Kurangi Potensi Banjir, Pemprov DKI Sulap Taman Jadi Kawasan Resapan Air
Merdeka.com - Jakarta adalah salah satu kota yang masih rawan banjir. Memasuki musim penghujan, Pemprov DKI Jakarta telah siaga melakukan antisipasi banjir. Ke depan, Pemprov Jakarta akan membangun taman-taman kota yang fungsinya tak hanya untuk memperindah kota tapi juga bisa mengurangi potensi banjir.
Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengatakan, pihaknya telah mulai mengelola taman-taman di Jakarta yang dijadikan sebagai daerah resapan air, termasuk membangun waduk.
"Di dalam taman-taman kita itu dengan luasan lebih dari 5.000 kita pun sudah mengelola bagaimana kita membuat waduk-waduk atau daerah untuk resapan air," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (17/10).
"Jadi itulah yang dinamakan naturalisasi atau yang dinamakan dengan rain garden," lanjutnya.
Dia menyampaikan, sejumlah taman akan dibuat dengan konsep rain garden atau taman hujan, yang salah satu tujuannya untuk menyerap air. Konsep seperti ini menurutnya telah dilakukan di sejumlah negara berkembang.
"Jadi kita nanti akan bangun Taman Tebet, Taman Langsat, dan mungkin Taman Ragunan yang akan kita manfaatkan potensi yang ada di dalam taman tersebut. Contohnya kita akan membuat taman Tebet itu dengan natural. Artinya kita bisa men-clear-kan secara alami saluran-saluran yang melalui tanah tersebut," jelasnya.
"Jadi taman itu juga harus dibangun sebagai park yang mempunyai sistem. Artinya dia bisa dapat mengurangi banjir, dia bisa menjadi tempat mitigasi bencana, atau yang lain-lainnya. Jadi bukan hanya untuk gardening yang untuk dinikmati, dilihat saja, tapi dia harus bisa berfungsi," sambung Suzi.
Ruang terbuka hijau atau taman di patung Tugu Tani juga akan dibuat tempat penampungan air hujan di bawahnya. Dengan demikian ruang tersebut memiliki fungsi lebih sebagai daerah resapan. Suzi mengatakan, taman di tengah ruas jalan juga bisa difungsikan untuk menampung air hujan.
"Taman itu kita buat dengan rain garden, rain garden itu adalah untuk di jalur-jalur yang bisa menyimpan air, yang kita buat di Kasablanka itu adalah taman di tengah itu sementara dia menampung air dari jalan tol. Itu adalah kenapa tidak kita mulai sekarang menyimpan air melalui taman-taman. Sekarang kita kesulitan sekali ketika musim kemarau kita kesulitan air. Karena kita cuma bisa berpikir kita cuma punya dua musim. Musim kemarau dan musim hujan. Ketika musim hujan kita akan menyimpan air pada taman-taman maupun dengan jalur-jalur hijau oleh sebab itu kita harus punya taman yang punya sistem," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sumur air memberikan keberlanjutan pasokan air, terutama saat terjadi gangguan pasokan air dari pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaBantuan air ini diberikan oleh Kemhan dan Unhan RI sebagai pengabdian untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaSejumlah buah bisa jadi sajian yang tepat untuk berbuka puasa dan memenuhi kebutuhan air di tubuh dengan cepat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Baca SelengkapnyaSaluran air yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan air hujan menumpuk di atap.
Baca SelengkapnyaCara Aman Angkat Benda Berat Agar Tidak Cedera, Penting Diketahui
Baca SelengkapnyaMereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaBerolahraga di luar ruangan tetap bisa dilakukan dengan aman kendati polusi udara tinggi dengan sejumlah cara.
Baca SelengkapnyaWarga Bawean Digegerkan Kemunculan Sumber Mata Air Panas usai Gempa di Tuban, Begini Penampakannya
Baca Selengkapnya