memantau gejala-gejala dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami perubahan pada siklus menstruasi. Dokter dapat membantu menentukan penyebab hipermenorea dan memberikan pengobatan yang sesuai.
Cara Mengatasi Hipermenorea
Setelah mengetahui gejala hipermenora dan penyebabnya, terakhir terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. Hipermenorea dapat diatasi dengan berbagai cara, tergantung pada penyebabnya.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi hipermenorea:
Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatur siklus menstruasi dan mengurangi perdarahan yang berlebihan. Beberapa obat yang umum digunakan adalah kontrasepsi oral, progestin, dan nonsteroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs).
Prosedur medis
Jika hipermenorea disebabkan oleh fibroid, polip, atau kanker rahim, dokter dapat merekomendasikan prosedur medis seperti histeroskopi atau kuretase untuk menghilangkan jaringan yang berlebihan.
Terapi hormon
Terapi hormon dapat membantu mengurangi pendarahan berlebihan dan mengatur siklus menstruasi. Terapi ini dapat dilakukan dengan suntikan, tablet atau dengan pemasangan IUD hormonal.
Transfusi darah
Jika pendarahan yang berlebihan menyebabkan anemia, dokter dapat meresepkan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
Gaya hidup sehat
Menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga, diet sehat, dan menghindari stres dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi pendarahan berlebihan.
Pembedahan
Pembedahan mungkin menjadi pilihan terakhir jika pengobatan lain tidak berhasil mengatasi hipermenorea. Pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat rahim dan mengatasi pendarahan yang tidak terkendali.
(mdk/ayi)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hamil kebo adalah kondisi hamil yang gejalanya tidak disadari.
Baca SelengkapnyaWaspadai gejalanya jika sering mengalami menstruasi terlambat.
Baca SelengkapnyaHipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5°C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem pendingin tubuh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjalanan mudik lebaran perlu dipersiapkan dengan sangat tepat terutama bagi ibu hamil.
Baca SelengkapnyaBeberapa hal yang menyebabkan haid tidak lancar dan kondisi-kondisi yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaMengalami gangguan tidur saat hamil adalah hal yang umum terjadi dan dapat diatasi.
Baca SelengkapnyaSaksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.
Baca SelengkapnyaTidur setelah sahur bisa menyebabkan masalah naiknya gula darah. Oleh karena itu, penting untuk tidak tidur setelah sahur.
Baca SelengkapnyaHemofilia adalah kelainan genetik langka yang memengaruhi kemampuan pembekuan darah seseorang.
Baca Selengkapnya