Wolff Schoemaker, Guru Belanda Soekarno di Bandung yang Inginkan Indonesia Jadi Islam
Merdeka.com - Selain sebagai pemimpin tertinggi negara, Presiden Soekarno turut dikenal sebagai arsitek yang pernah membuat ide rancangan beberapa bangunan salah satunya monumen nasional (Monas) di Jakarta.
Keterlibatannya di lini pembangunan Indonesia rupanya tak terlepas dari rekam jejak pendidikannya yang sempat mengampu jurusan teknik sipil selama kurang lebih empat tahun, di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), Bandung, Jawa Barat.
Saat berkuliah di ITB pada 1922-1926, terdapat satu sosok guru asal Belanda yang cukup berpengaruh bagi Soekarno, bernama Charles Prosper Wolff Schoemaker atau karib dikenal Wolff Schoemaker.
Selain mengembangkan pemikiran Soekarno di lingkup konstruksi, Schoemaker juga menjadi sosok yang fenomenal karena ingin membentuk Indonesia sebagai negara Islam lewat kepemimpinan presiden pertama RI tersebut. Melansir berbagai sumber Kamis (25/11), berikut kisahnya.
Dari Zeni Militer Jadi Guru Soekarno di Bandung
Charles Prosper Wolff Schoemaker
©2021 wikipedia/Merdeka.com
Sebagaimana dimuat di laman mooibandoeng, Wolff Schoemaker mengawali karier sebagai perancang teknik berperang militer Hindia Belanda (letnan zeni) pada tahun 1905-1911.
Dua tahun kemudian, ia memilih keluar dan menjatuhkan pilihan untuk berdinas sebagai insinyur teknik pada Dienst Burgerlijk Openbare Werken atau Dinas Pekerjaan Umum di Kota Batavia (sekarang Jakarta).
Londo kelahiran Banyubiru Ambarawa, Jawa Tengah, tahun 1882 itu sempat menjabat sebagai direktur di Gemeentewerken Batavia, hingga beberapa waktu kemudian menjadi pengajar di ITB dan mendidik Presiden Soekarno.
Diketahui, Soekarno sempat menjadi mahasiswa favorit Schoemaker karena kecakapannya dalam membuat desain bangunan.
Pembuka Gerbang Arsitek Soekarno
Charles Prosper Wolff Schoemaker
©2021 wikipedia/Merdeka.com
Sebagai seorang pengajar, Schoemaker menjadi salah satu guru yang cukup disegani lewat beberapa karya arsiteknya yang populer di kota kembang itu seperti, Gedung Merdeka, Bioskop Majestic, Landmark Building, Gedung Jaarbeurs, Penjara Sukamiskin, Gereja Bethel, Katedral St. Petrus, Mesjid Raya Cipaganti hingga Peneropongan Bintang Bosscha.
Sayangnya secara teori ia tak pandai menyampaikan materi, dan kerap dianggap sebagai guru yang gagal di kampus. Namun dari keseluruhan muridnya, hanya Soekarno yang dianggap mampu menuntaskan materi dengan nilai yang apik hingga ia diperhatikan sebagai murid favorit.
"Saja menghargai ketjakapanmu, Dan saja tidak ingin ketjakapan ini tersia-sia. Engkau mempunjai pikiran jang kreatif. Djadi saja minta supaja engkau bekerdja dengan pemerintah," kata professor itu kepada Soekarno, tulis Cindy Adams dalam 'Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat' (1966) halaman 37, melansir kanal Kepustakaan Presiden Perpusnas.
Jadi Mualaf dan Ingin Jadikan Indonesia Negara Islam Lewat Soekarno
Presiden Soekarno
©2021 wikipedia/Merdeka.com
Kekagumannya terhadap Soekarno tak berhenti sampai di situ, setelah Soekarno menolak dengan tegas terlibat di proyek Belanda dalam mendirikan perumahan di Kota Bandung, Schoemaker sempat melayangkan sebuah surat panjang yang berisi keinginannya untuk mengubah negara Indonesia yang saat itu baru merdeka agar memakai sistem kerajaan Islam.
Profesor tersebut memang telah menganut Agama Islam saat menjadi tenaga pendidik di ITB. Bahkan ia juga banyak mengikuti sejumlah organisasi Islam seperti Western Islamic Association di Bandung, hingga menyandang gelar Kamal oleh teman-teman Schoemaker.
Kembali lagi, surat panjang tersebut merupakan gagasan Schoemaker yang memandang bahwa Indonesia yang masih seumur jagung tak cocok menerapkan sistem pemerintahan Barat mengingat kultur Timur jauh melekat di sini. Pandangan Schoemaker ini tertuang di essay yang diterbitkan dengan judul 'Cultuur Islam' (1937).
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaIa lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaPotret Didit saat masih remaja dengan rambut tebal dan belah tengah banjir pujian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden ke-2 RI resmikan 275 pabrik di 21 provinsi secara serentak.
Baca SelengkapnyaMeski namanya sangat kental dengan Belanda, namun sosoknya menjadi pionir dalam menciptakan ejaan Bahasa Indonesia yang kita sekarang gunakan ini.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaMenegaskan kedekatannya dengan Soeharto, Prabowo mengaku jika dia kerap melakukan makan siang bersama.
Baca SelengkapnyaPria berdarah Bone ini telah meniti karier dari politik sebagai menteri perindustrian hingga menjadi Panglima ABRI yang satu-satunya dari Sulawesi.
Baca SelengkapnyaTak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.
Baca Selengkapnya