Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta 4 Kampung Adat di Jawa Barat, Seakan Membawa Pesan Penting untuk Manusia

Fakta 4 Kampung Adat di Jawa Barat, Seakan Membawa Pesan Penting untuk Manusia Kampung Adat Mahmud. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejatinya kampung adat merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi masyarakat yang masih menganut kepercayaan nenek moyang. Kampung adat juga merupakan warisan secara turun temurun. Dan, di Indonesia sendiri, masih banyak masyarakat adat yang menjaga warisan tersebut.

Masyarakat Jawa Barat masih banyak yang menganut paham nenek moyang, terutama di kawasan yang masih kuat unsur tradisinya seperti di Garut dan Sukabumi. Di wilayah tersebut, masih banyak kampung adat yang ditinggali sebagai warisan leluhur yang terus dijaga oleh penghuninya.

Tak hanya untuk melestarikan nilai-nilai leluhur saja, kampung adat juga mengandung unsur penting dalam kehidupan. Salah satunya sebagai unsur keselamatan hidup yang menjalankannya dan pesan tersembunyi yang harus diwariskan sebagai pengingat masyarakat di tatar Sunda.

Kampung Adat Naga, Membawa Pesan Kesederhanaan

kampung adat naga

Kampung Adat Naga/Liputan6.com

Kampung Naga merupakan sebuah perkampungan adat yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Kampung adat dengan tingkat tradisi dan pamali yang masih tinggi ini membawa pesan yang kuat kepada masyarakat agar bisa selalu hidup menyatu dengan alam, sehingga sebisa mungkin meminimalisir untuk berinteraksi dengan masyarakat dari perkotaan.

Menurut legenda setempat yang diutarakan oleh Uchu Suherlan (53) ketua himpunan Pramuwisata Kampung Naga, bersama Endut Suganda (51), pola kebiasaan masyarakat yang mempertahankan kesederhanaan memang sudah terbentuk lama, warisan yang diturunkan sejak turun temurun itu, seolah menjadi aturan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kebiasaan sederhana tersebut bisa membuat masyarakat untuk mengerem hawa nafsunya dalam melakukan banyak hal di dunia sehingga bisa mencegah kerusakan di muka bumi sebagai sumber kehidupan

"Pengunjung ke sini bukan mencari tontonan tapi tuntunan buat belajar, mengajarkan hidup kesederhanaan di alam," ujar Ucu bangga, dilansir dari Liputan6.com.

Kampung Adat Cikondang, Membawa Pesan Mitigasi Alam

rumah adat cikondang

Kampung Adat Cikondang/situsbudaya.id

Ada istilah yang terkenal di Kampung Adat Cikondang ini, yaitu meratakan berarti merusak. Kepercayaan tersebut muncul dengan argumentasi bahwa ketika manusia ramah terhadap alam dengan tidak mengeksploitasi secara berlebihan membuat alam menjadi ramah kepada kita. Filosofi tersebut sudah tertulis dalam serat leluhur.

Di Kampung Adat Cikondang, secara tersirat memiliki konstruksi yang tahan terhadap bencana, rata-rata rumah di kampung tersebut memiliki pola konstruksi yang sama, yaitu berlantai panggung setinggi 60-80 cm dari tanah, dikombinasikan dengan tiang dari kayu jati atau suren yang terkenal kokoh, lalu sambungan yang diikatkan pen dan pasak, atau diikat tali ijuk maupun rotan. Hingga di bagian pondasi diletakkan di atas batu.

Hal tersebut diutarakan oleh Sujana, Sang Juru Kunci Cikondang. Menurutnya, tradisi tersebut merupakan sebuah teknologi yang diwarsikan secara turun temurun sebagai upaya pencegahan bencana. Kampung Adat Cikondang pun terbukti tahan terhadap bencana gempa besar yang pernah mengguncang Jawa Barat pada tahun 2009.

"Ketika gempa 7,3 skala richter mengguncang Jawa Barat pada 2009 lalu, bumi adat Cikondang tetap kokoh berdiri," ujar Sujana.

Kokohnya Kampung Cikondang merupakan bukti jika masyarakat menyatu dengan alam maka alam akan menhindarkan kita dari bencana yang tiba tiba datang.

Kampung Mahmud Membawa Pesan Keselamatan Saat Penjajahan

mahmud

Kampung Adat Mahmud

Kampung Mahmud sendiri berada di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Kampung tersebut saat ini dihuni oleh sekitar 200an kepala keluarga di area seluas 4 hektar.

Dilansir dari Dispar Jabar, kampung Mahmud pernah menjadi tempat berlindung yang aman dari serbuan para penjajah setelah sang pendiri memiliki firasat bahwa salah satu kampung yang harus ia tinggali setelah berhaji akan di jajah.

Sang pendiri tersebut ialah Embah Eyang Abdul Manaf, keturunan dari Syarif Hidayatuliah seorang wali yang berasal dari Cirebon. Ia mendirikan kampung tersebut di pinggir Sungai Citarum setelah pulang dari menunaikan Ibadah Haji.

