Alasan Warga Tetap Pakai Masker Meski Aturan Dicabut: Bukan Covid-19 tapi Polusi
Merdeka.com - Pemerintah telah resmi mencabut aturan wajib menggunakan masker di tempat umum. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Namun, tak sedikit warga Jakarta yang memilih tetap menggunakan masker saat bepergian. Seperti yang dilakukan Saskia (23), salah satu karyawan swasta.
Saskia memilih tetap menggunakan masker bukan karena ancaman Covid-19. Melainkan karena polusi udara di Jakarta.
Selama beberapa pekan terakhir, Jakarta kerap kali berada di peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia berdasarkan data yang dilansir situs IQAir.
Saskia yang kini tinggal bersama ibunya di apartemen kawasan Jakarta Barat menyebut jendela kamarnya pada lantai 25 lebih berdebu dibanding sebelumnya.
Bahkan, katanya, jika matahari sedang terik, ia bisa melihat partikel-partikel debu berterbangan. Dari kejadian tersebut, Saskia menyimpulkan bahwa hal itu terjadi akibat polusi udara yang semakin meningkat di Ibu Kota.
"Gue sih baca headline yang sempat singgung Jakarta tingkat polusinya lagi tinggi-tinggi banget. Kayaknya beberapa bulan lalu deh," kata Saskia.
"Berasanya di meja kerja sama buku-buku gue. Kadang kalau mataharinya terik, gue bisa liat partikel debu berterbangan. Sorry lebay but it's true," sambungnya.
Masker Bisa Melindungi Diri dari Debu
Menurut Saskia, masker bisa melindungi dirinya dari debu. Apalagi kulitnya sangat sensitif terhadap debu dan udara panas.
"Gue cukup sensitif sama debu-debuaan gitu. Terus gegara makin tinggi jadi takut sih gue. Ditambah muka gue kan sensitif, enggak bisa kena panas sama debu, jadi pakai masker terus," ucapnya.
Ia berharap, Pemprov DKI dapat membuat nyaman transportasi umum agar penggunaan kendaraan pribadi semakin berkurang guna menekan polusi di Ibu Kota.
"Kendaraan umum sudah oke banget bro sejak Pak Anies. Bagusin transportasi umum sampai orang betah dan mau pindah dari kendaraan pribadi ke umum, sistemnya sama sih kaya negara maju. Sudah itu saja enggak muluk-muluk, saya enggak mau paru-paru saya hitam," kata Saskia.
Cara Pemprov DKI Atasi Polusi
Adapun Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengaku sudah menyiapkan berbagai strategi untuk mengentaskan permasalahan tersebut.
Pertama, Pemprov DKI akan menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan menanam pohon. Kemudian, Heru mengimbau masyarakat untuk melakukan uji emisi pada kendaraannya.
"Pemda DKI akan berkenan menambah RTH, kita semua menanam pohon. Di sisi lain mengurangi emisi itu misalnya dengan uji emisi kendaraan," katanya.
Selain itu, pengurangan emisi juga bisa dilakukan dengan peralihan ke kendaraan listrik.
"Tentunya peralihan bahan bakar kendaraan alternatif juga diusahakan. Termasuk juga Trans jakarta untuk berkenan menggunakan bus listrik kira-kira seperti itu," ujar Heru.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaHasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPolisi ini disebut tampan karena pakai masker. Begini potretnya saat masker dilepas.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi gadungan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara ditangkap oleh polisi.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya