Promosi di Facebook Buat Surat Swab PCR hingga SIM dan KTP Palsu, 2 Orang Ditangkap
Merdeka.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap dua orang pria berinisial NI dan NFA. Keduanya ditangkap polisi pada 10 Juli 2021 lalu, lantaran diduga telah membuat hasil swab antigen dan PCR palsu dengan memasarkannya melalui media sosial Facebook.
"Yang NI ini yang kacamata ini yang mencari customer dengan mempositng akun di Facebook-nya, dia memasarkan melalui akun FB dan kemudian melakukan negosiasi dengan para pemesan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Selasa (13/7).
Sedangkan, NFA berperan membuat serta mencetak dokumen palsu dan menerima transfer sebagai uang jasa pembuatan dokumen palsu seperti hasil swab antigen maupun PCR.
"Bahkan KTP, SIM semua bisa dia palsukan semua dengan tarif yang ditentukan, misalnya SIM Rp300 ribu cukup, KTP Rp80 ribu sudah bisa dapat, termasuk ID card-ID card lain," jelasnya.
"Karena memang yang bersangkutan pernah bekerja di percetakan dan memiliki alat, sehingga dia tahu, ini yang kemudian dia pasarkan melalui akunnya," tambahnya.
Menurut pengakuan terduga pelaku tersebut, ia belajar membuat dokumen palsu juga berdasarkan belajar dari media sosial dan baru saja melakukan kejahatan itu pada Maret 2021 lalu.
"Kedua, sekarang ini pengakuannya juga sejak Maret lalu baru melakukan, tapi kami dalami. Karena sebelumnya sudah memalsukan KTP, SIM, Ijazah, surat nikah pun dia bisa buat dengan tarif yang ditentukan, paling mahal Ijazah Rp1 juta, surat nikah Rp150 ribu. Hasilnya dia bagi dua," ungkapnya.
"Swab antigen sekitar Rp100 ribu, PCR Rp300 ribu, vaksin Rp200 ribu. Dia bisa bikin kartu vaksin dari salah satu RS yang ada. KTP, akta kelahiran, NPWP, slip gaji, id card Rp80 ribu, SIM palsu Rp300 ribu, Ijazah Rp1 juta dan surat nikah Rp150 ribu," sambungnya.
Hingga kini, polisi masih melakukan pendataan terkait berapa banyak surat atau dokumen palsu yang sudah dikeluarkan oleh keduanya tersebut. Yusri juga menegaskan, pihaknya masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya.
"Kami akan kejar, kami akan lakukan patroli kami akan tangkap tegas di sini. Karena dampaknya sangat berbahaya," tegasnya.
Atas perbuatannya tersebut, keduanya disangkakan Pasal 263 dan 268 KUHP, Pasal 35 Juncto Pasal 51, Undang-Undang ITE. Ancaman enam tahun penjara. "Beberapa barang bukti yang kita amankan termasuk bukti-bukti transfer bagi yang memesan," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum berangkat ke tempat pemungutan suara (TPS), ada sejumlah dokumen yang harus disiapkan dari rumah.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim BNI menawarkan promo ramadan berhadiah rumah hingga mobil mewah
Baca SelengkapnyaInfeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada-ada saja kejadian unik di momen Pemilu Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaFL melakukan tindakan itu karena dendam pernah ditangkap kasus narkoba dan direhabilitasi.
Baca SelengkapnyaTidak ada persiapan khusus yang dilakukan. Pihaknya hanya memastikan saat wapres datang maka akan dilakukan sterilisasi.
Baca SelengkapnyaBagi yang mungkin masa liburannya tak lama, tetap bisa mengajak orang terdekat liburan dengan jalan-jalan ke mal misalnya.
Baca SelengkapnyaNasabah BRI bisa menikmati penawaran menarik di 5 swalayan ini!
Baca SelengkapnyaMomen calon ibu persit saat pengajuan nikah ini curi perhatian.
Baca Selengkapnya