Melihat Rumah Orang Sunda di Kampung Naga Tasikmalaya, Lantai Dapurnya Bisa Kelola Sisa Makanan
Warisan budaya leluhur di Kampung Naga amat menarik untuk dipelajari.
Warisan budaya leluhur di Kampung Naga amat menarik untuk dipelajari.
Kampung Naga di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, masih menjunjung tinggi kearifan lokal nenek moyang zaman dulu.
Walau mempertahankan budaya lampau, teknologi yang diterapkan masyarakat sehari-hari sungguh memukau.
Salah satu yang unik adalah, lantai dapur di rumah tradisionalnya bisa mengelola sisa makanan yang tersisa setelah dihidangkan.
Sampai sekarang, rumah dengan gaya panggung berbahan kayu dan bambu masih menjadi identitas kuat masyarakat adat di Kampung Naga. Simak selengkapnya.
Mengutip kanal YouTube Dibra Channel, Selasa (12/9), rumah adat tradisional di Kampung Naga sendiri seluruhnya bergaya rumah panggung berbahan kayu dan bilik bambu.
Mereka juga tidak menggunakan listrik dan hanya mengandalkan lampu teplok atau lentera berbahan bakar minyak tanah.
Atapnya sendiri diketahui menggunakan daun kering dari ijuk, alang-alang sampai rumbia yang dikenal kokoh menahan cuaca.
Di bagian kolong rumah panggung, biasanya digunakan untuk memelihara hewan ternak kecil seperti ayam dan bebek.
Pada bagian perabotannya, warga di Kampung Naga juga masih menggunakan perabotan peninggalan zaman dulu.
Dalam kanal YouTube Dibra Channel, sang kreator didampingi tourguide bernama Yani melihat-lihat perabotan tradisional ala warga setempat seperti setrika arang, teko berbahan seng, piring dari anyaman bambu bernama pengki dan lampu-lampu api seperti teplok, obor dan lentera.
Menurut Yani, warga setempat masih mempertahankan ini sebagai identitas asli dari Kampung Naga.
Yani juga menyebutkan bahwa terdapat beberapa nama ruangan di dalam sebuah rumah adat khas Kampung Naga.
Biasanya dalam satu rumah terdiri atas ruang tepas, nggon, balandongan sampai pawon. Tepas merupakan bagian depan rumah dengan fungsi utamanya untuk menerima tamu.
Lalu nggon merupakan penamaan kamar tidur, balandongan adalah ruang tengah atau ruang khsusu yang luas dan pawon adalah dapur.
Terdapat fakta unik dari rumah adat Sunda di Kampung Naga, yakni lantainya yang berbahan bambu bisa difungsikan untuk mengelola sisa makanan.
Menurut Yani, warga di Kampung Naga membedakan lantai di dapur dengan ruang-ruang lainnya. Khusus di dapur, lantainya menggunakan susunan bambu bernama Palupuh. Sedangkan ruang lainnya berbahan kayu.
Palupuh disebut memiliki fungsi untuk mengelola sisa makanan setelah dihidangkan dan disantap bersama keluarga. Jadi makanan yang tumpah atau sisa bisa dibuang langsung lewat lantai bambu Palupuh yang bisa dibuka dan langsung jatuh ke kandang ayam.
Makanan akhirnya tidak terbuang dan bisa menjadi makanan ternak ayam, atau terurai langsung di tanah.
Seperti diulas di laman perpustakaanbpnbjabar.kemdikbud.go.id, Kampung Naga merupakan permukiman komunitas adat Sunda yang masih mempertahankan tradisi nenek moyang mereka.
Lokasi Kampung Naga berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Lokasinya juga berbatasan dengan perbukitan Gunung Cikuray di Kabupaten Garut.
Masyarakat di sini masih mempertahankan kearifan lokal Sunda.
Asal usul nama Kampung Naga sendiri berasal dari bahasa Sunda yakni Na Gawir atau Dina Gawir yakni di sekitar bukit.
Kampung Naga menjadi destinasi budaya Sunda mulai dari pertanian, kebudayaan dan lingkungan sosial. Mayoritas warga di sini memeluk agama Islam, dan berpadu harmonis dengan adat istiadat Sunda.
Pengunjung bisa mendapatkan ragam souvenir lokal dengan harga yang terjangkau saat berkunjung ke sini untuk berlibur.
Nurcholis Agi tak pernah menyangka garis hidupnya berubah. Sebelumnya dia merupakan orang paling susah di kampungnya.
Baca SelengkapnyaAda tiga rumah sakit yang kerap menjadi langganan orang kaya Indonesia dan para pejabat negara.
Baca SelengkapnyaMengunjungi rumah masa remaja Bung Karno, ada lumbung padi hingga tempat tinggal pekerja.
Baca SelengkapnyaWarga di Sempurmayung masih menggunakan rumah adat Sunda sebagai tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaSuasana sawah saat diguyur hujan benar-benar bikin betah
Baca SelengkapnyaLulusan pascasarjana UGM ini rela lepaskan peluang berkarier di perkotaan demi menemani orang tuanya di rumah
Baca SelengkapnyaSeorang ABG laki-laki, RZ (15), hilang saat ikut orang tuanya ke kebun dekat hutan.
Baca SelengkapnyaLantaran kerap angkut 30 galon air, warga di kampung menyebutnya sebagai orang kuat.
Baca SelengkapnyaKorban keracunan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit setelah hasil pemeriksaan diharuskan dirujuk.
Baca Selengkapnya