Merdeka.com - Masuknya musim penghujan perlu diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana longsor seperti Puncak Bogor, Jawa Barat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yani Hassan membenarkan kawasan dataran tinggi di wilayah tersebut memang menjadi daerah yang rawan bencana. Terkait hal itu, ada sejumlah faktor yang melatar belakanginya, salah satunya karena wisata.
"Beberapa lokasi seperti pemukiman, jalan, sarana prasarana, villa, hotel, tempat rekreasi dan lainnya, pada posisi yang bersebelahan dengan lereng akan berpotensi dengan bencana longsor," terang Hassan saat ditemui di kantornya, Minggu (21/11).
Kawasan Puncak Bogor rawan bencana longsor
©2021 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Senada dengan Hassan, Bupati Kabupaten Bogor, Ade Munawaroh Yasin mengungkapkan jika di kawasan Puncak telah marak pendirian bangunan permanen yang menyalahi aturan.
Hal ini kemudian diperparah dengan adanya pembangunan kawasan wisata oleh unit bisnis yang tidak mengindahkan fungsi resapan air, sehingga saat hujan akan berdampak terhadap bencana terutama longsor.
"Akhir-akhir ini kami melihat banyak lahan-lahan atau tanah-tanah di kawasan Puncak Bogor ini yang tidak digunakan sebagaimana mestinya," kata Bupati Bogor, Ade Yasin saat ditemui di Bogor.
Advertisement
©2021 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Di kesempatan itu, Ade mengatakan jika banyaknya bangunan permanen yang menyalahi aturan membuat fungsi resapan tak optimal. Dampaknya kawasan tanah labil di sana semakin terbebani, sehingga pihaknya melakukan tindakan tegas dengan menertibkan hingga melakukan penyegelan.
Selain itu sebagai langkah antisipasi, pihaknya terus mengimbau kepada para pemilik lahan agar hak guna usaha (HGU) miliknya tidak dikerjasamai oleh sembarang pihak dan disalahgunakan.
"Untuk penertiban masih terus kami lakukan, dan diimbau juga untuk masyarakat agar hak guna usahanya (HGU) tidak dikerjasamakan atau dibiarkan (melanggar aturan)," katanya lagi.
Bencana longsor di Puncak kerap terjadi saat musim hujan
©2018 Merdeka.com/Arie Basuki
Sementara itu, berdasarkan uraian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) setidaknya ada tiga alasan kawasan puncak menjadi daerah yang rawan bencana di musim hujan yakni dipenuhi kontur tanah yang labil, adanya struktur bebatuan serta tingginya curah hujan.
Adapun masyarakat setempat meminta agar para pemilik lahan bisa melakukan pengoperasian area wisata dengan mengindahkan aturan yang berlaku dan memperhatikan lingkungan agar tidak berdampak buruk terhadap geliat pariwisata yang menjadi tumpuan hidup warga di sana.
"Karena wisatawan datang ke sini untuk menikmati alamnya, kebun teh dan lain-lain, sehingga jangan sampai dibuat rekayasa wisata yang justru menghancurkan pariwisata itu sendiri," kata salah seorang warga, mengutip dari YouTube Liputan6 SCTV.
Advertisement
Berat Badan Turun, Ricky Cuaca Berharap yang Dilakukannya Bisa Memotivasi Orang Lain
Sekitar 23 Menit yang laluKisah Inspiratif Warga Depok Tampung Sampah dari Warga, Dikelola untuk Bantu Sesama
Sekitar 50 Menit yang laluCerita Denny Cagur hingga Jadi Pelawak Terkenal, Sudah Lucu dari SD
Sekitar 1 Jam yang laluResep Kerupuk Seblak Kering yang Enak dan Sederhana, Cocok untuk Camilan Bersantai
Sekitar 1 Jam yang laluPemkab Bogor akan Hapus Denda Kependudukan, Begini Penjelasan Plt Bupati
Sekitar 2 Jam yang laluNyalakan 339 Lilin Teratai, Perayaan Waisak di Vihara Tertua Cirebon Berjalan Khidmat
Sekitar 3 Jam yang laluKewajiban Menjaga Lingkungan dalam Kehidupan Sehari-hari
Sekitar 4 Jam yang laluResep Bubur Havermut ala Rumahan, Cocok untuk Diet
Sekitar 6 Jam yang lalu30 Kata-kata Mutiara Menjaga Lisan, Inspiratif dan Penuh Makna
Sekitar 6 Jam yang lalu8 Manfaat Air bagi Kehidupan yang Tak Tergantikan, Penting Diketahui
Sekitar 22 Jam yang laluPelaku UMKM di Jabar Didorong Terapkan Hidup Hemat Karbon, Begini Caranya
Sekitar 1 Hari yang laluRatusan Porter di Stasiun Cirebon Ini Lakukan Flash Mob Tari Kreasi, Curi Perhatian
Sekitar 2 Hari yang laluSatgas Penyakit Kuku dan Mulut Disiapkan Pemkab Tangerang, Ini Tugasnya
Sekitar 2 Hari yang lalu6 Makanan Pahit yang Menyehatkan, dari Brokoli hingga Kakao
Sekitar 2 Hari yang laluAksi Petani Sawit Protes Larangan Ekspor Minyak Goreng dan CPO
Sekitar 2 Jam yang laluPemerintah Luncurkan Program MigorRakyat Pastikan Distribusi Minyak Goreng Rp 14.000
Sekitar 2 Jam yang laluBUMN Target Salurkan Minyak Goreng Rp 14.000/Liter di 5.000 Lokasi, ini Daerahnya
Sekitar 21 Jam yang laluJaksa Agung Jamin Kasus Korupsi Ekspor CPO akan Dituntaskan
Sekitar 1 Hari yang laluInflasi Indonesia 2022 Diproyeksi Bisa Capai 6 Persen, ini Alasannya
Sekitar 4 Hari yang laluKonsumsi Pertalite Naik 46 Persen Saat Arus Mudik Lebaran 2022
Sekitar 5 Hari yang laluSyarat Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 5,2 Persen Bisa Tercapai
Sekitar 6 Hari yang laluHati-Hati Ada Solar Tumpah di Tanjakan Gentong
Sekitar 1 Minggu yang laluKonflik Rusia-Ukraina Rugikan Indonesia, Neraca Perdagangan Alami Defisit
Sekitar 23 Menit yang laluMcDonald's Tutup Seluruh Restorannya di Rusia
Sekitar 3 Jam yang laluBanjir Jadi Strategi Ukraina Menahan Laju Pasukan Rusia Masuk Kota Kiev
Sekitar 1 Hari yang laluKeluarga Tentara Ukraina yang Terjebak di Mariupol Minta Bantuan China
Sekitar 2 Hari yang laluKasus Covid-19 di Korea Utara Tembus 1,4 Juta dan Enam Kematian Baru
Sekitar 4 Jam yang laluUsai Libur Panjang dan Mudik, 2.500 Orang di Banten Divaksinasi
Sekitar 20 Jam yang laluUpdate Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Hari Ini, 8 Orang Masih Dirawat
Sekitar 21 Jam yang laluJelang Arus Balik PO Haryanto Rugi Rp300 Juta, Jawaban Sang Owner Bikin Terenyuh
Sekitar 1 Hari yang laluMomen SBY Pulang Kampung ke Pacitan, Kaos yang Dipakainya Bikin Salah Fokus
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami