Polisi siap door to door tagih pajak mobil mewah
Merdeka.com - Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Halim Pagarra menegaskan, hingga kini pihaknya belum dilibatkan oleh Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) untuk menagih para penunggak pajak mobil mewah. Namun, dia menegaskan, siap membantu jika dimintai bantuan.
"Sampai saat ini belum ada koordinasi antara BPRD, kalau nanti mereka minta kami terlibat maka kami akan terlibat. Seperti yang lalu 2017, itu meningkat 1,2 triliun atas operasi yang kita lakukan, door to door, bersama BPRD," katanya di Mapolda Metro Jaya, Jumat (2/2).
Misalnya, kata Halim, pihaknya dilibatkan maka dirinya akan memerintahkan anggotanya untuk mendatangi rumah-rumah pemilik mobil mewah itu.
"Nanti kita lihat, kalau memang mau dilaksanakan door to door kita laksanakan di setiap rumah yang kira-kira ada alamatnya yang kena pajak progresif," ujarnya.
Lebih lanjut Halim menyampaikan, polisi pun siap menindak tegas mobil mewah apabila diminta.
"Jadi di Samsat itu ada tiga instansi. Kepolisian, BPRD dengan Jasa Raharja. Jadi seumpamanya masalah pajak, polisi diminta untuk datang door to door, untuk razia, polisi siap melaksanakan," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga dan pedagang yang melihat Maya merintih kesakitan mencoba membantunya dan langsung menghubungi petugas keamanan.
Baca SelengkapnyaBegini cara unik jenderal polisi orang nomor dua di Polda Sumut berangkat kerja ke kantor. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaPemudik juga bisa menitipkan rumah kosongnya kepada polisi agar terus dipantau selama mudik
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saksi warga dan pelaku N karena mengalami luka-luka langsung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Husada.
Baca SelengkapnyaAda saja cerita tak terduga yang terjadi selama mudik ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaAkibatnya mobil yang berada di lajur satu terpaksa berhenti sesaat.
Baca SelengkapnyaBerbagai cara dilakukan Kepolisian dalam memastikan Pemilu 2024 berlangsung damai.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut dipicu adanya kesalahpahaman di antara korban dan pelaku.
Baca SelengkapnyaKetika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.
Baca Selengkapnya