Merdeka.com - Kebanyakan wanita memasuki masa menopause di usia akhir 40-an atau awal 50-an. Pada tahun-tahun sebelum menopause, kesuburan seorang wanita akan semakin menurun. Mereka akan lebih sulit untuk hamil seperti wanita yang lebih muda, terlebih bagi wanita yang belum menikah atau yang sedang fokus pada kariernya.
Untuk alasan itu, beberapa wanita saat ini memilih melakukan pembekuan sel telur agar dapat memiliki anak di kemudian hari. Proses pembekuan sel telur, atau juga dikenal sebagai kriopreservasi oosit, adalah metode yang dapat menunda kehamilan dan menyelamatkan kemampuan wanita agar bisa hamil di masa mendatang.
Pada pembekuan sel telur, telur yang diambil dari ovarium dibekukan tanpa dibuahi dan disimpan untuk digunakan nanti. Telur beku dapat dicairkan, dikombinasikan dengan sperma di laboratorium dan ditanamkan di rahim (fertilisasi in vitro).
Wanita yang lebih muda memiliki tingkat keberhasilan yang jauh lebih tinggi daripada wanita yang lebih tua saat melakukan pembekuan sel telur. Oleh karena itu, wanita yang ingin menjalani pembekuan sel telur harus melakukannya sedini mungkin.
Sebagian besar klinik bekerja dengan wanita yang berusia di bawah 40 tahun. Beberapa klinik juga membatasi wanita yang berusia 40-49 tahun. Beberapa akan mengizinkan wanita di atas usia 45 tahun untuk membekukan telur mereka.
Wanita yang memilih prosedur pembekuan sel telur juga harus menyadari bahwa peluang kehamilan dari telur beku lebih rendah dibanding telur segar. Namun, prosedur pembekuan sel telur dapat memberikan mereka harapan untuk hamil di masa depan.
Melansir dari Medical News Today, sebelum proses pembekuan sel telur dimulai, dokter akan melihat riwayat medis yang komprehensif dengan fokus pada kesuburan, menilai keteraturan siklus menstruasi, dan melakukan serangkaian tes darah untuk menilai kadar hormon.
Indung telur seorang wanita biasanya melepaskan satu sel telur per bulan. Ketika sel telur yang tersedia untuk dibekukan sedikit, maka kemungkinan kesuksesan hamil akan lebih rendah.
Untuk memaksimalkan jumlah sel telur yang tersedia, seorang wanita dapat menjalani perawatan hormon untuk merangsang produksi sel telur lebih banyak. Perawatan ini biasanya mengharuskan seorang wanita untuk menyuntikkan dirinya dengan hormon antara satu dan tiga kali sehari.
Kebanyakan wanita juga akan minum pil KB setidaknya sebulan sebelum menerima suntikan hormon. Ini menekan siklus alami dan meningkatkan efektivitas hormon.
Jumlah dan jenis hormon bervariasi. Perawatan biasanya meliputi:
Dokter akan melakukan tes darah secara teratur untuk memantau efek dari perawatan hormon. Wanita tersebut juga akan menjalani setidaknya satu kali USG untuk mendeteksi ovulasi dan menilai perkembangan sel telur.
Advertisement
Dalam prosedur pembekuan sel telur, dokter akan memasukkan jarum ke dalam folikel ovarium untuk mengambil telur setelah matang. Dokter biasanya akan menggunakan ultrasound untuk memandu prosedur. Namun, jika telur tidak terlihat selama pencitraan ultrasound, dokter mungkin melakukan operasi perut untuk mengangkatnya.
Dengan pendekatan yang lebih invasif ini, dokter membuat sayatan kecil di perut dengan obat penenang dan obat nyeri, lalu memasukkan jarum untuk mengeluarkan sel telur.
Setelah dokter mengambil telur, pembekuan harus dilakukan sesegera mungkin. Namun, telur penuh dengan air, yang dapat merusak kristal es jika terjadi pembekuan segera. Untuk mencegahnya, dokter menyuntikkan larutan khusus ke dalam telur sebelum membekukannya.
medicalnewstoday.com
Nantinya, ketika wanita tersebut siap menggunakan sel telurnya, dia akan menjalani fertilisasi in vitro. Dengan fertilisasi in vitro, spesialis kesuburan membuahi sel telur di laboratorium, menggunakan sperma dari pasangan wanita atau dari pendonor.
Jika prosedurnya berhasil, sel telur dan sperma berkembang menjadi embrio yang mengalami implantasi di rahim wanita beberapa hari kemudian. Sebagian besar klinik kesuburan mencoba menumbuhkan beberapa embrio sekaligus untuk meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.
