Cerita di Balik Kontroversi Kades Jenar Sragen, Dicintai Warga karena Hal Ini
Merdeka.com - Samto, Kepala Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen, baru-baru ini terus jadi sorotan. Dalam waktu yang berdekatan, dia melakukan dua hal yang menuai kontroversi. Aksi penuh kontroversi pertama ia lakukan saat membentangkan sebuah baliho berukuran besar yang berisi hujatan untuk para pejabat.
Sedangkan aksi kontroversi berikutnya adalah saat dia “ngamuk” di tengah acara prosesi hajatan salah seorang warganya. Di sana, dia marah saat aparat petugas PPKM Darurat datang dan hendak membubarkan pesta pernikahan itu. Bahkan saat hadir di acara hajatan itu, dia tidak menggunakan masker.
Karena dua aksi kontroversialnya itu, beberapa orang mempertanyakan kemampuannya sebagai seorang Kepala Desa. Namun di balik sosoknya yang kontroversial, ternyata Samto begitu dicintai warganya. Berikut selengkapnya:
Mudah Terpancing Emosi
www.huffingtonpost.com
Ditanya tentang aksinya yang memicu kontroversi, Samto mengakui kalau dia memang mudah terpancing emosi. Ia pun sebenarnya sudah diingatkan dokter mengenai penyakit stroke yang membuatnya mudah terpancing emosi.
“Saya spontan mendorong meja itu. Seharusnya hajatan itu dibubarkan setelah acara pertemuan pengantin itu selesai. Ini pengantinnya masih di emperan rumah, tapi malah dibubarkan. Akhirnya saya terpancing emosi,” kata Samto dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (21/7).
Dua Tahun Tanggung PBB Warga
©2021 Liputan6.com
Selain itu, ada sisi positif yang dimiliki sosok Kades Jenar ini. Meski ulahnya kerap kali tidak bisa dimengerti, namun dalam dua tahun terakhir dia rela menanggung semua pajak bumi bangunan (PBB) warganya. Langkah itu ia lakukan demi meringankan beban warganya.
“Saya tidak tahu apakah ada kepala desa lain yang juga menanggung semua PBB warganya. Saya total harus mengeluarkan biaya Rp32 juta/tahun untuk membayar PBB mereka. Kepada warga, saya hanya meminta balasan doa dan kesembuhan untuk penyakit saya. Karena warganya ada banyak, saya berharap ada beberapa doa warga yang bisa dikabulkan sehingga saya bisa sembuh,” kata Samto.
Tiga Periode Jabat Kepala Desa
Kepercayaan warga Jenar kepada Samto dibuktikan dengan terpilihnya dia sebagai kepala desa sebanyak tiga kali. Pertama, dia menjabat pada periode 2002-2007, dia kembali terpilih pada periode 2007-2013.
Untuk periode 2013-2019, dia tidak menjabat lagi karena terbentur aturan kades menjabat paling banyak dua periode. Namun setelah ada aturan yang membolehkan seorang kades menjabat sampai tiga periode, Samto ikut meramaikan Pilkades 2019 dan berhasil memenanginya.
“Gaji saya itu Rp4 juta/bulan. Sebanyak Rp3,5 juta sudah dipotong untuk membayar utang. Jadi saya hanya menerima Rp500.000. Untuk membayar PBB Rp32 juta/tahun. Uang itu diperoleh dari hasil panen tebu,” pungkas Samto dikutip dari Liputan6.com.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Kades Prasetyo menggandeng pelbagai instansi untuk membangun membangun desa Banjar Wangi. Salah satunya BRI.
Baca SelengkapnyaCerita pendek santri lucu dan menggelitik dapat menjadi hiburan tersendiri bagi siapa saja.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga menyeberangi sungai membawa jenazah yang akan dimakamkan di pemakaman itu viral di media sosial
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.
Baca SelengkapnyaSungai Cibanten dulu menjadi tonggak kehidupan sosial masyarakat di Banten
Baca SelengkapnyaSeorang warga Kota Mataram jadi sorotan usai aksinya membuang sampah ke laut viral. Simak informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaKonon warga di sini merupakan keturunan Kerajan Galuh
Baca SelengkapnyaAnekdot merupakan cerita pendek dan lucu yang biasanya digunakan untuk menyampaikan kritik terhadap kejadian tertentu.
Baca SelengkapnyaDesa Cengungklung jadi satu-satunya desa pilihan BRI Cabang Bojonegoro yang diikutsertakan dalam kompetisi Desa BRILiaN 2023. Memangnya apa keunggulan desa ini?
Baca Selengkapnya