Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Potret suram pendidikan Jakarta, gelap di tengah gemerlap kota

Potret suram pendidikan Jakarta, gelap di tengah gemerlap kota Ilustrasi Anak Sekolah. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Jakarta sebagai ibu kota harusnya lebih unggul dalam segala hal dibandingkan daerah lainnya. Baik dari segi pembangunan infrastruktur, kualitas hidup manusia, ketersediaan layanan publik, hingga fasilitas pendidikan.

Sayangnya, saat ini semua itu belum berjalan sempurna. Masih banyak permasalahan dan kekurangan yang perlu dibenahi. Padahal jika dilihat, anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) meningkat setiap tahunnya.

Khusus untuk pendidikan, masih ada bangunan sekolah di sejumlah kecamatan yang kondisinya sudah perlu direnovasi. Padahal, kenyamanan gedung memberikan pengaruh pada kegiatan belajar mengajar.

Tak cuma masalah gedung rusak, pekan ini publik dibuat kaget saat puluhan sekolah di kawasan Jakarta Timur malah gelap gulita. Penerangan yang tak optimal membuat siswa harus belajar di luar ruangan.

Setelah diusut, ternyata aliran listrik memang dipadamkan pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN). Penyebabnya, tunggakan listrik selama beberapa bulan yang belum dibayarkan.

Tak tanggung-tanggung, nilai tunggakan mencapai Rp 3 miliar. Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Susi Nurhati, menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Ini bukan cuma satu sekolah saja, ada 26 sekolah yang menunggak listrik, jumlah tunggakannya kira-kira Rp 3 miliar. Ini saya lagi di PLN," kata Susi saat dihubungi via telepon oleh staf khusus Plt Gubernur DKI Jakarta, Selasa (22/11).

Dia beralasan, tunggakan listrik terjadi karena 26 sekolah ini mengalami keterlambatan pencairan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Akibatnya, anggaran untuk BOP terpaksa harus menunggu pencairan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2016.

"Keterlambatan karena dana BOP ini baru dapat di APBD Perubahan. Surat Pencairan Dana (SPD) sudah ada, semoga cepat cair," katanya.

Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, kaget dengan cerita itu. Dia langsung mengecek ke Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur.

"Entah dari manapun bagaimana pun juga kalau listrik mati terus dibiarin ya kasihan anak didik. Kita enggak boleh mengorbankan anak-anak. Kalau perlu Dinas Pendidikan suruh segera ke sana," kata Sumarsono.

Laporan sementara yang dia terima, tunggakan terjadi karena kesalahan input anggaran saat proses penyusunan e-budgetting. Dia pastikan, iuran listrik gedung sekolah telah dianggarkan.

Jadi matinya listrik kemarin karena ada konsep e-budgeting dalam tahap perencanaan itu salah input. Itulah kelemahan teknologi, kalau input salah maka output-nya juga salah," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (23/11).

Sumarsono menduga, dua sebab kesalahan di tingkat teknis untuk memasukkan kebutuhan listrik terhadap pengeluaran daerah.

"Salah yang memasukkan atau sudah dimasukkan tapi tidak ter-record dengan baik. Ini dua hal yang harus kita selidiki nanti baru ketahuan," ujar Sumarsono.

Sumarsono mengatakan, akan melakukan penelusuran pertanggungjawaban di dinas terkait untuk menemukan dugaan mal administrasi saat penginputan pengeluaran.

"Kan semua punya tanggung jawab. Kalau (kesalahan) di level administrasi kan ada pelaksana PPK pembuat komitmen, ada pelaksana PPTK pelaksana teknis kegiatan," ujar Sumarsono.

"Tapi kalau kesalahan secara teknologi recording-nya kok enggak masuk. Itu artinya kesalahan teknis sistem harus diperbaiki," beber dia.

Meski terjadi kesalahan, dia pribadi menyesalkan sikap PLN yang tak melakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum melakukan pemadaman listrik.

"Sangat disayangkan PLN memadamkan karena ini pelayanan publik menyangkut orang lain. Nanti kalau ada problem kabel-kabel PLN bermasalah di Jakarta. Dia (PLN) juga minta tolong ke pemerintah provinsi. Jadi harus kerjasama yang baiklah, antara penguasa wilayah dengan penguasa sektoral," sindirnya.

Dia memastikan setelah permasalahan yang sebenarnya diketahui, pihaknya segera melakukan pembayaran. Sebab yang terjadi, bukan ketiadaan anggaran, melainkan kesalahan teknis.

"Jangankan hari Kamis, hari ini pun bisa diselesaikan. Karena ini anggarannya di APBD-P 2016. Nah persoalannya dalam situasi yang sudah ada, hanya administrasi lupa," tegasnya.

Jika memang tunggakan terjadi sejak beberapa bulan lalu, seharusnya Basuki Tjahaja Purnama, sebagai gubernur aktif tahu persoalan itu. Lalu apa tanggapannya?

"Jadi kadang-kadang selalu alasannya enggak cukup uang. Dulu alasannya apa saya enggak tahu. Dulu ketika saya masuk saya selidiki, kita enggak bisa tebak-tebak," dalih Ahok di Rumah Pemenangan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/11).

Jakarta yang dikenal sebagai kota metropolitan harusnya tak lagi punya masalah terkait dunia pendidikan. Apalagi, sampai urusan aliran listrik yang menunggak.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.

Baca Selengkapnya
8 Negara dengan Penduduk Paling Terpelajar, Apakah Indonesia Termasuk?

8 Negara dengan Penduduk Paling Terpelajar, Apakah Indonesia Termasuk?

Negara-negara berikut mungkin dapat menjadi pilihan bagi Anda untuk menempuh pendidikan yang lebih berkualitas.

Baca Selengkapnya
Warga Ganti Meteran Listrik Malah Kena Denda Rp41 Juta, Begini Penjelasan PLN

Warga Ganti Meteran Listrik Malah Kena Denda Rp41 Juta, Begini Penjelasan PLN

Tagihan itu muncul usai meteran listrik dirumahnya harus diganti dengan yang baru.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Potret PN Jakarta Selatan Dipenuhi Karangan Bunga saat Sidang Praperadilan Firli Bahuri

Potret PN Jakarta Selatan Dipenuhi Karangan Bunga saat Sidang Praperadilan Firli Bahuri

Deretan karangan bunga berjejer di depan PN Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Sejumlah Wilayah Indonesia Alami Pemadaman Listrik, Salah Satunya Tarakan

Sejumlah Wilayah Indonesia Alami Pemadaman Listrik, Salah Satunya Tarakan

PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.

Baca Selengkapnya
Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024, DisdiK DKI Terapkan PJJ di Sebagian Sekolah

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024, DisdiK DKI Terapkan PJJ di Sebagian Sekolah

Jelang pengumuman hasil Pemilu 2024 oleh KPU, pembelajaran jarak jauh diterapkan di sebagian sekolah di Jakarta

Baca Selengkapnya
Potret Menyedihkan Pendidikan di Indonesia, Bangunan SMA negeri di NTT Cuma Terbuat dari Anyaman Bambu Bolong

Potret Menyedihkan Pendidikan di Indonesia, Bangunan SMA negeri di NTT Cuma Terbuat dari Anyaman Bambu Bolong

Begini penampakan bangunan SMA di Alor yang sangat menyedihkan dan penuh keterbatasan.

Baca Selengkapnya
Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta

Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta

kondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya