Sering Disamakan dengan Ubud, Ini 4 Fakta Terasering Pangandaran

Rabu, 1 Maret 2023 14:08 Reporter : Nurul Diva Kautsar
Sering Disamakan dengan Ubud, Ini 4 Fakta Terasering Pangandaran Pemandangan Terasering Pangandaran. ©2023 YouTube Sukamulya TV/Merdeka.com

Merdeka.com - Kawasan persawahan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat memiliki daya pikat luar biasa. Tak hanya hijaunya tanaman padi, namun pola berundak dari terasering menciptakan pemandangan yang indah.

Lokasi yang terkenal dengan nama terasering Pangandaran ini terletak di Desa Sukamulya, Kecamatan Langkaplancar. Masyarakat sekitar juga menyebut kawasan tersebut sebagai mega terasering karena memiliki luasan lahan hingga ribuan hektare.

Diketahui area terasering ini memiliki luas hingga 1.200 hektare. Ini membuat terasering Pangandaran lebih besar dari area persawahan serupa di Ubud, Bali. Keindahan keduanya disebut memiliki kemiripan.

2 dari 4 halaman

Jadi Destinasi Persawahan yang Keren

pemandangan terasering pangandaran

©2023 YouTube Sukamulya TV/Merdeka.com

Mengutip Instagram @budaya.kuring, Rabu (1/3), kawasan terasering Pangandaran menjadi lokasi yang cocok untuk healing maupun berwisata alam. Kawasan ini masih dikelilingi oleh perbukitan yang hijau dan subur.

Sepanjang mata memandang, hamparan hutan dan perkebunan menjadi pemandangan hijau yang menyejukkan. Kawasan ini juga memiliki udara yang segar dan dingin karena letaknya yang termasuk dataran tinggi.

Terasering Pangandaran direkomendasikan sebagai wisata alternatif di Kabupaten Pangandaran selain kawasan pantai yang sudah terkenal sejak dulu.

3 dari 4 halaman

Luasnya 2 Kali Terasering di Ubud Bali

Selain mempunyai pemandangan yang indah dan sejuk, terasering Pangandaran diketahui memiliki luas dua kali lipat dari terasering di Ubud, Bali.

Menurut Kepala Infrastruktur Bappeda Pangandaran, Asep Suhendar, luas terasering Pangandaran sebesar 1.200 hektare. Ini lebih luas dua kali lipat dari terasering di Ubud yang luasnya hanya 640 hektare menurut UNESCO.

Pemerintah Kabupaten Pangandaran telah melakukan pengukuran perluasan wilayah terasering. Asep berharap lokasi ini selain memiliki nilai wisata, juga bisa menjadi acuan dengan nilai universal yang luar biasa.

Alasan tersebut disematkan lantaran fungsinya sebagai nyabuk gunung atau ngais gunung atau dalam bahasa Indonesia adalah penyelamat dari bencana tanah longsor.

4 dari 4 halaman

Bisa Ikut Bercocok Tanam dan Memanen Pertanian

Sementara itu, dikutip dari YouTube Raksha 01, persawahan di sana bisa menjadi wisata edukasi karena pengunjung bisa ikut bertani dan memanen padi. Walau demikian, aktivitas ini hanya bisa dilakukan bertepatan dengan musimnya.

Selain menjajal menjadi petani, pengunjung juga bisa menjalankan aktivitas lain seperti berswafoto di spot-spot yang disiapkan, dengan pemandangan langsung area sawah lepas. Di waktu tertentu, warga sekitar juga akan menyelenggarakan pagelaran kesenian khas setempat.

Selain itu ada juga pasar budaya sawah terasering yang diadakan oleh warga Sukamulya, sebagai upaya memperkenalkan kekayaan tradisi sampai kuliner khas setempat. Beberapa jajanan yang mencuri perhatian adalah olahan singkong.

Punya Jalur Gowes yang Indah

pemandangan terasering pangandaran

©2023 YouTube Sukamulya TV/Merdeka.com

Mengutip YouTube Sukamulya TV, menikmati mega terasering juga bisa dilakukan dengan cara menaikki sepeda.  Di sana terdapat jalur setapak cukup lebar, persis di pinggir sawah tersebut.

Suasana menantang jelas dirasakan, terlebih jalurnya cukup rata di beberapa titik dengan pepohonan rindang di sisi kanan dan kirinya. Selesai gowes, aktivitas berswafoto bisa menjadi penawar lelah yang mengasyikkan.

pemandangan terasering pangandaran

©2023 YouTube Sukamulya TV/Merdeka.com

Dengan lahan pertanian yang luas, kawasan terasering Pangandaran ini memiliki potensi sebagai kampung reforma agraria yang merupakan program prioritas nasional demi kesejahteraan rakyat.

[nrd]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini