45 Petuah Jawa tentang Kehidupan, Pesan Penuh Makna dalam Menjalani Hidup

Merdeka.com - Pengalaman merupakan sarana terbaik dalam merasakan kehidupan. Melalui pengalaman hidup, seseorang akan terus belajar dan berpikir sehingga diri mereka berkembang dan lebih dewasa.

Namun, pengalaman bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh setiap orang. Bagi seseorang yang baru menginjakkan kaki di fase tertentu dalam hidup, mereka dapat merasakan pengalaman tersebut dari petuah orang-orang yang sudah berjalan lebih dulu dari mereka.

Kalimat petuah memang cocok dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani hidup. Salah satu petuah yang sarat akan makna bisa Anda dapatkan dari petuah Jawa tentang kehidupan. Dengan memegang petuah Jawa tentang kehidupan, seseorang bisa lebih berhati-hati dalam hidupnya dan bijaksana dalam memilih.

Apalagi budaya Jawa terkenal dengan sopan santun dan kehalusan bahasanya, sehingga membuat petuah Jawa tentang kehidupan sangat cocok dijadikan sebagai nasehat. Dilansir dari plus.kapanlagi.com, berikut adalah beberapa petuah Jawa tentang kehidupan yang penuh dengan pesan bermakna.

Petuah Jawa tentang Kehidupan

1. "Yen urip mung isine isih nuruti nepsu, sing jenenge mulya mesti soyo angel ketemu." (Jika hidup masih dipenuhi dengan nafsu untuk bersenang-senang, yang namanya kemulyaan hidup akan semakin sulit ditemukan).

2. "Ngeluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bhanda." (Berjuang tanpa membawa massa, menang tanpa merendahkan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kaya tanpa didasari harta).

3. "Gusti iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan." (Tuhan itu dekat meski tubuh kita tidak dapat menyentuhnya dan akal kita dapat menjangkaunya).

4. "Jenenge pasangan, yen ora pas yo mung dadi angan." (Namanya pasangan, kalau enggak pas yang cuma jadi angan).

5. "Akeh manungsa ngrasakake tresna, tapi lali lan ora kenal opo iku hakikate tresno." (Banyak orang merakan cinta, tapi lupa dan tidak kenal apa itu hakikat cinta).

6. "Wayah wulangen marang kautaman, predinen susileng tata supata gawe pepadhaning kaluwarga." (Didiklah anak cucumu ke arah keutamaan, didiklah tata susila agar dapat menjadi sinar cahaya bagi keluarga).

7. "Mohon, mangesthi, mangastuti, marem." (Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk meyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat berguna bagi sesama).

8. "Lamun sira durung wikan alamira pribadi, mara takona marang wong kang wus wikan." (Jikalau engkau belum memahami alam pribadimu, hendaknya engkau bertanya kepada yang telah memahaminya).

9. "Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundak cilaka." (Jangan sok pintar nanti salah. Jangan curang, nanti jadi celaka).

10. "Ben akhire ora kecewa, dewe kudu ngerti kapan wektune berharap lan kapan wektune kudu mandeg." (Agar akhirnya tidak kecewa, kita harus mengerti kapan waktunya berharap dan kapan waktunya harus berhenti).

11. "Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake." (Orang yang menyebabkan keburukan maka semua kebaikannya akan terhapus)

12. "Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelam ndalan." (Tuhan memberi jalan untuk manusia yang mau mengikuti jalan kebenaran).

13. "Ngelmu iku kalakone kanthi laku." (Bila ingin menjadi pintar, maka harus belajar mencari ilmu).

14. "Tenangno pikirmu. Ayemno atimu. Gusti Allah mboten sare." (Tenangkan pikirmu. Tenangkan hatimu. Allah tidak tidur).

15. "Dadi wong lanang ojo koyo krupuk. Teles sitik lemes." (Jadi laki-laki jangan kayak kerupuk. Basah sedikit lemas).

Petuah Jawa tentang Kehidupan yang Penuh Makna

16. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe, banter tan mblancangi, dhuwur tan nungkuli." (Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih, cepat tanpa harus mendahului, tinggi tanpa harus melebihi).

©2013 Merdeka.com

17. "Memayu hayuning pribadi: memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning sesama, memayu hayuning bawana." (Berbuat baik bagi diri sendiri, keluarga, sesama manusia, makhluk hidup dan seluruh dunia).

18. "Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa." (Jangan jadi orang yang merasa bisa dan merasa pintar tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa).

19. "Arek lanang iku kuoso milih, arek wadon kuoso nolak." (Anak laki-laku bebas memilih, anak perempuan bebas menolak).

20. "Abot entheng saka panggawene dhewe." (Berat dan ringannya kehidupan tergantung dari diri manusia itu sendiri).

21. "Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu." (Hidup itu terus berjalan, bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu biar nasibmu baik).

22. "Tetese grimis karo tetese tangisanmu, iseh jeru tetesen banyu motone wong tuoku." (Tetesan gerimis sama tetesan tangismu, lebih dalam tetesan air mata orangtuaku).

23. "Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning Hyang sukmo." (Lakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada Tuhan).

24. "Urip iku koyo kopi, yen ndak iso nikmati rasane panggah pait." (Hidup itu bagaikan secangkir kopi, jika kalian tidak bisa menikmatinya yang dirasa hanyalah pahit).

25. "Wit, yen diuncali watu tetep dibales kanggo woh." (Hiduplah seperti pohon, ketika dilempari batu tetap dibalas dengan buah).

26. "Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran." (Manusia itu memiliki sifat Tuhan).

27. "Sembur-sembur adus, siram-siram bayem." (Sebuah tujuan yang terlaksana karena mendapat dukungan banyak orang).

28. "Kena iwake aja nganti buthek banyune." (Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan).

29. "Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake." (Menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan lawan, sifat kesatria yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur).

30. "Wong sabar rejekine jembar, ngalah urip luwih berkah." (Orang sabar rezekinya luas, mengalah hidup lebih berkah).

Petuah Jawa tentang Kehidupan Singkat

31. "Rela lan legawa lair trusing batin." (Ikhlas lahir batin).

32. "Becik ketitik, ala ketara." (Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga).

33. "Anak polah bapa kepradah." (Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik).

34. "Iro yudho wicaksono." (Satria yang berani berperang membela kebenaran, menegakkan keadilan dengan berlandaskan prinsip kebijaksanaan).

35. "Ana dina, ana upa." (Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata).

36. "Sabar iku ingaran mustikaning laku." (Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah kehidupan).

37. "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti." (Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri).

38. "Mikul dhuwur mendhem jero." (Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua).

39. "Alam iki sajatining guru." (Alam ini adalah guru).

40. "Milih-milih tebu oleh boleng." (Terlalu banyak memilih tapi pada akhirnya malah mendapatkan yang tidak baik).

41. "Memayu hayuning pribadi: memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning sesama, memayu hayuning bawana." (Berbuat baik bagi diri sendiri, keluarga, sesama manusia, makhluk hidup dan seluruh dunia).

42. "Natas, nitis, netes." (Dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan Tuhan kita kembali).

43. "Narimo ing pandum." (Menerima segala sesuatu dengan ikhlas).

44. "Sabar sareh mesthi bakal pikoleh." (Pekerjaan apapun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil).

45. "Kadang lathi iso gawe loroning ati." (Kadang lidah bisa membuat sakit hati).