Pengguna Tanggapi Rencana Tarif KRL Naik: Fasilitasnya Masih Ekonomi Banget
Merdeka.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang mengkaji kenaikan tarif KRL Commuter Line. Tarif baru ini diharapkan bisa berlaku April 2022.
Rencananya, tarif perjalanan KRL naik dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 untuk 25 Km pertama. Sedangkan 10 Km selanjutnya bakal dikenakan penambahannya biaya Rp1.000.
Niat menaikkan tarif KRL mengacu kajian kemampuan membayar (ability to payment) dan kesediaan pengguna untuk membayar (willingness to pay) kereta api perkotaan. Bagaimana respons pengguna KRL?
Sebagai pengguna KRL, Novi tidak setuju adanya kenaikan tarif. Dia merasa kenaikan tarif belum sepadan dengan fasilitas yang saat ini ada.
"Aku kurang setuju, karena fasilitasnya masih ekonomi banget ya," katanya.
Menurut dia, kondisi KRL saat ini belum bisa dianggap transportasi nyaman untuk pengguna. Penumpang harus berhimpitan saat jam sibuk. Dibarengi pendingin ruangan yang tak maksimal. Sehingga bisa dibayangkan suasana di dalam KRL.
"Kalau mau dinaikin Rp5.000, makesure kalau yang enggak terlalu berdesakan kayak gitu," jelasnya.
Selain fasilitas, dia juga meminta jadwal dari keberangkatan dan kedatangan KRL diperbaiki. Agar tidak terjadi penumpukan terlebih dalam situasi pandemi seperti saat ini.
"Udah keretanya jarang, terus harus ngantre juga kalau naik, harus bergilir juga kan itu makan waktu banget. Kalau tarifnya naik ya itu, jadwalnya lebih dibenerin lagi aja," tambahnya.
Penumpang KRL lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Dia meminta kenaikan tarif dibarengi perbaikan fasilitas seperti tempat ibadah dan tempat untuk menunggu.
"Berharap sih musala agak diperluas lagi. Sama tempat nunggu, karena kan biasanya kalau ketinggalan kereta itu ya lama lagi nunggunya. Terus kalau tempat duduknya full itu kaya aduh, harus berdiri terus di dalam KRL harus berdiri lagi," ujar Delly.
Dia juga meminta persoalan keamanan penumpang diperhatian serius. Sebab cerita penumpang menjadi korban kejahatan masih saya terjadi.
"Ada beberapa temen juga yang bilang ada kehilangan di KRL. Ada beberapa kali, kayanya emang keamanan harus ditingkatkan lagi sih," ujarnya.
Rida juga tak membayangkan pengeluarannya akan bertambah jika tarif KRl benar-benar naik. Jika saat itu dia merogoh kocek Rp6.000, maka nantinya akan menjadi Rp10.000 setiap harinya. Apalagi Rida hanya berpindah dua stasiun.
"Jadi kalau misalkan dihitung-hitung agak boros juga gitu, dari yang sebelumnya," kata Rida.
Penambahan Gerbong
Rida yang juga karyawan swasta juga ingin penambahan gerbong pada KRL hingga sampai 15 gerbong. Penambahan gerbong, katanya, efektif mengurangi penumpukan penumpang.
"Kan saat ini ada gerbong yang sampai delapan atau sampai 10 gerbong, biar enggak ada penumpukan atau desak-desakan di dalam kereta," tutupnya.
Diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji rencana kenaikan tarif KRL Commuter Line yang berlaku April 2022.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, rencananya, ongkos KRL tersebut akan naik dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 untuk 25 Km pertama. Sedangkan 10 Km selanjutnya bakal dikenakan penambahannya biaya Rp1.000.
Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan L Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Arif Anwar mengatakan, rekomendasi usulan kenaikan tarif merupakan hasil kajian kemampuan membayar (ability to payment) dan kesediaan pengguna untuk membayar (willingness to pay) kereta api perkotaan.
"Nah ini dari hasil survei tadi ini masih ada tahap diskusi juga. Kita akan usulkan penyesuaian tarif KRL kurang lebih Rp 2.000 pada 25 km pertama. Jadi kalau yang semula sebesar Rp3.000 untuk 25 Km ini jadi Rp5.000," terangnya, Rabu (12/1).
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tarif KRL memang belum pernah mengalami kenaikan lagi sejak 2016.
Baca SelengkapnyaKetentuan tarif KRL Jabodetabek merupakan kewenangan Kemenhub selaku regulator.
Baca SelengkapnyaKAI menjelaskan bahwa kebijakan ini diberlakukan untuk menjaga kenyamanan bersama serta menegakkan tata tertib di dalam kereta api.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jika kereta api jadwal yang baru tarifnya lebih tinggi atau naik kelas pelayanan, maka akan dikenakan biaya tambahan untuk selisihnya dan biaya administrasi.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif ini mempertimbangkan biaya inflasi atas penambahan lajur pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Baca SelengkapnyaPenutupan akses ini rencananya akan dimulai pada 18 Februari 2024 atau hari Minggu pekan ini.
Baca SelengkapnyaKAI Commuter terus mengupayakan peningkatan layanan untuk 900-950 ribu lebih penumpang KRL Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaDengan adanya penyesuaian tarif ini, diharapkan dapat mendukung TPJT untuk meningkatkan kualitas pelayanan tol.
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca Selengkapnya