Saat sedang berdoa di Mekah beliau mendapat firasat bahwa negerinya akan dijajah oleh bangsa asing (Belanda). Nama Mahmud sendiri merupakan nama tempat Eyang Manaf berdoa yakni Gubah Mahmud.

Di zaman penjajahan, Kampung Mahmud sendiri telah dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian yang cukup aman oleh masyarakat sekitar. Sampai saat ini, masyarakat Kampung Mahmud sangat mencintai dan menghormati leluhurnya, dengan memelihara makamnya dengan baik, mengingat Kampung Mahmud pernah membawa pesan perlindungan kepada masyarakat agar terhindar dari para penjajah.

Kampung Urug, Membawa Pesan Ketahanan Pangan

kampung adat urug

Kampung Adat Urug/Dream.co.id

Kampung Urug merupakan sebuah Kampung Adat yang terletak di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Kampung tersebut dipercaya sebagai kampung yang dihuni oleh keturunan Prabu Siliwangi yang merupakan Raja dari Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat.

Menurut Dispar Jabar, hal tersebut dibuktikan melalui seorang ahli yang memeriksa bangunan di wilayah perkampungan tersebut dan desainnya mirip dengan salah satu bangunan di Cirebon Jawa Barat dan merupakan peninggalan dari Kerajaan Pajajaran.

Kata Urug sendiri brasal dari kata Guru yang diadopsi dari etimologi rakyat yaitu di-gugu dan Ditiru, artinya harus diperhatikan dan diamalkan segala pengajaran dan petuah dari nenek moyang sebagai Role Model masyarakat Sunda di wilayah tersebut.

Pesan di Balik Keberadaan Kampung Adat

Dilansir dari Jurnal penelitian oleh Halimi, dari UIN Hidayatullah Jakarta menjelaskan, konsep tradisi yang dianut Kampung Urug ialah melalui konsep Ngaji Diri serta Penaatan Budaya Pamali yang dipegang teguh oleh masyarakat di Kampung Guru tersebut. Pesan Kampung Urug ialah Menjaga Ketahanan Pangan Melalui Tradisi.

Ngaji Diri merupakan falsafah yang dianut oleh masyarakat Kampung Urug melalui pesan Mipit Kudu Amit, Ngala Kudu Menta, Murah Bacot Murah Concot, Ulah Hareup teuing Bisi Tijongklok, Ulah Tukang Teuing Bisi Tijengkang, Nafsu Kasasarnya Lampah Badan Anu Katempuhan.

Dalam istilah tersebut secara keseluruhan memiliki pesan, dengan menerapkan budaya pamali dalam kegiatan pertanian maka dipercaya bisa mendatangkan ketahanan pangan yang mencukupi bagi seluruh masyarakat di Kampung Urug tersebut.

Bentuk pamali yang dilarang ialah seperti menjual beras atau padi yang merugikan pembeli, larangan untuk memakai mesin dalam mengolah padi dan masa tanam hanya satu kali dalam satu tahun (masa tanam 6 sampai 7 bulan) yang dilaksanakan serempak.

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Deretan Fakta Menarik Bukit Barisan, Jajaran Gunung yang Membentang di Pulau Sumatra

Deretan Fakta Menarik Bukit Barisan, Jajaran Gunung yang Membentang di Pulau Sumatra

Bukit Barisan dengan gagah membentang di sepanjang pulau Sumatra ini memiliki deretan fakta unik yang belum banyak orang ketahui.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Menarik Malang Kabupaten Tertua di Jawa Timur, Daerah Penting Sejak Zaman Kerajaan

5 Fakta Menarik Malang Kabupaten Tertua di Jawa Timur, Daerah Penting Sejak Zaman Kerajaan

Kabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Terbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat

Terbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat

Di bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jalan di Kampung Ini Bersih dan Mulus Banget Karena Sering Dipel, Viewnya Menakjubkan Bikin Melongo

Jalan di Kampung Ini Bersih dan Mulus Banget Karena Sering Dipel, Viewnya Menakjubkan Bikin Melongo

Warga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.

Baca Selengkapnya
Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi

Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi

Banyak warga lokalnya menggunakan ladang untuk dijadikan sebagai lahan menanam sayur-sayuran.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Cakung, Wilayah Bersejarah di Jakarta Timur yang Kini Jadi Kawasan Industri

Fakta Menarik Cakung, Wilayah Bersejarah di Jakarta Timur yang Kini Jadi Kawasan Industri

Di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.

Baca Selengkapnya
Lezatnya Ketupat Colet, Hidangan Khas Melayu yang Wajib Disajikan Saat Lebaran di Kalimantan

Lezatnya Ketupat Colet, Hidangan Khas Melayu yang Wajib Disajikan Saat Lebaran di Kalimantan

Lebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.

Baca Selengkapnya
Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu

Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu

Gunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan

Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan

Tak jarang di Gunungkidul terdapat bukit yang tersusun dari batu karang seperti yang berada di lautan.

Baca Selengkapnya