3 Alasan Penting Pustakawan Sebaiknya jadi Kreator Konten, Ini Kata Wakil Rektor UI
Merdeka.com - Pustakawan Universitas Indonesia (UI) didorong untuk menjadi kreator konten sebagai bagian dari upaya mengembangkan kualitas dan variasi layanan di era teknologi informasi seperti saat ini.
“Sebagai agen transformasi, perpustakaan harus melakukan upaya signifikan dalam mengadopsi teknologi untuk mengembangkan kualitas dan variasi layanan," ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris melalui keterangan tertulis, Minggu (3/4).
Menurut Haris, di era digital, perpustakaan menjadi instrument penting untuk mendiseminasikan informasi terkait pembelajaran, riset, dan pengembangan di perguruan tinggi.
Penyebaran Informasi yang Masif
©2020 Merdeka.compxhere.com/Mohamed Hassan
Prof. Haris mengungkapkan, penting bagi para pustakawan untuk menguasai teknologi agar bisa menyebarkan informasi secara masif.
Selain itu, pustakawan juga dituntut untuk membuat konten di media sosial agar manfaat literasi semakin luas jangkauannya.
Kini, media sosial dan konten menjadi hal penting karena merupakan kunci menampilkan citra diri di mata publik.
Peran Strategis
View this post on Instagram
Perpustakaan UI sendiri memiliki peran strategis untuk mencapai visi dan misi sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi. Saat ini, ada sekitar 1,5 juta koleksi yang tersimpan di Perpustakaan UI dan perpustakaan fakultas.
Perpustakaan UI sebagai unit pengajaran dan penelitian didorong untuk terus menambah koleksi, mengembangkan sistem, dan memberikan terbaik kepada para pengguna.
Informasi koleksi Perpustakaan UI dapat diakses melalui laman https://lib.ui.ac.id/. Sementara itu, jadwal kegiatan Perpustakaan UI dapat dilihat di akun Instagram @ui_library.
Bangun Citra di Media Sosial
©2014 Merdeka.com
Sementara itu Pendiri Komunitas Dongeng Kota Hujan, Suci Yoskarina mengungkapkan, penulis konten harus menerapkan prinsip KISS (keep it short and simple). Selain itu, penulis konten juga wajib memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan dapat berpikir kreatif.
Menulis efektif diperlukan agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan mudah oleh pembaca. Konten yang dibuat juga harus menggunakan bahasa yang baik untuk memudahkan pembaca memahami pesan.
Selain itu, konten yang dihasilkan juga harus menarik, berbeda dari yang lain, serta tidak monoton. Oleh karena itu, pustakawan perlu berpikir kreatif agar bisa menjadi kreator konten yang baik.
Kreator digital Sintiawithbooks, Sintia Astarina, mengungkapkan bahwasanya citra atau branding penting untuk organisasi atau institusi karena membuat mereka lebih dikenal, meningkatkan kepercayaan audiens, serta berguna dalam penyampaian pesan dan nilai.
Citra di media sosial dapat dibangun melalui beberapa cara, salah satunya dengan konten bercerita atau storytelling. Konten bercerita dapat berdampak besar karena bisa membangun kedekatan emosional dengan audiens.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
Baca SelengkapnyaPernyataan sivitas akademika dan alumni UIN dilakukan setelah menimbang dan memperhatikan perkembangan penyelenggaraan pemilu/pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pelecehan itu terjadi pada Februari 2023 di ruang kerja rektor di kampus UP, Jalan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaSetidaknya sudah ada 16 nama terjaring sebagai bakal calon Rektor Universitas Pancasila.
Baca SelengkapnyaDewan guru besar Universitas Indonesia prihatin melihat kondisi bangsa saat ini.
Baca SelengkapnyaFauzi dalam pidatonya sempat menitipkan asa keberanian penegakan hukum di dunia pendidikan
Baca SelengkapnyaSejumlah rektor paparkan berbagai keberhasilan yang telah diraih pemerintahan Jokowi selama 9 tahun.
Baca Selengkapnya