4 Beda Jokowi dengan Ali Sadikin versi AM Fatwa

Merdeka.com - Ali Sadikin menjadi gubernur DKI Jakarta dari tahun 1966-1977. Pria yang dipanggil Bang Ali ini disebut gubernur legendaris Jakarta.

Selama Bang Ali memimpin Jakarta banyak terobosan yang dilakukan. Bang Ali dikenal keras, tapi lurus.

Banyak orang yang menyamakan Jokowi dengan Ali Sadikin karena sama-sama senang blusukan. Anggota Dewan Perwakilan Daerah DKI Jakarta AM Fatwa menilai Bang Ali dan Jokowi memang sama-sama bagus untuk penguasaan lapangan.

Namun keduanya tak persis sama. Bang Ali dinilai lebih tegas dan sigap ketimbang Jokowi .

Berikut perbedaan keduanya, seperti dituturkan AM Fatwa saat mengunjungi redaksi merdeka.com, Rabu (12/3).

Kebijakan penguasaan internal birokrasi

Sebagai gubernur Jakarta, Ali Sadikin benar-benar menguasai birokrasi. Dia menggerakkan motor birokrasi di internal Pemprov DKI. Sementara Jokowi dinilai tak menguasai birokrasi. Dia hanya sibuk meninjau di lapangan. Soal birokrasi Jokowi sama sekali tak pegang peran dan hanya menyerahkan semua pada Ahok."Betul-betul dia kuasai dia paham betul dia mengerti betul anak buahnya dan kalau dia sudah percaya dia bela sampai ke ujung langit," kata AM Fatwa. "Ini saya buktikan karena saya sudah sembilan tahun menjadi anak buah dan saya banyak mendapat ilmu komandan dari dia. Dia itu sangat membekas," jelasnya.

Soal perhatian terhadap surat-surat

Ali Sadikin dikenal cermat membaca surat, memo dan masukan dari semua pihak. Setelah baca surat, Bang Ali langsung memberikan disposisi untuk bawahannya agar segera dikerjakan."Jokowi kurang cermat membaca surat-surat yng masuk. Saya dapat informasi dia tidak banyak baca surat. Itu saya alami langsung sebagai warga. Saya kan bukan warga kota biasa. Saya pensiunan DKI. Saya sekarang ini pilihan rakyat sebagai anggota DPD mewakili DKI tetapi tidak ada satupun surat yang dijawab," kata AM Fatwa."Kalau Ali Sadikin saya lihat sangat cermat. Dia periksa betul itu semua surat yang masuk. Dia baca semua surat yang masuk. Dia tanda tangani semua surat perlu ditandatangani. Saya lihat betul," bebernya.

Jokowi tak kuasai psikologi

Ali Sadikin dikenal galak. Tapi dia sangat dicintai anak buahnya. Kuncinya, Bang Ali tahu bagaimana psikologis anak buah. Dia bisa bergaul dan mengatur anak buah dengan baik.Ali Sadikin tak memandang soal yunior atau senior. Jika pegawai itu punya kinerja baik, Bang Ali langsung mengapresiasi. Dipanggil langsung dan diberi tugas oleh Bang Ali sendiri."Saya secara umum mengatakan Jokowi kurang menguasai psikologi anak buah. Psikologi karakter, wilayah, budaya kurang menguasai. Tidak cukup hanya dengan pakaian khas Betawi," kata AM Fatwa."Kalau Ali Sadikin sangat memperhatikan psikologi, peta penempatan pegawai. Bukan berdasarkan tes-tes seperti yang dilakukan."

Hubungan dengan DPRD

Hubungan Jokowi-Ahok dengan DPRD DKI Jakarta cenderung tak harmonis. Banyak program DKI yang tersendat dipermasalahkan DPRD.Sementara hubungan DPRD dan Gubernur pada masa Ali Sadikin sangat baik. "Dia lihat ada anggota DPRD yang oposisi dia lakukan pendekatan secara pribadi. Dalam politik itu lobi kok. Lobi itu macam-macam caranya," kata AM Fatwa."Dia sangat praktis orangnya. kadang -kadang dia ajak orang kencing sama-sama," jelasnya sambil tertawa.