Wagub Minta Warga Tak Borong Minyak Goreng: Kalau Semua Nyetok di Rumah, Waduh Repot
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meminta warga untuk membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhan. Sebab hingga saat ini masih ada pembatasan kuota pembelian terhadap komoditas itu, menyusul kelangkaan minyak goreng akhir-akhir ini.
"Warga kami minta beli sesuai dengan kebutuhan yang ada, jangan karena ketakutan kita ikut beli (berlebihan), nyetok juga. Kalau semua warga nyetok di rumah, waduh repot," kata Riza di Balai Kota Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (7/3).
Riza meminta masyarakat mengerti bahwa pembelian minyak goreng harus dibatasi.
"Kenapa harus dibatasi, supaya tidak terjadi penumpukan juga ya," ucapnya.
Pemerintah Berusaha Penuhi Kebutuhan Minyak Goreng
Terkait minyak goreng ini juga, Riza menyebut bahwa pemerintah pusat telah berusaha semaksimal mungkin menghadirkan dan memastikan ketersediaan minyak goreng.
"Alhamdulillah bertahap, kita lihat minyak goreng sudah bisa dipenuhi sekalipun harus dibatasi," katanya.
Kelangkaan minyak goreng saat ini masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Termasuk di Jakarta yang merupakan kota terbesar Indonesia.
Di berbagai toko swalayan mini, khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan dikabarkan minyak goreng harus dikeluarkan sedikit demi sedikit karena stok yang terbatas.
Agen minyak goreng pun dikabarkan kesulitan memasok para pedagang sehingga membuat para pedagang juga turut menyerbu ritel, pasar tradisional, ataupun ketika ada operasi pasar.
Bahkan yang terbaru, dalam rekaman video yang tersebar melalui pesan singkat WhatsApp Senin ini, warga terlihat mengantre di sepanjang trotoar yang awal antreannya berada di sebuah kantor polisi yang disebut sang perekam berada di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
"Wah ngantre minyak di Pesanggrahan. Katanya antre jam enam ambil nomor. Tapi dari jam empat subuh sudah pada ambil nomer. Nih minyak nih," tutur wanita perekam video berdurasi 44 detik tersebut.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaRasa gurih dan manis dalam setiap kunyahan bawang goreng, tak jarang juga olahan bawang yang satu ini sering dijadikan camilan.
Baca Selengkapnya"Pertama harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng di pasaran," kata Jokowi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban telah dievakuasi dari Puskesmas Jangga Baru ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hamba Muara Bulian.
Baca SelengkapnyaSiapa bilang bawang goreng hanya jadi makanan favorit masyarakat Indonesia?
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaDaratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaKondisi rumah kakek pembuat gula merah berusia 82 tahun ini memprihatinkan bahkan nyaris roboh.
Baca SelengkapnyaSebagai ganti dari ketiadaan warteg makanan bagi para pekerja proyek di IKN akan di masak dari dapur umum.
Baca Selengkapnya