Begini Cara Dishub DKI Susun Perubahan Jam Kerja

Merdeka.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengungkapkan perubahan jam kerja di perkantoran masih dalam proses persiapan diskusi bersama stakeholder. Dia akan mengajak semua stakeholder dalam diskusi tersebut.

"Tentu semua stakeholder, baik itu dari asosiasi pusat perbelanjaan, dari asosiasi pengelola gedung, NGO, komunitas bike to work, operator angkutan umum, HIPMI, semua diundang, termasuk asosiasi pengusaha indonesia sehingga kita bisa dapatkan gambaran utuh terkait pengaturan jam kerja," ujar Syafrin, Rabu (10/5).

Diskusi tersebut, kata Syafrin, akan dikemas dalam bentuk focus group discussion (FGD) yang akan diselenggarakan pada Rabu (17/5).

"(FGD) belum tuh, rencananya tanggal 17 minggu depan," kata Syafrin.

Perubahan jam kerja di daerah DKI Jakarta bertujuan untuk mengurai kemacetan ibu kota. Hal ini berdasarkan sejumlah data kemacetan di DKI Jakarta.

"Berdasarkan rilis Tom Tom Traffic di bulan Februari kemarin terjadi peningkatan signifikan dari angka kepadatan lalu lintas kita mencapai 53% padahal kita kan sempat 34%," sambungnya.

Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.

"Baru kemarin diumumkan (peringkat 29). Kan kita pernah jadi kota tingkat kemacetannya ketiga, kemudian turun ke 7, nomor 11, turun ke 31, kemarin di 2021 menjadi 46. sekarang di Februari 2022 naik jadi 29," ungkap Syafrin.

Syafrin mengatakan FGD tanggal 17 Mei nanti akan mendiskusikan penanganan kemacetan sehingga pihaknya akan menerima segala saran dan masukan.

"Kita harapkan dibahas lebih detail pada pelaksanaan FGD penanganan kemacetan nanti. Tentu kami juga terbuka untuk menerima saran, masukan yang sifatnya konstruktif agar pemecahan permasalahan terkait kemacetan bisa diatasi bersama sama," tutupnya.

Reporter Magang: Alya Fathinah