Majalah Mangle, Ikon Anak Muda Sunda dari Zaman "Baheula" hingga "Kiwari"
Merdeka.com - Setiap daerah pasti memiliki ikon serta ciri khas yang menggambarkan suatu identitas akan wilayahnya. Ikon tersebut juga menjadi identitas budaya dan tren yang banyak diminati oleh masyarakatnya, termasuk anak muda.
Di Jawa Barat ada satu ikon anak muda yang sempat popular dan sangat digemari pada masanya. Ikon tersebut adalah Majalah Mangle. Sebuah majalah mingguan yang sempat menjadi identitas kuat anak muda. Majalah itu berisi aneka tren, seperti fashion, gaya hidup, hingga tulisan esai sastra dan carpon (carita pondok) atau cerita pendek dalam Bahasa Indonesia.
Yang paling khas dari Majalah Mangle sendiri yaitu penggunaan bahasa daerah dan isu-isu yang diangkat erat dengan kebudayaan Sunda. Selain itu, majalah legendaris tahun 70-90an itu telah melahirkan penulis-penulis sastra terkenal, seperti Dyah Padmini, Dudu Durahman, dan masih banyak lagi lainnya.
Awal Munculnya Mangle
Dilansir halaman Wikipedia, Majalah Mangle pertama kali terbit pada 21 November 1957 dan berpusat di Kota Bogor, Jawa Barat. Majalah ini juga dirintis oleh beberapa budayawan serta sastrawan Sunda seperti Wahyu Wibisana, Oeton Moechtar, Rochamina Sudarmica, Sukanda Kartasasmita, Salach Danasasmita, Utay Muchtar, dan Alibasah Kartapranata.
Kata Mangle sendiri dicetuskan oleh Wahyu Wibisana yang artinya untaian bunga.Pada awal penerbitannya Majalah Mangle terbit sebulan sekali, namun seiring meningkatnya jumlah permintaan maka penerbitannya pun ditingkatkan menjadi satu minggu sekali dengan oplah sebesar 90.000 eksemplar pada tahun 1960.
Nurul Diva 2020 Merdeka.com
Acuan Tren Anak Muda Sunda
Pada tahun 1980 hingga 1990an Majalah Mangle bertransformasi mengikuti perkembangan zaman dengan mulai memuat seputar gaya hidup hingga tren yang sedang ramai dibicarakan anak muda.
Seperti yang terlihat pada edisi bulan September tahun 1993, Majalah Mangle membahas tentang Ria Ernes, seorang pendongeng yang popular dengan boneka Susan yang sempat terkenal pada tahun 1990 an.
Dalam setiap penerbitannya Majalah Mangle juga menyasar kalangan anak-anak dengan menyediakan halaman khusus untuk anak-anak. Halaman khusus itu berisi seputar cerpen hingga pendidikan etika yang bisa diaplikasikan guna mengenalkan adat sunda sejak dini melalui tema yang ringan serta edukatif.
Nurul Diva 2020 Merdeka.com
Mangle di Era Digital
Dalam mengikuti perkembangan zaman, Mangle juga melakukan perubahan dengan beralih ke digital, agar bisa di akses secara mudah. Website Magle masih bisa diakses, yaitu Mangle-online.com.
Pada era digital ini, Majalah Mangle lebih banyak membahas seputar isu pendidikan, isu pemerintahan hingga isu sosial. Namun, kolom carpon sebagai ciri khas dari majalah tetap dipertahankan bersama dengan Bahasa Sunda yang khas.
Tema carpon yang dihadirkan juga cukup variatif, bisa dikatakan Mangle-online masih juga tetap menyasar pembaca remaja. Seperti carpon bertema Samoja Kembangan Deui karya Cucu Rahmat yang menceritakan tentang etika anak muda di zaman sekarang.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Majalah Al-Munir, Media Massa Islam Pertama di Indonesia Beraksara Jawi yang Terbit di Padang
Majalah ini juga memiliki 31 agen yang tersebar di Jawa, Sumatra, hingga Semenanjung Malaya.
Baca SelengkapnyaSosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sederet Gaya Anak Muda Tahun 80an Ini Kembali Populer, Modis dan Nyentrik
Trend dan gaya dari masa lalu kini sedang mengalami kebangkitan dan menarik minat generasi muda. Mari lihat apa saja yang menjadi tren pada tahun 80-an!
Baca SelengkapnyaMenguak Misteri Makam Tunggal di Pekarangan Warga Salatiga, Bentuknya Mirip Makam Yahudi di Semarang
Makam itu merupakan milik seorang pengusaha era Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaKini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul
Nenek berusia 86 tahun ini merupakan satu-satunya perajin mainan tradisional yang masih eksis bertahan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.
Baca SelengkapnyaPuan Pakai Baju Adat Dayak di Sidang Tahunan MPR, Motif Kainnya Ternyata Sakral
Puan Maharani mendapatkan kain ini langsung dari Kalimantan Barat (Kalbar)
Baca SelengkapnyaCerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci
Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci.
Baca Selengkapnya