Berikut beberapa manfaat pembekuan sel telur dilansir dari infertilityaide.com:
Berikut beberapa alasan mengapa wanita membekukan sel telurnya:
Advertisement
Setelah pengambilan sel telur, beberapa wanita mungkin mengalami kram, kembung, dan bercak. Efek samping lain yang tidak diinginkan dan mengganggu antara lain:
Dalam kasus yang jarang terjadi, stimulasi telur dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai sindrom hiperstimulasi ovarium (HSS). Efek HSS dapat mencakup rasa sakit, mual, dan penambahan berat badan yang signifikan lebih dari 10 pon (lb) dalam 3-5 hari.
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, HSS dapat memicu pembekuan darah di kaki dan sesak napas.
[ank]8 Cara Mencegah Infeksi untuk Lindungi Tubuh, Jadikan Kebiasaan Sehari-hari
Sekitar 57 Menit yang laluKesaksian Warga saat Bus Alami Kecelakaan di Ciamis, Sempat Melaju Zig-zag
Sekitar 1 Jam yang laluAqidah adalah Keyakinan Dasar yang Diterima Hati, Berikut Perannya dalam Kehidupan
Sekitar 3 Jam yang laluCara Menabung Deposito beserta Kelebihan yang Didapat
Sekitar 5 Jam yang laluAngkot di Sukabumi Promosikan Situs Judi Online, Sopir Dibayar Rp100 Ribu per Bulan
Sekitar 7 Jam yang lalu9 Wisata Kepulauan Seribu yang Cantik dan Eksotis, Sajikan Pesona Indah Bahari
Sekitar 9 Jam yang laluWisata Tangkuban Perahu yang Wajib Dikunjungi, Indah dan Instagramable
Sekitar 12 Jam yang laluJulid adalah Mengomentari Sesuatu Secara Berlebihan, Begini Cara Menghadapinya
Sekitar 1 Hari yang laluPenyebab Cacar Monyet yang Perlu Diwaspadai, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya
Sekitar 1 Hari yang laluViral Usai Pandu Acara Allo Bank Festival, Ini Potret Indra Herlambang saat Jadi MC
Sekitar 1 Hari yang laluDikenal Super Sibuk, Raffi Ahmad Lakukan Cara Ini agar Kembali Fresh
Sekitar 1 Hari yang laluJadi Mbah Buyut di Film KKN di Desa Penari, Ini Fakta Perjalanan Karier Diding Boneng
Sekitar 1 Hari yang laluCara Menabung di Bank untuk Anak Sekolah, Efektif dan Mudah Dilakukan
Sekitar 1 Hari yang laluDikenal Akrab, Begini Jawaban Luna Maya & Bunga Citra Lestari saat Ditanya Soal Pacar
Sekitar 1 Hari yang laluLarangan Sudah Dicabut, Pengusaha Akui Masih Sulit Ekspor CPO dan Minyak Goreng
Sekitar 3 Jam yang laluMinyak Goreng Curah di Cirebon Melimpah, Harga per Liter Rp14.500
Sekitar 19 Jam yang laluJokowi Tinjau Harga Minyak Goreng dan Bagikan BLT di Pasar Muntilan
Sekitar 1 Hari yang laluPresiden Jokowi Cek Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Muntilan
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 1 Hari yang laluAlternatif Cara Tahan Kenaikan Harga Pertalite dkk Tanpa Tambah Utang
Sekitar 1 Hari yang laluLangkah Pemerintah Batalkan Rencana Kenaikan Harga BBM Hingga Tarif Listrik Tepat
Sekitar 1 Hari yang laluKritik Rusia, Eks Presiden AS George W Bush Keceplosan Sebut Invasi ke Irak Brutal
Sekitar 2 Hari yang laluPermintaan Ambulans untuk Ukraina Meningkat di Tengah Invasi Rusia
Sekitar 2 Hari yang laluPengamat Militer Rusia Punya Pandangan Mengejutkan tentang Perang di Ukraina
Sekitar 2 Hari yang laluSri Mulyani: Tiap Negara Punya Strategi Hadapi Kenaikan Harga Energi dan Pangan
Sekitar 3 Hari yang laluMenko PMK: Kalau Situasi Sudah Terkendali PPKM Secepatnya Dihapus
Sekitar 3 Jam yang laluMenko PMK: Jika Jadi Endemi, Penanganan Covid-19 Seperti Penyakit Biasa Gunakan BPJS
Sekitar 5 Jam yang laluMengenang Achmad Yurianto, Dokter Militer yang Jadi Jubir Pertama Penanganan Covid-19
Sekitar 12 Jam yang laluPeningkatan Mobilitas Masyarakat Saat Mudik Dorong Pemulihan Ekonomi
Sekitar 2 Hari yang laluLapor Jokowi, Menko PMK Sampaikan Kasus Kecelakaan Mudik 2022 Turun 11%
Sekitar 3 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami